Tampilkan di aplikasi

Buku Unsoed Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Produksi Benih Kentang di Dataran Rendah Tropis

1 Pembaca
Rp 80.000 15%
Rp 68.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 204.000 13%
Rp 58.933 /orang
Rp 176.800

5 Pembaca
Rp 340.000 20%
Rp 54.400 /orang
Rp 272.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kemiringan lahan di dataran tinggi untuk produksi benih kentang dan juga permasalahan hama dan penyakit tanaman pada budidaya secara konvensional dapat diberikan alternatif budidaya dengan produksi benih kentang di dataran rendah. Dataran rendah di Indonesia terdapat secara luas dari Sumatra, pulau Jawa, sebagian besar Pulau Kalimantan dan Papua. Penerapan teknologi budidaya benih kentang menggunakan sistem aeroponik dengan bibit dari kultur jaringan akan mendukung hasil benih yang berkualitas, mengurangi infeksi penyakit dan penggunaan pestisida. Teknologi aeroponik juga dapat meningkatkan jumlah benih kentang yang dihasilkan.

Namun, dataran rendah memiliki suhu yang lebih panas dibandingkan dataran tinggi, sehingga kurang sesuai untuk penanaman kentang. Oleh karena itu perlu rekayasa iklim untuk dapat melakukan produksi benih kentang di dataran rendah. Penulis telah melakukan kajian rekayasa iklim di daerah perakaran untuk penanaman kentang secara aeroponik di dataran rendah, namun masih banyak ditemukan konndisi layu dibagian atas tanaman. Buku ini memberikan gambaran sistem aeroponik dan penambahan rekayasa iklim bagian atas tanaman untuk produksi benih kentang di dataran rendah dalam rangka menurunkan suhu udara yang tinggi dibagian atas tanaman dan mengurangi kondisi layu dibagian atas tanaman agar mendekati persyaratan tumbuh tanaman kentang.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Eni Sumarni / Afik Hardanto / Poppy Arsil
Editor: Arief Sabdo Yuwono / Dyah Wijayawati

Penerbit: Unsoed Press
ISBN: 9786237144946
Terbit: Agustus 2020 , 74 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Kemiringan lahan di dataran tinggi untuk produksi benih kentang dan juga permasalahan hama dan penyakit tanaman pada budidaya secara konvensional dapat diberikan alternatif budidaya dengan produksi benih kentang di dataran rendah. Dataran rendah di Indonesia terdapat secara luas dari Sumatra, pulau Jawa, sebagian besar Pulau Kalimantan dan Papua. Penerapan teknologi budidaya benih kentang menggunakan sistem aeroponik dengan bibit dari kultur jaringan akan mendukung hasil benih yang berkualitas, mengurangi infeksi penyakit dan penggunaan pestisida. Teknologi aeroponik juga dapat meningkatkan jumlah benih kentang yang dihasilkan.

Namun, dataran rendah memiliki suhu yang lebih panas dibandingkan dataran tinggi, sehingga kurang sesuai untuk penanaman kentang. Oleh karena itu perlu rekayasa iklim untuk dapat melakukan produksi benih kentang di dataran rendah. Penulis telah melakukan kajian rekayasa iklim di daerah perakaran untuk penanaman kentang secara aeroponik di dataran rendah, namun masih banyak ditemukan konndisi layu dibagian atas tanaman. Buku ini memberikan gambaran sistem aeroponik dan penambahan rekayasa iklim bagian atas tanaman untuk produksi benih kentang di dataran rendah dalam rangka menurunkan suhu udara yang tinggi dibagian atas tanaman dan mengurangi kondisi layu dibagian atas tanaman agar mendekati persyaratan tumbuh tanaman kentang.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran berupa umbi yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Kentang saat ini, menjadi salah satu makanan penting dan popular tidak hanya di negara-negara Eropa, tetapi juga banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Perkembangan industri makanan dan gaya hidup mendorong produk makanan berbahan baku kentang dan olahannya digemari oleh masyarakat Indonesia. Kentang memiliki nilai gizi yang baik, diantaranya kandungan asam amino dan protein pada kentang sangat baik untuk kesehatan, selain itu umbi kentang juga mengandung karbohidrat, vitamin C, kalsium, sodium, serat diet, zat besi dan vitamin B6, serta sedikit lemak.

Pemanfaatan kentang sebagai produk makanan berkembang pesat di kotakota besar sampai ke daerah. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya restoran, kafe, minimarket dan supermarket bahkan pusat oleholeh/jajanan yang menyediakan kentang goreng dan keripik kentang sebagai salah satu produk yang dijual. Promosi produk makanan berbahan baku kentang di media massa, seperti televisi juga gencar dilakukan, yaitu melalui iklan-iklan di sela-sela program televisi. Di Indonesia, industri keripik kentang mengalami perkembangan yang cukup meningkat. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan semakin meningkatnya permintaan bahan baku kentang untuk industri keripik.

Namun, produksi kentang dalam negeri untuk varietas kentang yang memenuhi kriteria untuk diolah diindustri keripik hanya mampu memenuhi ± 25% dari yang dibutuhkan. Upaya peningkatan produksi kentang telah dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan benih. Salah satu permasalahan peningkatan produksi kentang yaitu bagaimana ketersediaan dan kontinyuitas bibit bermutu (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. 2004; Wattimena, 2000).

Biaya produksi bibit kentang dapat mencapai lebih dari 30% dari total biaya produksi tergantung di negara atau wilayah dimana dilakukan produksi benih. Selain itu, produksi benih kentang di negara beriklim tropis seperti Indonesia juga menghadapi serangan hama dan penyakit tanaman yang endemik di sentra produksi kentang.

Sentra produksi benih kentang di Indonesia tersebar di beberapa dataran tinggi, untuk daerah Jawa berada di Dataran tinggi Dieng, Banjarnegara Wonosobo. Teknologi peningkatan produksi benih kentang yang saat ini sedang diteliti, dicoba dan mulai dikembangkan adalah teknologi aeroponik. Teknologi aeroponik merupakan salah satu adopsi teknologi produksi benih kentang yang sehat.

Penerapan teknologi budidaya benih kentang melalui sistem aeroponik tersebut menggunakan bibit dari kultur jaringan supaya menghasilkan bibit yang berkualitas sehingga mendukung peningkatan hasil panen, mengurangi biaya, mengurangi infeksi penyakit dan berkurangnya penggunaan pestisida. Oleh karena itu teknologi ini memiliki konstribusi positif terhadap ketahanan benih dan kelestarian lingkungan.

Penulis

Eni Sumarni - Penulis menyelesaikan sarjana (S1) pada Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB di tahun 2002. Pendidikan Strata 2 (S2) diselesaikan tahun 2007 dan Strata 3 (S3) diselesaikan tahun 2013, keduanya pada program Ilmu Keteknikan Pertanian IPB. Saat ini penulis bekerja sebagai dosen tetap di Program Studi Teknik Pertanian dan Kepala Laboratorium Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan (TSTET) Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Purwokerto. Jawa Tengah. Penulis berkegiatan tridarma perguruan tinggi dari kegiatan pengajaran (memberi kuliah) kepada mahasiswa, bersama tim aktif melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sesuai dengan bidang kajian yang ditekuni penulis, yaitu teknologi greenhouse dan hidroponik. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tersebut berhasil dalam ajang kompetisi lokal Unsoed maupun nasional, seperti Hibah Bersaing, Hibah Strategis Nasional, Hibah Penelitian Terapan, Hibah BLU Unsoed, Hi Link, Insentif Ristek Bagi Industri, Ipteks Bagi Masyarakat (IbM).
Afik Hardanto - Penulis merupakan dosen di Fakultas Pertanian, UNSOED sejak tahun 2006. Program Sarjana diselesaikan pada tahun 2005 dan Master pada tahun 2011 di UGM. Menamatkan pendidikan S3 pada tahun 2017 di Goettingen University, Jerman. Saat ini mengajar beberapa mata kuliah, seperti: Hidrologi, Teknik Konservasi Tanah dan Air, dan Manajemen Sistem Irigasi.
Poppy Arsil - Dilahirkan di Padang Panjang, Sumatera Barat. Jenjang SMA diselesaikan di SMA Negeri Padang Panjang. Poppy Arsil melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor/IPB University (IPB) di Jurusan Teknologi Industri Pertanian melalui jalur undangan. Pendidikan master dilanjutkan di Institut Teknologi Bandung dan pendidikan doktor diselesaikan di University of Adelaide, School of Agriculture, Food and Wine. Penulis saat ini adalah staf pengajar di Universitas Jenderal Soedirman semenjak tahun 1999 sampai sekarang. Penulis juga menjabat sebagai Koordinator Pusat Penelitian Pangan, Gizi dan Kesehatan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masayarakat (LPPM) sekaligus menjadi Ketua Halal Center Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Mata kuliah yang diampu diantaranya pengantar ilmu ekonomi, ekonomi teknik, manajemen industri, riset operasional, analisi sistem, manajemen pemasaran, dan perilaku konsumer. Penulis sudah menerbitkan dua buku berjudul “Petunjuk Praktis Survei Konsumer” dan “Perilaku Konsumer Pangan Lokal”. Hasil penelitian penulis juga sudah diterbitkan di berbagai jurnal internasional bereputasi seperti Journal of Internasional Food & Agribusiness Marketing, British Food Journal, Journal of Ethic Food dan lainnya.

Editor

Arief Sabdo Yuwono - Seorang Guru Besar di program studi Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor. Pendidikan S1 diselesaikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1989, pendidikan S2 diselesaikan di University of Gent, Belgia pada tahun 1996. Sedangkan pendidikan S3 diselesaikan di University of Bonn, Jerman pada tahun 2003.
Dyah Wijayawati - Seorang pengajar di Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman. Gelar master diraih di Universitas Negeri Semarang pada tahun 2011 dengan bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab 1. Pendahuluan
     Inovasi dari sisi IPTEKS
     Potensi Ekonomi
     Inovasi dalam bidang SOSBUD
Bab 2. Morfologi dan Budidaya Kentang
     Syarat Tumbuh Tanaman Kentang
Bab 3. Aeroponik Benih Kentang
     Langkah-langkah Membuat Sistem Aeroponik untuk Produksi Benih Kentang
          1. Persiapan greenhouse untuk penanaman bibit kentang secara aeroponik
          2. Pembuatan Sistem Aeroponik untuk Produksi Benih Kentang
          3. Persiapan Bibit Kentang
          4. Sanitasi/ Kebersihan Greenhouse
          5. Persiapan Nutrisi untuk Produksi Benih Kentang secara Aeroponik
          6. Pindah Tanam
          7. Pengontrolan Pemberian Nutrisi pada Sistem Aeroponik Benih Kentang
Bab 4. Pengelolaan Nutrisi Aeroponik
Bab 5. Perawatan Tanaman Kentang Aeroponik
Bab 6. Pengendalian Iklim Mikro Bagian Atas Tanaman
     Panen dan Penyimpanan Umbi Kentang
Bab 7. Potensi Ekonomi Produksi Benih Kentang di Dataran Rendah
Penutup
Daftar Pustaka
Biodata Penulis