Tampilkan di aplikasi

Buku Bestindo Berkah Lestari hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Manajemen Pemeliharaan Kambing Cempe

1 Pembaca
Rp 87.000 15%
Rp 73.950

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 221.850 13%
Rp 64.090 /orang
Rp 192.270

5 Pembaca
Rp 369.750 20%
Rp 59.160 /orang
Rp 295.800

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Jumlah kelahiran anak kambing (cempe) di Indonesia cukup tinggi. Sayangnya tingkat kematiannya juga tinggi dan cempe lainnya juga seakan memiliki kemungkinan besar untuk terjadi kematian. Hal ini sangat mempengaruhi keberlangsungan para peternak kambing dikarenakan cempe merupakan salah satu faktor penting terciptanya bibit kambing yang berkualitas. Cempe nantinya bisa dimanfaatkan sebagai ternak sembelihan atau menjadi induk yang sehat dan dapat menghasilkan banyak anak. Sayangnya risiko kematian cempe yang masih relatif tinggi membuat potensi populasi cempe menurun. Maka dari itu perlu adanya managemen pemeliharaan yang tepat pada cempe. Buku ini membahas berbagai apek manajemen, mulai dari pakan, perkandangan, perawatan serta pencegahan dan penanganan penyakit.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Saifulloh Ali Rohman / Lestariningsih / Nining Haryuni
Editor: Dr. Ir. Syam Rahadi, S.Pt. M.P. M.M. IPM / drh. Aris Suharya

Penerbit: Bestindo Berkah Lestari
ISBN: 9786230982385
Terbit: Februari 2024 , 174 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Jumlah kelahiran anak kambing (cempe) di Indonesia cukup tinggi. Sayangnya tingkat kematiannya juga tinggi dan cempe lainnya juga seakan memiliki kemungkinan besar untuk terjadi kematian. Hal ini sangat mempengaruhi keberlangsungan para peternak kambing dikarenakan cempe merupakan salah satu faktor penting terciptanya bibit kambing yang berkualitas. Cempe nantinya bisa dimanfaatkan sebagai ternak sembelihan atau menjadi induk yang sehat dan dapat menghasilkan banyak anak. Sayangnya risiko kematian cempe yang masih relatif tinggi membuat potensi populasi cempe menurun. Maka dari itu perlu adanya managemen pemeliharaan yang tepat pada cempe. Buku ini membahas berbagai apek manajemen, mulai dari pakan, perkandangan, perawatan serta pencegahan dan penanganan penyakit.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Kambing cempe, sebagai salah satu varietas kambing lokal, memiliki karakteristik khas dan memerlukan pendekatan yang berbeda dalam pengelolaannya. Jumlah kelahiran anak kambing (cempe) di Indonesia cukup tinggi. Sayangnya tingkat kematiannya juga tinggi dan cempe lainnya juga seakan memiliki kemungkinan besar untuk terjadi kematian. Hal ini sangat mempengaruhi keberlangsungan para peternak kambing dikarenakan cempe merupakan salah satu faktor penting terciptanya bibit kambing yang berkualitas. Cempe nantinya bisa dimanfaatkan sebagai ternak sembelihan atau menjadi induk yang sehat dan dapat menghasilkan banyak anak. Sayangnya risiko kematian cempe yang masih relatif tinggi membuat potensi populasi cempe menurun. Maka dari itu perlu adanya managemen pemeliharaan yang tepat pada cempe. Buku ini membahas berbagai apek manajemen, mulai dari pakan, perkandangan, perawatan serta pencegahan dan penanganan penyakit. Setiap bab disusun dengan teliti untuk memberikan panduan praktis yang dapat diterapkan oleh peternak, baik yang berpengalaman maupun yang baru memasuki dunia peternakan kambing.

Penulis

Saifulloh Ali Rohman - Saifulloh Ali Rohman lahir di Blitar pada Tanggal 17 Agustus 2001. Penulis merupakan putra dari Bapak Ulin Nuha dan Ibu Evi Mustikowati. Penulis saat ini tinggal di Desa Tumpang RT.02/RW.07 Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Pada tahun 2007 Penulis menyelesaikan Pendidikan di TK AL Hidayah Tumpang. Pada tahun 2013 penulis menyelesaikan Pendidikan di SDN Tumpang. Penulis menyelesaikan Pendidikan di SMPN 2 Talun pada tahun 2016. Pada tahun 2019 penulis menyelesaikan Pendidikan di SMKN 1 Kademangan. Pada tahun 2020, penulis mulai menempuh Pendidikan S1 Peternakan Fakultas Ilmu Eksakta di Universitas Nahdlatul Ulama Blitar hingga saat ini. Penulis dapat dihubungi melalui email: saifullohali08@gmail.com.

“Jalani, hargai, syukuri” - Saiful-
Lestariningsih - Penulis lahir di Blitar pada 13 Maret 1990. Tahun 2008 menempuh pendidikan di S1 Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang dan Lulus pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan Program magister Ilmu Ternak dengan program fast track (Program akselerasi) di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Lulus pada tahun 2013. Sejak 2010 hingga 2012 menjadi asisten Dosen di Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Pada tahun tahun 2012 – 2015 bekerja di PT. Prima Anugerah Perkasa sebagai Quality Qontrol. Pada tahun 2016 bergabung di Prodi Peternakan Universitas Nahdlatul Ulama Blitar sebagai Dosen dan juga Kaprodi Peternakan. Pada Tahun 2019 – 2020 sebagai Dekan Fakultas Ilmu Eksakta Universitas Nahdlatul Ulama Blitar. Pada tahun 2021 mendapatkan amanah menjadi sekretaris LPPM hingga saat ini. Tugas tambahan penulis juga menjadi Asesor Pengawas Mutu Pakan di Lembaga Sertifikasi Profesi P1 UNU Blitar pada tahun 2020 hingga sekarang. Selain itu penulis juga mendapat amanah sebagai trainer dan pendamping produk halal (pph) dari BPJPH pada tahun 2022. Tahun 2022 penulis menjadi Direktur PT. Bestindo Berkah Lestari
Nining Haryuni - Dr. Nining Haryuni, S.Pt.,M.Pt lahir di Blitar pada tanggal 16 Januari 1985. Pendidikan formal penulis dimulai dari TK Al Hidayah Plosorejo tamat tahun 1991. Tahun 1997 Lulus dari MI Miftahul Ulum Plosorejo Kec. Kademangan Kabupaten Blitar, tahun 2000 Lulus dari MTsN 1 Blitar, tahun 2003 Lulus dari SMAN 1 Blitar. Pendidikan penulis dijenjang perguruan tinggi dimulai pada tahun 2003 di Jurusan Nutrisi dan makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan lulus pada tahun 2007. Tahun 2015 penulis menyelesaikan Program Magister di Program Studi Ilmu Ternak Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Penulis diterima di Program Doktor Ilmu Ternak Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Selama menjadi mahasiswa Program Magister penulis mendapatkan Beasiswa Tesis dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian Keuangan Republik Indonesia dan pada tahun 2017 penulis mendapatkan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) untuk menempuh Program Doktoral dan Lulus tahun 2021.

Daftar Isi

Cover
Halaman Sampul
Halaman Identitas Buku
Prakata
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab 1: Pendahuluan
     1.1 Ternak Kambing
     1.2 Populasi Cempe
Bab 2: Kambing
     2.1 Sejarah Perkembangan Kambing
     2.2 Peran Kambing
     2.3 Klasifikasi Kambing
Bab 3: Managemen Pakan
     3.1 Pakan Cempe
     3.2 Pemberian Kolostrum
Bab 4: Kandang Cempe
     4.1 Kandang Cempe
     4.2 Tipe Kandang
     4.3 Konstruksi Kandang Cempe
     4.4 Biosekuriti Kandang Cempe
Bab 5: Pemeliharaan
     5.1 Penanganan Pasca Lahir
     5.2 Penyapihan
     5.3 Mortalitas
Bab 6: Managemen Kesehatan
     6.1 Identifikasi Penyakit
     6.2 Klasifikasi Penyakit
     6.3 Penanganan Penyakit
Bab 7: Penutup
Daftar Pustaka
Indek
Glosarium
Biografi Penulis

Kutipan

Bab 1: Populasi Cempe
Cempe adalah anak kambing yang baru lahir hingga mencapai umur 4-5 bulan (Omelia dkk., 2023). Fase cempe merupakan fase yang sensitif karena pada fase tersebut cempe yang baru saja lahir perlu diberikan penanganan khusus untuk menghindari adanya kerugian hingga kematian (Pratama & Elisia, 2023). Hal ini dikarenakan sistem imunitas cempe yang masih belum stabil sehingga penyakit-penyakit dapat dengan mudah menyerang (Christi, Suharwanto, & Yuniarti, 2021).

Usaha peternakan kambing sangat bergantung pada keberhasilan manajemen pemeliharaan cempe sebagai bibit ternak kambing. Tata cara manajemen pemeliharaan cempe dan meliputi penanganan kelahiran cempe, pemberian kolostrum secara langsung atau dengan memerah induknya, pengamatan terhadap kesehatan, pemberian secara langsung obat-obatan pada cempe serta memperhatikan sistem perkandangan. Kelahiran anak kambing (cempe) adalah saat yang ditunggu. namun terkadang ketika cempe lahir, ternyata dalam keadaan sudah sudah tidak bernyawa, mati terinjak, mati terjepit lantai, mati terjepit induknya, kejang-kejang saat sudah mulai besar, mati terkena tetanus dan lain-lain. Kematian kambing sering kali dikarenakan masalah teknis yang menjadi penyebabnya. Biasanya kambing akan melahirkan setelah kurang lebih umur kebuntingan 148 hari.

Bab 2: Klasifikasi Kambing
Kambing adalah hewan herbivora yang biasa ditemui di berbagai belahan dunia. Kambing merupakan ternak yang termasuk dalam keluarga Bovidae dan sub keluarga Caprinae. Kambing dapat ditemukan pada daerah-daerah tropis, subtropis maupun dataran tinggi. Manusia telah lama menernakkan kambing untuk dimanfaatkan daging, susu, kulit serta bulunya. Sekitar 10.000 tahun yang lalu pada wilayah yang saat ini dikenal dengan sebutan Timur Tengah. Kambing dari spesies liar seperti Capra aegagrus yang ditemukan di daerah Mesopotamia waktu itu mulai dijinakkan dan didomestikasi oleh manusia, yang merupakan daerah di antara sungai-sungai Tigris dan Efrat. Kambing-kambing yang memiliki karakteristik lebih sesuai dengan kebutuhan manusia secara bertahap terbentuk melalui proses domestikasi ini, seperti kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan manusia, ukuran tubuh dan kejinakan. Didalam kehidupan manusia kuno, kambing menjadi sangat berharga dikarenakan kambing sangat berperan dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehari-hari seperti memberikan sumber daging, susu, kulit serta bulu. Domestikasi kambing membawa dampak yang kuat dalam budaya, ekonomi dan petanian seiring berjalannya waktu, berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia.

Bab 3: Managemen Pakan Cempe
Komposisi pakan ternak dapat bervariasi berdasarkan jenis ternak, tujuan pemeliharaan, serta ketersediaan bahan pangan lokal. Sumber-sumber pakan ternak dapat mencakup biji-bijian, jerami, hijauan, limbah pertanian, dan pakan tambahan seperti premiks atau suplemen vitamin dan mineral. Selain itu, penting untuk memperhatikan aspek keberlanjutan dalam penggunaan pakan ternak. Industri peternakan yang berkelanjutan memiliki strategi pengelolaan pakan harus diterapkan untuk meminimalkan limbah dan dampak lingkungan negatif. Pemanfaatan limbah pertanian atau bahan organik lainnya sebagai pakan ternak dapat membantu mengurangi pemborosan dan memberikan manfaat tambahan dalam sistem pertanian yang terintegrasi.

Pemberian pakan dibagi menjadi 2 fase yaitu fase prasapih dan fase lepas sapih. Cempe baru lahir tidak diberi pakan padat hingga umur 4 bulan, kesehatan cempe dapat dijaga dengan memberikan cukup kolostrum yang berasal dari induknya, sanitasi dan ventilasi kandang yang baik serta menghindari kepadatan populasi kandang. Perhatian dan kecermatan harus dilakukan pada saat pemberian pakan padat. Cempe sebelum disapih, ditransisikan dengan memberikan susu 1-2 kali sehari. Hal ini sesuai dengan referensi yang telah didapat yaitu setelah disapih, cempe yang sudah berumur 4 bulan baru diberi pakan padat dan hijauan. Cempe memiliki kemampuan maksimal mengkonversi nutrien untuk pertumbuhannya pada 2 bulan pertama setelah lahir.