Sebuah buku fiksi yang merupakan modofikasi antara cerpen dan puisi. buku ini sepenuhnya dipersembahkan kepada pematah hati yang membuat hidup berantakan namun tetap dirindukan. ada ruang harapan, ada ruang luka, ruang rindu, dan ruang kenangan. semuanya merupakan curhatan penulis dari lubuk hati yang dalam. kisah-kisahnya sangat lugas, apa adanya. hal ini merupakan bentuk ekspresi bahwa permainan dalam hidup, duka dan bahagia, sedih dan senang, cinta dan benci, bisa kita bukukan sebagai bukti bahwa kisah ini fiksi.

Atas terciptanya buku ini, aku panjatkan Puji Syukur kepada Tuhan. Buku ini sepenuhnya aku persembahkan kepada pematah hati yang membuat hidupku berantakan namun tetap aku rindukan.

Terima kasih untuk setiap patah hati yang berasal dari harapan yang sempat terjadi dan berakhir begitu saja. Terima kasih telah datang kemudian pergi. Terima kasih untuk siapa pun yang pernah ada dalam kehidupanku, entah yang kini masih ada atau tidak ada lagi. Terima kasih untuk mama yang pernah menemaniku menulis hingga larut dan membuatkan kopi panas yang sangat pahit. Terima kasih untuk Bapak, yang leptopnya sering aku pinjam. Terima kasih untuk Om Inoe yang memberikan ide untuk menuliskan apa yang aku rasakan dan menjadikannya sebuah buku.

Terima kasih untuk Mas Danang CY yang sudah berkenan menjadi editor tulisanku yang wagu. Terima kasih untuk Opi sahabatku yang menjadi saksi kisah asmaraku dari awal sampai aku ditinggalkan, aku banyak utang budi padamu, Cuk! Terima kasih untuk Mas Yoga yang selalu menampung keluh kesah selama penulisan buku ini. Terima kasih untuk Dani, seniman tak terkendali yang membantu mengeditkan gambarku sebagai cover buku ini. Terima kasih untuk Luthfi kawan instagramku yang selalu aku reweli dan ajak diskusi selama penulisan buku ini. Terima kasih untuk Abi Fathe yang sering aku ajak diskusi sampai dini hari, aku menemukan judul yang tepat akhirnya, Bi! Dan Bang Buz kawanku, yang sering membawaku ke tempat baru untuk merampungkan semua tulisan ini.

Terima kasih untuk “KAMA Literary Agent” yang senantiasa menjadi langkah awal di mana „anak‟-ku ini bisa sampai ke tangan pembaca. Terima kasih untuk kamu, yang berkali-kali mematahkan hati ini, berkat patah hati yang kamu berikan, buku ini bisa aku terbitkan. Sungguh sangat besar rasa kasih dan sayangku kepada kalian.

Terakhir, terima kasih untuk Tuhan yang telah memberikan umur panjang sampai tulisan ini selesai dan beredar.

Sampul
Prakata
Daftar isi
Ruang Kenangan
Ruang Luka
Ruang harapan
Ruang Rindu
Tentang Penulis