Ikhtisar
Buku ini adalah salah satu produk dari Festival Literasi NTT 2021. Program ini digawangi oleh Yose S Beal dan Mezra E. Pellondou melalui program panggilan terbuka “Mari Menulis untuk NTT” yang diikuti ratusan karya dari para penulis dan pecinta lokal NTT. Tentu sangat banyak tulisan yang masuk sehingga kurator program terpaksa menyortir tulisan-tulisan yang dibukukan. “Tanah Langit NTT” memuat beragam jenis mulai dari cerpen, puisi, hingga esai yang menumpahkan aneka perasaan cinta dan harapan akan negeri tercinta, Nusa Tenggara Timur.
Pendahuluan / Prolog
Pengantar Penyusun
Yose S.Beal & Mezra E.Pellondou mengajak: ”Mari Menulis untuk dan Dari NTT” merupakan program literasi yang bertujuan mendokumentasikan tulisan dari masyarakat NTT dengan tema NTT masa lalu, kini dan yang akan datang. Jenis tulisan berupa Catatan Pribadi, Esai, Cerita Pendek dan Puisi maupun Pantun. Semua naskah dilakukan kurasi dan dipilih untuk dijadikan sebuah buku yang saat ini anda pegang. Naskah keseluruhan yang kami terima yaitu 228 naskah ditulis oleh 157 orang. Sesuai hasil kurasi terpilih sebanyak 47 naskah dari 38 penulis memang sangat ketat untuk berhasil lolos.
Keragaman penulis, baik dari sisi usia, gender, latar belakang pendidikan dan budaya merupakan cerminan kekayaan provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk itulah maka dibentuk team kurator yang terdiri dari Yose S. Beal, Mezra E. Pellondou, dr. Dewa Putu Sahadewa dan Robertus Fahik, M.Si. Naskah yang kami nilai layak dari segi tema tulisan, cara penulisan dan isu yang diangkat merupakan beberapa pedoman di dalam menentukan lolos tidaknya naskah. Keragaman team kurator dengan latar belakang masing-masing, kiranya memberi poin objektivitas dalam mengkurasi semua naskah.
Proses kurasi dilakukan secara objektif dimana para kurator murni mengkurasi karya bukan melihat penulisnya. Semua karya yang masuk diterima dan diagendakan oleh Sekretaris May dan Gisca dan kurator hanya menerima karya tanpa nama. Setelah dikurasi, para kurator mengembalikannya pada sekretaris untuk ditata kembali. Jika ada penulis yang karyanya lolos lebih dari satu jenis, kami pastikan itu yang terbaik dari yang telah kami lakukan,sama halnya jika sejumlah penulis belum bisa bersama kami dalam buku ini. Mungkin akan bisa bersama pada buku yang lain.
Tema yang diangkat oleh para penulis adalah segala hal yang berkaitan dengan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan semua penulis merupakan masyarakat NTT adalah upaya sederhana kami mengajak masyarakat NTT untuk peduli dan mengambil peran dalam kehidupan ini bagi bumi dimana kita berasal.
Harapan kami semoga dokumentasi berupa tulisan ini bisa memberikan kepada kita semua suatu pengingat, bahan permenungan dan dorongan tekad untuk menjadikan provinsi tercinta ini menuju kegemilangan dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
Dalam buku yang istimewa ini para kurator juga menyumbangkan karya tulisnya baik berupa catatan pribadi, cerita pendek maupun puisi. Hal ini sengaja dilakukan untuk menambah warna dan variasi jenis karya tulis pada buku ini. Dimuatnya hasil karya para kurator juga merupakan sumbangsih dan kepedulian para kurator terhadap dunia literasi provinsi NTT, yang notabene para kurator adalah penggiat literasi di NTT pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Penulis
Yose S. Beal - Yose S. Beal, Penulis yang Pelari - Pelari yang Penulis. Kegiatan literasi sastra: Pembacaan puisi di pada hari puisi Indonesia di Taman Ismail Marzuki Jakarta (2018). Pembaca puisi di Akademi Bangku Panjang-Mingguraya, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (2019). Pembaca Puisi Jalanan Jakarta, Surabaya, Valencia-Spanyol, Hilversum-Belanda, Praha-Ceko, Beijing-China, Shanghai-China, Singapore, Jenewa-Swiss, Macau, Hongkong (2007-2019) . Penulis Cerpen : Kerabat(2001). Affogato Merah (2009). Dei Sahabat Pena (2009). Rumah Pohon (2017) dll. Penulis Novel CANDI BRAHU (2018), Buku Syair “Cinta Jangan Selesai (2020). Antologi Puisi “Payung Negeri” (2020), Antologi Puisi Penyair Malang Raya “SAJAK DWIWANGGA DUNIA TAK LAGI DINGIN” (2020). Puisinya yang berjudul Perempuan Meratus di Tanah Mentaos dimuat dalam buku Banjarbaru Rain Antologi Puisi (2020), REMBULAN DI MARTAPURA (2021). Pelari di beberapa acara Race Run di beberapa kota di Indonesia maupun Luar Negeri. Mendapat penghargaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota Malang sebagai Pelaku Seni Budaya bidang Sastra tahun 2020. Aktif di Dewan Kesenian Malang bidang sastra.
Mezra E. Pellondou - Mezra E. Pellondou, lahir dan menetap di Kupang-NTT. Mengajar di SMA Negeri 1 Kupang. Penulis merupakan penerima Adi Acarya Award dari GMBI (2020) sebagai Penulis Berdedikasi dan Pengembangan Pendidikan Literasi Terbaik, Pemenang Pertama Penghargaan Sastra untuk Pendidikdari Badan Pengembangan Bahasa RI (2012), Penerima penghargaan NTT Award (2013) Kategori Sastra dan Humaniora. Karya tulis yang telah diterbitkan antara lain Kitab Puisi Sujud Selembar Daun (2020), Beta Indonesia Keliling Tanah Air dengan Puisi (2018), Likurai dari Negeri yang Membatu (2017), Tujuhpuluhkalitujuhkali (2015), Kekasih Sunyiku (2013). Empat buku kumpulan cerpennya antara lain Kuda dan Sang Dokter (2017), Menjahit Gelombang (2020), Negara Te Au Na (2020) dan Makhpela (2020). Buku Essai Sastra, Dari Suri Ikun Bu Ikun hingga Tuan Kamlasi (2018). Naskah Film/Sinetron Anak berjudul Merah Putih di Ujung Tiang (2019), telah difilmkan dan dipublikasikan TVRI NTT dan TVRI Nasional 11 Oktober 2019. Empat Novel yang telah terbit yaitu Surga Retak (2007), Loge (2008), Nama Saya Tawwe Kabotta (2008), Perempuan dari Lembah Mutis (2012) serta terlibat dalam puluhan antologi bersama sastrawan/penyair Indonesia. Cerpen Perempuan di Tengah Cincin Api (2020) menjadi pemenang cerpen Menulis dari Rumah saja yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif RI. Puisinya berjudul Pulang ke Rahim Haik (2020) masuk Sepuluh Nominasi Puisi Terbaik Lomba Menulis Puisi Group FB Hari Puisi Indonesia (HPI) 2020.
Daftar Isi
Sketsa Katong dan NTT
Kata Pengantar Gubernur NTT
Pengantar Dinas Pendidikan & Kebudayaan NTT
Pengantar Penyusun
Daftar ISI
Catatan Pribadi
Tradisi Perawatan Ibu Hamil dan Pasca Bersalin di Desa Lelogama-Amfoang Selatan | Arman Rifat Lette
Pangkadari Waterfall, Mutiara Tersembunyi du Ujung Pulau Flores | Dolin Anang
Kemana Kita Akan Membawanya | dr. Erdo Puncak Sidarta
NTT Kini dan Nanti Ditentukan juga oleh Komunitas | Glorya Gisca Trigerita Faah
Riung, Mutiara Indah yang Tersembunyi | Gusti Padang
Cara Berpikir Sistemik untuk Menyelesaikan Masalah di NTT | Honing Alvianto Bana
Mutiara yang Tak Terlupakan | Inda Tridia Selan
Pendidikan Sebagai Kata Kerja di Era Pandemi Covid-19 | Jondry Siki, CMF
Atoin Meto di Negeri Paman Sam | Yosua Nobrihas
Belajar Kemandirian dari Suku Boti | Robertus Fahik
Pesona Tenun Ikat Menambah Indahmu Nusa Tenggara Timur | Selny Yanto
Aku dan Kopi Ibu | Yohanes Faritus Andrio
Esai: Tari Gawi: Sejarah, Makna dan Budaya Masyarakat Ende-Lio | Polikarpus Wilibordus
Pantun Mari Menulis NTT | Lilyanti Idris, S.Pd
Puisi
Aleta Tuhaes
Antonia Kurniati
Daniel Loba Oba
dr. Dewa Putu Sahadewa
Erlina Mamus
Glorya Gisca Trigerita Faah
Harlenci R Nubatonis
Maria Saudale
Mezra E. Pellondou
Reinaldis Masi
Rikard Diku
Vhence V. Mauboi
Ileape Veran Making
Yohanes Joni Liwu
Yoman Making
Yose S. Beal
dr. Dewa Putu Sahadewa
Mezra E. Pellondou
Rikard Diku
Cerpen
Bilang Saja Saya Sudah Mati |Aster Bili Bora
Li Lod'do dari Tanah Sabu | Eunike Priskilla
Suara Sesandu dari jembatan Liliba | Fanny J Poyk
Anak NTT Pung Carita | Gusti Padang
Indahnya Peninggalan Leluhurku | Letiana Eti Wuryani
Rita dan Corona | Lusia Yasinta Meme
Lebele | Mezra E. Pellondou
Malaikat di Balik Kursi Goyang | Roger Sarin Mau
Uma Na'in | Silviana Yanti Mesakh
Pohon Jatiku | Siti Erna
Buah Lelak Putih | Yose S. Beal
Guru Jaga Piring | Aster Bili Bora
Namkak | Mezra E. Pellondou
Foto-Foto
Profil Penulis