Ikhtisar
Bisa dikatakan buku ini adalah sebuah panduan, atau sekedar sebuah karya tulis pengingat bagi sebagian Anda yang sebenarnya telah mencapai kesadaran, namun masih sering “terlena” oleh segala hiruk pikuk dunia. Melalui tulisan-tulisan dan saran-saran yang praktis, buku ini membimbing Anda untuk mengupayakan sekaligus memasrahkan nafas hidup dan mencapai kebahagiaan yang murni, menjalani sebuah konsep hidup yang berdasar pada cinta kasih dan ketulusan. Penulis menyebut konsep ini sebagai “Mantyasih”. Inti dari mantyasih adalah, bagaimana menjalani kehidupan ini bersama dengan Tuhan, menjadi perwujudan cinta kasih-Nya di seluruh alam. Dengan demikian, bersama Tuhan, berarti bersama dengan kejayaan, kelimpahan, kekuatan, dan kedamaian Sesederhana itu.
Pendahuluan / Prolog
Konsep Mantyasih
Seperti membuat sebuah sketsa lukisan, kita memulai dari sebuah titik, untuk kemudian menyebar menjadi garis dan arsiran. Keyakinan adalah sebagaimana titik itu. Kita tidak akan pernah menyelesaikan sketsa kita, jika kita ragu untuk meletakkan titik itu. Tentukan saja! Buat keputusan, yakin dan dalam beberapa menit, tanpa disadari, kita sudah memiliki sketsa yang kita inginkan.
Jika kehidupan bisa diibaratkan sketsa, maka mulailah dengan penuh keyakinan. Keyakinan hanya melahirkan keyakinan, sebagaimana keraguan juga hanya melahirkan keraguan. Keyakinan akan melahirkan keyakinan yang lebih kuat, lebih kuat, dan terus menerus menguat, pada akhirnya menjadi gairah, gairah menanjak hingga berlipat-lipat, mengembangkan senyum dan rona di setiap jejak, menggelegak, mengejang kuat, memuncak sempurna dan bermuara pada kebahagiaan yang damai. Keyakinan yang mewujud dalam cinta kasih, itulah yang disebut keimanan.
“Di dalam cinta kasih kau akan menemukan iman di dalam iman kau kan temukan cinta kasih iman adalah tentang cinta kasih, cinta kasih, itulah iman.”
Penulis
Muhammad Zainur Rakhman - Muhammad Zainur Rakhman, lahir di Purwokerto, pada 9 Oktober 1987. Pendidikan dasar dan menengah ditempuh di kota kelahirannya. Kemudian melanjutkan belajar filsafat di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Setelah sempat belajar bahasa dan sastra di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, kini sedang menekuni tasawuf dan psikoterapi di Universitas Islam Negeri Walisongo.
Santri alumni Pondok Pesantren al-Amin Mersi, Purwokerto, asuhan Guru Mursyid Thariqah Asy Syadziliyah, Abah KH. Chabib Makky ini, menulis sejak 2010. Buku pertamanya berjudul Konsep Iman dalam Cinta dan Kasih (Mantyasih), diterbitkan oleh Penerbit Elex Media Komputindo. Buku-buku yang lain diantaranya, Suluk Begja (Garudhawaca, 2012), Kawruh Begja Sawetah (Dahara Prize, 2013), Kitab Spiritual Daya Batin (Garudhawaca, 2015), dan Mantyasih, Kitab Keabadian Cinta (Garudhawaca, 2016).
Pemenang Sayembara Proposal Penulisan Sastra, Pusat Bahasa (2008) ini, juga menekuni dunia motivasi dan training, berbasis spiritual. Idenya mengenai “Empat Kode Mantyasih”, menjadi dasar dan nilai-nilai yang senantiasa diberikan dalam ceramahnya.
Bermukim bersama istrinya, di Kampung Karonsih Kelurahan Ngaliyan, Semarang, ia mendedikasikan hidupnya untuk memberikan pelayanan dan saling berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam dunia spiritual dan kebatinan
Daftar Isi
Verso
Daftar Isi
Konsep Mantyasih
Kode Mantyasih
Kisah Padepokan Mantyasih
Tujuh Gerbang Pembebasan
Jamus Mantyasih
Meditasi Mantyasih
Mantra Mantyasih
Hikmah Akhir
Profil Penulis