Tampilkan di aplikasi

Buku Basya Media Utama hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Karena Khusnudzon Aku Sembuh dari Covid-19

Menapaki Jejak-Jekas Sufistik, Menggapai Rida Allah

1 Pembaca
Rp 55.000 29%
Rp 39.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 117.000 13%
Rp 33.800 /orang
Rp 101.400

5 Pembaca
Rp 195.000 20%
Rp 31.200 /orang
Rp 156.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Setiap orang yang hidup di dunia, tentu pernah merasakan sakit. Pastinya, seluruh penyakit adalah makhluk Allah yang juga tunduk dengan ketentuan-Nya, beribadah kepada-Nya. Mereka dikirimkan kepada umat manusia sebagai ujian, atau juga sebagai cobaan. Tinggal bagaiamana manusia memaknainya.
Islam mengajarkan kepada kita, harus selalu berkhusnudzon dengan segala ketentuan Allah. Covid-19 adalah makhluk Allah yang sempat tinggal dalam tubuh penulis. Buku ini merupakan pengalaman, untaian makna dan dzikir, hingga sharing happines kepada pembaca tentang pengalaman selama mengidap corona. Semoga buku ini mampu memberikan banyak hikmah bagi para pembaca. Selamat menikmati

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Agus Harianto

Penerbit: Basya Media Utama
ISBN: 9786239809164
Terbit: November 2021 , 249 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Setiap orang yang hidup di dunia, tentu pernah merasakan sakit. Pastinya, seluruh penyakit adalah makhluk Allah yang juga tunduk dengan ketentuan-Nya, beribadah kepada-Nya. Mereka dikirimkan kepada umat manusia sebagai ujian, atau juga sebagai cobaan. Tinggal bagaiamana manusia memaknainya.
Islam mengajarkan kepada kita, harus selalu berkhusnudzon dengan segala ketentuan Allah. Covid-19 adalah makhluk Allah yang sempat tinggal dalam tubuh penulis. Buku ini merupakan pengalaman, untaian makna dan dzikir, hingga sharing happines kepada pembaca tentang pengalaman selama mengidap corona. Semoga buku ini mampu memberikan banyak hikmah bagi para pembaca. Selamat menikmati

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Apa yang dikatakan Schopenhauer, seorang filosof yang menafikan cinta terhadap manusia kecuali anjingnya, di atas menunjukkan betapa bodohnya kita jika mengorbankan kesehatan untuk alasan apa pun. Kesehatan menjadi vital dan harus dijaga kelangsungannya dari pengaruh-pengaruh yang kurang baik, baik secara langsung atau pun tak langsung.

Dalam Kitab al-Hikam Imam Ali bin Abi Thalib kw berkata, “Tubuh sehat karena tak banyak iri.” Iri yang dimaksud adalah iri negatif atau yang sering disebut hasad karena akan mendestruksi diri. Rasulullah saw bersabda, “Hasad itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” Melihat petuah-petuah bijak di atas, ternyata kondisi sakit (being sick) kurang berarti jika dibandingkan dengan kondisi sehat (being healthy). Makanya, kita sering menjumpai, baik di rumah sakit, klinik, apotik, dll., sebuah tuisan: “Being healthy is priceless” (Sehat itu tak ternilai harganya). Terminologi ini menjadi penting karena merupakan working mission statement, khususnya bagi para pelaku medis dan juga masyarakat yang ingin sehat.

Karena pentingnya kesehatan di mata masyarakat, benarlah apa yang dikatakan Imam Ali bin Abi Thalib kw: “Tidak sepatutnya seseorang merasa aman tentang dua hal: kesehatan dan kekayaan.” Artinya, kita harus menjaga keduanya, dari kehilangan atau kemusnahan, jika kita ingin memilikinya selamanya.

Dengan demikian kesehatan menjadi sesuatu yang berharga dalam kehidupan manusia karena dengannya manusia bisa melakukan apa pun tanpa hambatan yang berarti. Kita melakukan ibadah, baik salat, zakat, puasa, menunaikan ibadah haji, sedekah, zikir, dll. akan nyaman ketika dalam keadaan sehat.

Dengan demikian, kesehatan menjadi harta yang paling penting dan harus dijaga kelestariannya. Untuk alasan ini, pantaslah jika Ralph Waldo Emerson berkata, “Kekayaan yang paling utama adalah kesehatan.” Jadi, being healthy is everything.

Untuk ini, banyak orang menjaganya dengan melakukan banyak cara, seperti memakan makanan bernutrisi, minum minuman yang menyehatkan, berolahraga secara rutin dan terprogram. Saya yakin semua bisa melakukannya.

Penulis

Agus Harianto - Ia memulai kariernya sebagai guru. Pertama guru di Madrasah Aliyah Ma’arif Al-Asy’ari Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, hingga tahun 1994, kemudian ia bekerja di Pustaka LP3ES, Jakarta tahun 1994–1996, tahun 1998 diangkat menjadi PNS di UPT SMPN 10 Pasuruan, mutasi ke UPT SMAN 1 Pasuruan tahun 2001, menjadi kepala UPT SMPN 1 Pasuruan (tahun 2013- 2017), dan sekarang, menjadi Kepala UPT SMP Negeri 11 Pasuruan (tahun 2017–sekarang). Ia mengenyam pendidikan di SDN Trajeng 1 Pasuruan, UPT SMPN 1 Pasuruan, SMEAN Pasuruan, S-1 jurusan Bahasa Inggris di IKIP PGRI, Malang, S-2 jurusan Manajemen SDM ditempuhnya di Universitas Wijaya Putra, Surabaya atas beasiswa Pemkot Pasuruan

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Refleksi Diri: Menapaki Ujian Kerinduan Dari Allah
Bab 1. Untaian Do’a Puitis-Sufi stik dan Zikir
Bab 2. Memaknai Untaian Zikir
Bab 3. Rasulullah As The Living Qur’an
Bab 4. Kata-Kata Hikmah Teologis
Bab 5. Di Bawah Maghfi rah-Mu
Bab 6. Renungan Pribadi
Bab 7. Geliat Orang-Orang Tercinta
Bab 8. Fenomena Covid-19 dan Tafakkur Diri
Bab 9. Kepasrahan Tanpa Batas
Bab 10. Memaknai Kebahagiaan
Bab 11. Rumah Sakit dan Urgensi Layanan Prima
Daftar Pustaka
Tentang Penulis