Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Sulukan Wayang Purwa Cengkok Mangkunegaran

Notasi dan Cakepan

1 Pembaca
Rp 45.000 36%
Rp 29.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 87.000 13%
Rp 25.133 /orang
Rp 75.400

5 Pembaca
Rp 145.000 20%
Rp 23.200 /orang
Rp 116.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pakeliran wayang gaya Mangkunegaran dikenal memiliki kekhasan baik dalam garap lakon, garap catur, garap sabet atau cak pakeliran, garap karawitan, dhodhogan-keprakan dan sulukan. Dalam hal sulukan, cengkok Mangkunegaran juga memiliki kekhasan yang unik. Cengkok ini telah diajarkan sejak tahun 60-70an di lembaga Pasinaon Dalang Ing Mangkunegaran (PDMN) dan telah disusun dalam sebuah diktat oleh S. Darsomartono pada sekitar tahun 1978. Buku ini merupakan upaya revisi dari buku diktat tulisan S Darsomartono tersebut dengan penyempurnaan tata tulis mengikuti sistem font Kepatihan yang kini lazim digunakan dalam penulisan notasi angka karawitan Jawa. Disusun dan disunting oleh M. Ng. Eko Prasetyo, diterbitkan oleh Garudhawaca bekerjasama dengan Akademi Seni Mangkunegaran, Surakarta.

Ikhtisar Lengkap    Bahasa: Jawa


Penulis: Eko Prasetyo

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9790902194617
Terbit: Desember 2020 , 109 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Pakeliran wayang gaya Mangkunegaran dikenal memiliki kekhasan baik dalam garap lakon, garap catur, garap sabet atau cak pakeliran, garap karawitan, dhodhogan-keprakan dan sulukan. Dalam hal sulukan, cengkok Mangkunegaran juga memiliki kekhasan yang unik. Cengkok ini telah diajarkan sejak tahun 60-70an di lembaga Pasinaon Dalang Ing Mangkunegaran (PDMN) dan telah disusun dalam sebuah diktat oleh S. Darsomartono pada sekitar tahun 1978. Buku ini merupakan upaya revisi dari buku diktat tulisan S Darsomartono tersebut dengan penyempurnaan tata tulis mengikuti sistem font Kepatihan yang kini lazim digunakan dalam penulisan notasi angka karawitan Jawa. Disusun dan disunting oleh M. Ng. Eko Prasetyo, diterbitkan oleh Garudhawaca bekerjasama dengan Akademi Seni Mangkunegaran, Surakarta.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Buku yang berjudul “SULUKAN WAYANG PURWA CENGKOK MANGKUNEGARAN: Notasi dan Cakepan” ini dihimpun oleh S. Darsomartono, salah satu asisten pengajar mahaguru Pasinaon Dhalang ing Mangkunagaran (PDMN) Ki Ng. Wignyo Soetarno. Buku sulukan ini pertama kali diterbitkan oleh yayasan PDMN pada tahun 1978 sebagai bahan ajar di kursus pedalangan PDMN. Pada cetakan pertama tersebut terdapat banyak kesalahan penulisan notasi sehingga sulit dipahami oleh sebagaian siswa seni pedalangan.

Atas dasar ingin melestarikan dan mengembangkan pakeliran gaya Mangkunegaran, maka saya memberanikan diri untuk memperbaiki sistem penulisan notasi meggunakan font kepatihan sesuai standar penulisan notasi. Dalam proses penulisan buku ini, saya berusaha untuk tidak merubah alur lagu yang tertera pada buku aslinya.

Penulisan buku ini merupakan upaya pendokumentasian unsur-unsur pakeliran gaya Mangkunagaran agar lebih mudah dipelajari dan dikembangkan. Harapannya buku ini dapat menjadi salah satu kekayaan pustaka di bidang seni pedalangan dan referensi bagi para siswa seni pedalangan.


Penulis

Eko Prasetyo - M. Ng. Eko Prasetyo SG, M.Sn lahir di Onoharjo 13 Juni 1984. Menempuh pendidikan seni pedalangan sejak di SMKN 8 Surakarta lulus pada 1999 dan melanjutkan di Jurusan Karawitan ISI Surakarta lulus 2007. Pada tahun 2012, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke Program Pasca Sarjana Program Studi Pengkajian Seni Teater ISI Surakarta lulus pada 2014 dengan cumlaude.

Selain pendidikan formal, Eko Prasetyo juga mendalami seni pedalangan melalui kursus di Sanggar Seni Sawojajar pada 2006-2009 dan belajar secara non formal kepada dalang-dalang sepuh seperti Ki M. Ng. Hali Jarwo Sularso mpu di PDMN, dalang kondang Ki Manteb Soedarsono, maestro pakeliran padat Ki Dr. Bambang Suwarno, S.Kar., M.Hum., dalang sepuh murid Ki Nartosabdho Ki Toto Atmojo, dan Ki Mulyanto Mangkudarsono. Eko Prasetyo secara khusus mendalami wayang gêdhog melalui nyantrik kepada Ki Bambang Suwarno sejak tahun 2010-2015 dan Ki Subantar saat masih di SMK N 8 Surakarta.

Hingga saat ini Eko Prasetyo masih aktif menekuni profesi seni pedalangan dan karawitan baik sebagai dalang, musisi karawitan, pembuat wayang, maupun menulis naskah pedalangan. Dalam dunia pendidikan ia mengabdikan diri sebagai pengajar UKM Karawitan di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Smaratungga, Ampel, Boyolali dan sebagai pengajar di Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA) Surakarta.


Daftar Isi

Verso
Daftar Isi
Prawacana
Ucapan Terimakasih
Pendahuluan
Bagan Titi Laras Slendro
Notasi Sulukan Bagian Pathet Nem
Notasi Sulukan Bagian Pathet Sanga
Notasi Sulukan Bagian Pathet Manyura
Kumpulan Cakepan Sulukan
Biodata Penyunting