Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Merupa Mendung

Kumpulan Puisi

1 Pembaca
Rp 45.000 56%
Rp 20.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 60.000 13%
Rp 17.333 /orang
Rp 52.000

5 Pembaca
Rp 100.000 20%
Rp 16.000 /orang
Rp 80.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Lewat kumpulan puisinya ini, sejatinya Wawan ingin menggambar sebuah dunia kecil dengan gaya berpuisinya. Bertahun-tahun lamanya Wawan menyusun kesedihan, kebahagiaan, kekecewaan, kerinduan dan segala apa yang dicintai dan dibencinya. Wawan tengah membuka dunia kecilnya lewat puisi. Mungkin hanya sebagian dunianya saja, tapi cukup untuk kita apresiasi bersama.
Puisi selalu besifat personal, dan personal seseorang selalu menarik untuk dibaca dan diselami. Buku ini menyajikan keasyikan tersendiri, sebab seringkali, puisi yang personal itu, juga menghadirkan pantulan seolah-olah kita pembaca juga mengalaminya.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Wawan Kondo

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786026581884
Terbit: November 2019 , 134 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Lewat kumpulan puisinya ini, sejatinya Wawan ingin menggambar sebuah dunia kecil dengan gaya berpuisinya. Bertahun-tahun lamanya Wawan menyusun kesedihan, kebahagiaan, kekecewaan, kerinduan dan segala apa yang dicintai dan dibencinya. Wawan tengah membuka dunia kecilnya lewat puisi. Mungkin hanya sebagian dunianya saja, tapi cukup untuk kita apresiasi bersama.
Puisi selalu besifat personal, dan personal seseorang selalu menarik untuk dibaca dan diselami. Buku ini menyajikan keasyikan tersendiri, sebab seringkali, puisi yang personal itu, juga menghadirkan pantulan seolah-olah kita pembaca juga mengalaminya.

Ulasan Editorial

Lewat kumpulan puisi ini Wawan membagikan secuil catatan perjalanan, refleksi serta kontemplasinya dalam merespon masa lalu, kini dan nanti. Lewat pilihan katanya, Wawan mengajarkan pada kita bahwa puisi itu tidak harus mengusung kata ataupun istilah yanag ‘ndakik-ndakik’, cukuplah dengan bahasa yang lugas, selugas Wawan merespon dunianya

Pengusaha & Penggiat Beladiri, Owner Nagoya Fusion Resto & Samurai Academy. / Dave Asada

“Perjalanan itu indah selama dasarnya adalah cinta” salah satu kalimat yang saya kutip di buku ini. Puisi Wawan Kondo mengajarkan kita melihat kehidupan dengan cara yang sederhana. Dimulai dari aktivitas kecil pagi yang sederhana kita harus memaknai dan mensyukurinya. Bagaimana caranya? Ya.. dengan cinta! Hanya dengan cintalah kita bisa memahami skenario Tuhan dan niscaya bahagia. Saya rasa memang begitulah.. “selama dasarnya adalah cinta”. Bukankah semua orang ingin bahagia? Selama membaca…

Penggiat kesenian / Bagas

“Saya bukan ahli sastra atau sebagainya. Tapi membaca kumpulan puisi ini seperti membawa saya melihat kehidupan dari sudut pandang penulis. Sangat menarik! PS: Untuk para jomblo, akan ada beberapa bagian yang mungkin bisa kamu gunakan untuk si dia *wink.” Tetap berkarya ya Mas! Ditunggu karya-karya selanjutnya

I Komang Deno W

Spontan, bebas, dan apa adanya, begitu hal pertama yang Nampak dari tulisan-tulisan ini. Kemerdekaan jiwa sang penulis dalam mengekspresikan kehidupan diungkapkan dalam rangkaian kata-kata yang sederhana namun menggabungkan antara hati dan logika, keindahan dan realita, ringan namun bermakna. Secangkir kopi panas rasanya nikmat untuk menemani membaca tulisan-tulisan ini dan membawa kita ke dimensi dunia sang penulis memaknai kehidupan

Akuntan yang hobi traveling / Nobertus

Bro Wawan, What can i say ... Tapi baiklah, ini juga sesuatu yang baru ... comment on poets? Membaca Merupa Mendung adalah "sesuatu" . Penuh rasa cinta, humanis, semangat dan pengharapan. Merupa Mendung adalah hujan yang bernyanyi sangat merdu dan matahari yang tak lelah menyinari rasa tersebut. Sangat menginspirasi

Penulis / Juan Siagian

Sesungguhnya dalam diri manusia terdapat jiwa yang puitis yang digunakan untuk berinteraksi dengan Tuhan, alam dan sesama. Dengan kehadiran kumpulan puisi ini dapat mengasah jiwa puitis manusia untuk mempresepsikan semua kejadian di sekitar dalam bentuk yang indah dalam puisi. Ayo baca, Ayo berpuisi

QC Manager / Aries BS

Pendahuluan / Prolog

Pengantar
Selamat pagi kawanku. Indah sekali pagi ini bukan?!

Secangkir teh panas dan selapis kue basah dari tukang sayur yang lewat depan rumahku pagi ini, cukuplah untuk memberi energi kebahagiaan untukku. Terima kasih Bapak dan Ibu atas cinta kasihmu, terima kasih istriku, dan terima kasih anak-anakku. tulisan ini papa persembahkan untuk kalian semua.

Satu pesan Papa : “Jangan takut ke luar rumah. Ini masih merupa mendung, belum tentu turun hujan. Karena di luar sana banyak kebahagiaan yang Tuhan siapkan untuk kita. Dan jika hujan, nikmatilah… hujan itu sangat menyenangkan.”

@wawankondo
Kediri 2019

Penulis

Wawan Kondo - WAWAN KONDO, bernama asli Wawan Dwi Santosa. Dilahirkan di Bantul Yogyakarta, Selasa Legi, 11 September 1984, pukul 07.00 WIB. Saat ini bekerja sebagai HR Manager di sebuah Pabrik Rokok Ternama di Kediri Jawa Timur. Di sela kesibukannya Wawan sangat aktif berolahraga beladiri dan bercerita. Dia bercerita apa saja tentang perjalanannya. Dia juga seorang marketer bodoh yang suka berbagi hal-hal bodoh pada sesamanya. Meskipun sudah tidak bergelut secara langsung dengan dunia marketing praktis, Wawan menganggap bahwa sampai kapan pun manusia adalah seorang marketer.. “ Yaa minimal untuk menjual diri sendiri, atau untuk merayu Tuhan supaya memaafkan semua kesalahan dan diberikan banyak kemulyaan”.

Sudah 5 (lima) buku ditulisnya sampai saat ini : Ketawa Gokil (Indonesia Tera :2007) ; 100% Abnormal (Indonesia Tera : 2008); MARKETING ~MARii KEmarii itu yg penTING (Hafamira: 2012) ; Marketer Bodoh (Salang:2013) & Kitab Super ~Kiat Mantab Sukses Permanen (Hafamira) : 2014.
puisinya juga masuk dalam antologi puisi Melawan Jarak (Hanami: 2016).


Daftar Isi

verso
Salam penulis
Daftar Isi
Pengantar : Andy Sri Wahyudi
Puisi-Puisi
Tentang Penulis
editorial