Tampilkan di aplikasi

Buku Marja hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Produktif dengan Berpuasa

1 Pembaca
Rp 25.000 15%
Rp 21.250

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 63.750 13%
Rp 18.417 /orang
Rp 55.250

5 Pembaca
Rp 106.250 20%
Rp 17.000 /orang
Rp 85.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Konsep ibadah dalam Islam bercakupan sangat luas, meliputi dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Hal yang sama juga berlaku bagi hampir semua aspek ibadah dalam Islam, tidak terkecuali ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan bukan hanya bulan suci, tetapi juga bulan produktif. Dengan berpuasa di bulan ini, umat Islam didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas berbagai amal ibadah dari segala seginya. Inilah sesungguhnya yang disebut produktif. Inti ibadah puasa adalah pengendalian diri dan peningkatan kualitas pribadi lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan setiap Muslim.

Dilengkapi dengan berbagai latihan praktis, buku sederhana ini akan membimbing Anda menunaikan ibadah puasa secara produktif di bulan Ramadhan. Juga, pengamalan berbagai kiat praktis lainnya sebagai penjabaran konkret dari konsep takwa dalam buku ini akan menjadikan Anda sebagai Muslim produktif sepanjang tahun di luar bulan Ramadhan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Hasanudin Abdurakhman
Editor: Irwan Kurniawan

Penerbit: Marja
ISBN: 9786026297730
Terbit: Mei 2019 , 82 Halaman










Ikhtisar

Konsep ibadah dalam Islam bercakupan sangat luas, meliputi dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Hal yang sama juga berlaku bagi hampir semua aspek ibadah dalam Islam, tidak terkecuali ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan bukan hanya bulan suci, tetapi juga bulan produktif. Dengan berpuasa di bulan ini, umat Islam didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas berbagai amal ibadah dari segala seginya. Inilah sesungguhnya yang disebut produktif. Inti ibadah puasa adalah pengendalian diri dan peningkatan kualitas pribadi lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan setiap Muslim.

Dilengkapi dengan berbagai latihan praktis, buku sederhana ini akan membimbing Anda menunaikan ibadah puasa secara produktif di bulan Ramadhan. Juga, pengamalan berbagai kiat praktis lainnya sebagai penjabaran konkret dari konsep takwa dalam buku ini akan menjadikan Anda sebagai Muslim produktif sepanjang tahun di luar bulan Ramadhan.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar
Bulan ramadan itu tidak hanya bulan suci, tapi juga bulan produktif. di bulan ini umat islam didorong untuk memperbanyak ibadah. Tidak hanya banyak, tapi juga berkualitas. banyak kuantitasnya, tinggi kualitasnya. itu namanya produktif. umat islam didorong untuk produktif beribadah dalam bulan ramadan. itu pesan utama yang harus lebih dahulu ditangkap. ramadan itu peningkatan, bukan penurunan. ramadan itu kencang, bukan kendor.

Tapi ini soal ibadah, bukan? Ya. Tentu kita juga ingat bahwa manusia diciptakan untuk beribadah. Padahal kita ini makan, minum, bekerja, berinteraksi juga. berapa persen waktu kita dihabiskan untuk beribadah bila ibadah yang dimaksud hanyalah ibadah ritual (mahdhah) saja? Hanya sedikit. karena itu tidak mungkin bila ibadah itu hanya berupa ritual saja.

kerja itu ibadah. kegiatan lain, apa pun kegiatan kita, yang positif dan bermanfaat, juga bernilai ibadah. artinya, selama bulan ramadan, umat islam didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan positif. Perhatikan bahwa selama bulan ramadan, yang dituntut untuk diperbanyak bukan hanya ritual-ritual seperti shalat dan membaca al-Quran, tapi juga hal-hal yang bersifat sosial, seperti bersedekah, menolong orang, dan meringankan beban orang lain.

Pada saat yang sama, orang didorong untuk meninggalkan hal-hal negatif. umat islam didorong untuk menjaga lisan, menjaga tingkah laku, bahkan sekadar pandangan pun harus dijaga. Jauhi hal-hal negatif. kalau tidak sanggup menihilkan, kurangi. minimalkan. ini justru sangat tinggi aspek sosialnya. ini menegaskan bahwa peningkatan yang dituntut pada bulan ramadan bukan hanya peningkatan ibadahibadah ritual belaka.

secara keseluruhan dapat kita katakan bahwa selama bulan ramadan seorang muslim dituntut untuk meningkatkan produktivitas. ia dituntut Kerja itu ibadah. Kegiatan lain, apa pun kegiatan kita, yang positif dan bermanfaat, juga bernilai ibadah.

Artinya, selama bulan Ramadan, umat Islam didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan positif. Perhatikan bahwa selama bulan Ramadan, yang dituntut untuk diperbanyak bukan hanya ritual-ritual seperti shalat dan membaca Al-Quran, tapi juga hal-hal yang bersifat sosial, seperti bersedekah, menolong orang, dan meringankan beban orang lain.

untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. ia dituntut untuk banyak amal. ibadah ritualnya meningkat secara kuantitatif maupun kualitatif.

ibadah sosialnya (muamalah) juga meningkat.

nah, bagaimana dengan produktivitas pekerjaannya? ingat, kerja itu ibadah. kita sudah sepakat untuk tidak membagi aktivitas hidup kita menjadi yang bersifat ibadah dan bukan ibadah. kalau kita sudah sepakat bahwa kerja itu ibadah, dan bulan ramadan adalah masa untuk meningkatkkan produktivitas ibadah, maka kita juga harus setuju bahwa bulan ramadan juga harus membuat kita meningkat dalam produktivitas kerja.

Terasa janggal, bukan? Tidak usah heran. kejanggalan itu bermula dari pola pikiranda.anda sudah terbiasa berpikir bahwa puasa itu lapar, dan lapar itu membuat kita tidak bisa bekerja dengan baik. anda juga terbiasa berpikir bahwa ibadah itu adalah yang sifatnya ritual. bekerja bukan ibadah. bahkan kalau pun anda biasa mengatakan bahwa kerja itu juga ibadah, anda tetap berpandangan bahwa ibadah ritual lebih tinggi nilainya. atau, yang lebih tepat disebut ibadah adalah yang ritual tadi. sedangkan kerja atau kegiatan positif lainnya hanyalah sampingan.

anda mungkin juga biasa berpikir bahwa ritual harus diprioritaskan. Prioritas seringkali bermakna dilakukan dengan meninggalkan yang lain. artinya, anda biasa berpikir bahwa karena ibadah itu adalah yang ritual, dan selama ramadan anda harus meningkatkan yang ritual ini, maka kalau ada hal-hal lain yang bukan ritual, ia boleh ditinggalkan atau dikurangi. itu pola pikir banyak orang.

Coba bayangkan secara menyeluruh. apa yang dituntut dari seorang muslim selama bulan ramadan, kalau berpikir dengan cara tadi? Tingkatkan ibadah, kurangi kegiatan lain yang bukan ibadah. kurangi hal-hal yang sifatnya duniawi. Lalu, setelah ramadan bagaimana? nanti akan kita bahas bahwa setelah ramadan yang sudah dicapai tadi dituntut untuk dipertahankan. Lalu apa yang mau dipertahankan setelah ramadan kalau yang ditingkatkan hanya ibadah ritual saja? apakah itu berarti bahwa kaum muslim dituntut untuk memperbanyak ibadah ritual dengan meninggalkan ibadah sosial atau muamalah? Tidak, bukan? Perhatikan bahwa pola pikir seperti itu bukan pola pikir peningkatan. Tidak ada peningkatan di situ. Yang ada hanyalah perubahan komposisi atau porsi. Yang biasanya diberi porsi 25% ditingkatkan menjadi 50%, misalnya, dengan mengurangi yang tadinya 50% menjadi 25%. Tidak ada peningkatan di situ. Yang ada hanyalah perubahan porsi tadi. meningkat itu artinya bukan itu. meningkat itu artinya terjadi penambahan tanpa melakukan pengurangan terhadap suatu sektor. dalam konteks ibadah, ibadah ritual meningkat, diiringi oleh peningkatan ibadah sosial. Lebih tepat lagi, sinergi antara keduanya. Peningkatan ibadah ritual mendorong peningkatan ibadah sosial. Peningkatan ibadah sosial, juga mendorong peningkatan ibadah ritual. keduanya saling menguatkan, saling meningkatkan. Jadi, bukan meningkatkan salah satu dengan mengurangi yang lain.

Bagaimana caranya? mari kita bahas detilnya.

Daftar Isi

Sampul
Pengantar: Ramadan bulan produktif
Daftar isi
Puasa bukan alasan untuk menurunkan produktivitas
Ramadan, training untuk peningkatan
Makna produktif puasa
     1. Tepat waktu
     2. Mengatur pola makan
     3. Mengendalikan konsumsi
     4. Sabar
     5. Tunduk dan merendahkan diri
Latihan praktis selama puasa
     1. Makan
     2. Berkendara
     3. Bekerja
     4. Belanja
     5. Bicara
     6. Mengatur Waktu
     7. Sikap dalam Interaksi Sosial
Penutup
Tentang Penulis