Ikhtisar
Popularitas Konfusius tak hanya sebatas kata. Inilah fakta sejarah. Konfusius menjadi sosok yang sangat berpengaruh dalam kebudayaan Cina. Ajaranajarannya tentang kebajikan dan etika menancap kuat di daratan Cina, bahkan meluas hingga Taiwan, Jepang, dan Korea.
Tercatat dalam sejarah Cina, Konfusius adalah orang pertama yang memberikan pengajaran kepada murid dalam jumlah besar. Ia menerima murid, mendidiknya, dan menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Manusia adalah makhluk yang memiliki potensi untuk berkembang secara tak terbatas. Berbeda dari makhluk lainnya, manusia juga dibekali penalaran rasional dan juga berbagai bakat bawaan sejak lahir. Sekalipun demikian, manusia bukanlah makhluk super dan tetap memiliki kekurangan dan kelemahan. Dengan segala kekurangan dan kelemahannya, manusia juga dianugerahi kelebihan. Pada diri setiap orang, tentulah ada kelebihan manusiawi yang menonjol. Dari sekian banyak manusia yang juga memiliki kelebihan menonjol adalah Konfusius.
Konfusius lebih populer ketimbang nama aslinya sendiri: Kong Qiu. Bahkan, tak jarang orang salah beranggapan bahwa Konfusius adalah nama asli Cina. Kemasyhuran Konfusius memang tak perlu diragukan. Konfusius kerap dipakai untuk menyebut seorang filosof kondang asal Cina yang hidup ribuan tahun silam.
Sebutan Konfusius tak muncul begitu saja. Perlu dipahami bahwa pelabelan Konfusius merupakan latinisasi dari Kong Fu-tze. Menurut Kusumohamidjojo dalam Sejarah Filsafat Tiongkok, yang melatinkan nama Kong Fu-tze menjadi Konfusius adalah Michele Ruggieri dan Matteo Ricci, padri Jesuit dari Eropa.
Kong Fu-tze sendiri memiliki arti Tuan Kong, sebuah panggilan kehormatan yang diberikan para pengikutnya bertahun-tahun sepeninggalnya. Di tempat asalnya, orang jarang mengenal Konfusius atau Konfusianisme. Nama ini lebih populer dengan sebutan Ru Jia.
Percaya diri adalah cerminan dari ajaran-ajaran Konfusius. Dari sana juga mulai terbangun kualitas psikologis, ekonomi, sosial dan politik yang berkembang hingga perwujudan Cina yang sekarang. “Carilah dan engkau akan mendapatkannya. Sia-siakanlah dan engkau akan kehilangan. Inilah mencari yang berfaedah untuk didapatkan, dan carilah itu di dalam diri,” demikian ujar Konfusius.
Bandung,
Maret 2016 Redaksi
Daftar Isi
Sampul
Kata pengantar
Daftar isi
Pendobrak Kemapanan
Konfusianisme; Kembali dengan Keabadian
Masa muda konfusius
Menjadi guru, mendidik rakyat
Seni mempelajari musik
Melakukan reformasi birokrasi
Mengembara bersama murid setia
Kembali ke negeri lu
Chun tzu: Manusia utama ala konfusius
Pengaruh konfusianisme di dunia
Daftar pustaka
Glosarium
Indeks
Tentang penulis