Buku ini menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan umur yang dianugerahkan Allah swt kepada kita, agar penuh pahala dan berkah, melalui amalan-amalan sederhana dan mudah yang didasarkan pada nash-nash Al-Qur’an dan hadits yang shahih.

Semoga buku ini dapat menjadi andil dalam melejitkan amal shaleh dan menjadikan kehidupan siapapun yang membaca buku ini senantiasa diberkahi dengan amal shalih pemanjang umur. Bukankah panjang umur dengan penuh amal shalih menjadi harapan kita semua? Penulis berharap buku ini bermanfaat bagi siapa saja.

Hanya kepada Allah semua amal ibadah ini penulis sandarkan. Semoga karya yang masih jauh dari kesempurnaan ini diterima Allah sebagai amal ibadah. Amin.

Umur adalah modal utama manusia dalam hidup ini. Dalam tataran agama, perhitungan amal juga didasarkan atas umur yang diberikan kepada kita. Manusia yang tidak dicipta dan tidak diberi umur oleh Allah kelak di akhirat tidak akan dihitung amalnya, sebagaimana seorang bayi yang lahir secara prematur dan belum ditiupkan ruh kepadanya.

Orang yang akalnya belum sempurna sehingga tidak mampu dibebani dengan berbagai konsekwensi spiritual agama dianggap seperti orang yang tidak ada wujudnya di dunia, karena perbuatannya ketika itu tidak diperhitungkan di akhirat. Hanya orang-orang yang diberi kesempatan untuk hidup dan telah melewati batas umur taklif yang perbuatannya diperhitungkan (dihisab) Oleh karena itu modal dasar ini tidak boleh disia-siakan, tetapi harus dipergunakan sebaik-baiknya dalam kehidupan kita, sungguh, tidak dapat kita hitung lagi berapa puluh jam, hari, minggu,bulan bahkan tahun yang hilang sia-sia. Kadang kita tidak pernah berpikir betapa waktu yang kita lalui tersebut merupakan bagian dari umur kita yang diberikan oleh Allah swt. Dan betapa meruginya kita, jika terus terlarut dalam kondisi seperti itu.

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Seputar umur
     1. Pengertian Umur
     2. Strategi Pemanfaatan Umur
     3. Kalkulasi Umur Manusia
     4. Empat Fase Umur Hidup Manusia
     5. Misteri Umur 60 Tahun
     6. Makna Panjang Umur
Bab 2 Hakikat waktu
     1. Pengertian Waktu
     2. Hitungan Detik Dan Menit Di Sisi Allah
     3. Keutamaan Dan Efesiensi Waktu
Bab 3 Amal yang menjadikan panjang umur dan banyak pahala
Bab 4 Kiat menjaga umur produktif
     1. Hal-Hal Yang Menghancurkan Kebaikan
     2. Ujub Dan Membanggakan Amal
     3. Merampas Hak Orang Lain
     4. Dosa yang Mengalir
Bab 5 Syarat agar segala macam ibadah mendapatkan pahala
     1. Jauhi Sifat Riya’
     2. Sepuluh Sifat Yang Harus Dijauhi
     3. Jangan Ambisi
     4. Jangan Durhaka Kepada Kedua Orang Tua
     5. Jauhilah 9 Perkara Yang Mendatangkan 9 Perkara
     6. Jangan Terbiasa Menyuap
     7. Jangan Melakukan KKN
     8. Jangan Mudah Menyakiti

Umur merupakan sebuah kenikmatan yang sangar besar yang di anugrahkan oleh Allah kepada setiap manusia.

Rasulullah SAW bersabda : “Usia umatku berkisar antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, sedikit yang berhasil melewatinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Pada dasarnya setiap orang yang normal, oleh Allah di karuniai umur rata-rata 60 tahun sampai 70 tahun. Karena memang usia itu bisa di katakan sebagai usia kepasrahan dan kekhusukan untuk menanti kematian.

Perjalanan umur rata-rata usia harapan hidup antara 60 tahun sampai 70 tahun adalah untuk melewati tiga fase sejarah yaitu, tunas, puncak, dan tumbang. Kebangkitan, keemasan, dan kehancuran. Muda, dewasa, dan tua. Sebagaimana firman Allah SWT : “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Rum : 54) Sebagian ahli hikmah menjelaskan : usia itu ada empat, yakni masa kecil, masa muda, masa seperuh, dan masa tua.

Masa tua adalah masa akhir usia. Umumnya terjadi antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Pada masa itu muncul kecenderungan melemahnya kekuatan dan penurunan daya tahan. Maka seyogyanya ia berkonsentrasi pada urusan akhirat karena ia mustahil akan kembali bersemangat kuat seperti sebelumnya.