Ikhtisar
Buku ini menganalisis perubahan kondisi sosial-budaya di Indonesia, khususnya Jawa Barat, dan pengaruhnya pada perkembangan pencak silat. Berdasarkan penelitian sekaligus pengalaman pribadi sebagai seorang pesilat, Ian Douglas Wilson menulis mengenai masa Orde Baru, di mana meningkatnya intervensi pemerintah telah mendorong dikembangkannya versi silat nasional dengan nilai tertentu, maupun mobilisasi gerakan pencak silat demi tujuan politis. Terlihat di dalam buku ini, sejumlah pesilat merespons kondisi ini dengan lebih melihat ke dalam, mencapai pengejawantahan diri yang berpusat pada kekuatan, aliran, dan nafsu di dalam tubuh sendiri. Sebagian lainnya mengembangkan aliran yang timbul dari kebutuhan mereka untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Pandangan secara historis ini penting untuk memusatkan pencak silat dalam konteks sejarah nasional negara.
Ian Douglas Wilson adalah Dosen Senior di jurusan politik, peneliti di Asia Research Centre dan menduduki Academic Chair Global Security Program di Murdoch University, Perth, Australia Barat. Ia mendalami kajian tentang politik dan masyarakat Indonesia kontemporer. Sejak akhir tahun 1980-an ia menekuni dunia pencak silat dan pernah menjadi anggota perguruan Bhayu Manunggal (Yogyakarta) dan Tadjimalela (Bandung). Pada tahun 2000 a sempat bertanding di Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Jakarta mewakili tim Australia.
O’ong Maryono Pencak Silat Award adalah sebuah program yang didedikasikan pada Guru dan ahli pencak silat alm. O’ong Maryono (1953-2013) dan memberi dukungan untuk penelitian, dokumentasi dan penerbitan mengenai pencak silat.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Buku ini adalah terjemahan dari disertasi Ph.D. yang saya susun di Murdoch University, Australia, pada tahun 2003. Disertasi ini didasarkan pada penelitian yang sebagian besarnya saya laksanakan di sepanjang tahun 1999-2000, dan juga berdasarkan pengalaman saya mempelajari dan berlatih pencak silat di Indonesia di sepanjang awal 1990-an. Saat ini sudah menjadi kebiasaan bagi para lulusan Ph.D untuk segera menerbitkan disertasi mereka dalam bentuk buku.
Saya menyadari bahwa saya cukup tertinggal dalam hal ini. Padahal, selama bertahun-tahun, saya terus menerima pesan dari berbagai cendekiawan dan praktisi pencak silat yang menunjukkan ketertarikan mereka terhadap karya saya ini. Karena itulah, saya merasa sangat berbahagia mengetahui bahwa saat ini disertasi ini sudah tersedia dan dapat diakses oleh para pembaca di Indonesia. Saya berharap buku ini dapat memberikan wawasan baru tentang sejarah, budaya, kompleksitas dan politik pencak silat.
O’ong Maryono adalah salah seorang pendukung saya dalam perjalanan saya menempuh Ph.D. Kami secara rutin berkorespondensi, dan sering pula bertemu di berbagai perguruan dan perhelatan pencak silat. Beliau sangat murah hati dalam berbagi pandangan dan pengetahuan beliau yang mendalam sebagai cendekiawan maupun praktisi pencak silat. Karena itulah, saya merasa bersyukur sekali mengetahui bahwa terjemahan ini akhirnya diterbitkan di bawah kerangka O’ong Maryono Pencak Silat Award (OMPSA). Saya berterima kasih kepada OMPSA atas dukungannya hingga buku ini dapat terwujud, serta atas dukungannya yang tanpa henti untuk berbagai penelitian terkait pencak silat.
Secara khusus saya menyampaikan terima kasih kepada Lia Sciortino Sumaryono yang telah mengawal proyek ini secara begitu profesional hingga selesai.
Disertasi ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Adhi Ariebowo yang sangat berbakat. Karena itu, saya sampaikan pula terima kasih kepada Adhi yang sudah bekerja keras menghasilkan terjemahan yang elegan dan akurat ini.
Ian Wilson
Fremantle, Australia
Desember 2019
Daftar Isi
Sampul
Kata Pengantar Seri Pustaka Pencak Silat
Kata Pengantar
Kata Pengantar Penerjemah
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Foto
Singkatan dan Glosarium
Ucapan Terima Kasih
1. Pendahuluan
Pencak Silat sebagai Budaya Tubuh
Teknik Tubuh, Habitus, dan Nasionalisme Somatis
Penelitian Lapangan
Rangkuman Bab
Catatan
2. Asal-Usul, Aliran, Silsilah, dan Latihan
Aliran di Jawa Barat
Cimande
Mempelajari Cimande
Tangan Keras, Tangan Penyembuh
Cikalong
Olah Rasa: Mengolah Rasa
Syahbandar
Jaringan Cianjur
Timbangan
Maenpo Peupeuhan
Catatan
3. Konfigurasi Baru: Aliran Modern di Bandung Perkotaan
Dari Jawara ke Pendekar: Perguruan Silat Tajimalela
Perjuangan Awal yang Sulit
Dampak Olahraga
Arah Baru: Tajimalela setelah Kang Djadjat
Meneruskan Warisan
Catatan
4. Melihat ke Dalam: Ilmu Tenaga Dalam
Memetakan Kekuatan dan Alur: Mendefinisikan Tenaga Dalam
Asal-usul dan Ideologi: Sunan Gunung Jati dan Praktik Sinkretisme Saat Ini
Margaluyu: Jalan Keselarasan
Nampon
Kuasa Imajinasi: Kisah Hikmatul Iman
Cakra, Radiasi Dalam dan Pembangkitan Kesadaran: Radiasi Tenaga Dalam
Catatan
5. Proses “Pemberadaban”: Organisasi Pencak Silat
Visi Nasionalis: Ikatan Pencak Silat Indonesia
‘Proses Pemberadaban’: ‘Pengolahragaan’ Pencak Silat
Rekonfigurasi Tubuh
Posisi Bela Diri Tionghoa Terkait Pencak Silat di Masa Orde Baru
‘Go Global’: IPSI dan Tantangan Globalisasi
Catatan
6. Kekuasaan, Kejahatan dan Pemberontakan:
Jawara di Banten
‘Membela Diri, Membela Bangsa”: Jawara, Pencak Silat dan Militer Indonesia
Milisi Sipil, Pendekar Banten dan Pemilihan Umum 1999
Satria Muda Indonesia
Catatan
7. Kesimpulan: Politik Tenaga Dalam
Catatan
Lampiran
Aliran Pencak Silat di Jawa Barat
Jurus Cimande Jurus Buang Kelid
Jurus Pepedangan
Bibliografi
Tentang penulis
Profil O’ong Maryono Pencak Silat Award
Latar Belakang
Program Hibah
Cara Melamar
Informasi Kontak
Indeks