Ikhtisar
Pulau Nugini adalah pulau tropis terbesar dan tertinggi, dan merupakan belantara terakhir yang terluas di Bumi. Papua yang berada di bagian barat pulau ini patut mendapat perhatian karena mempunyai gletser khatulistiwa, dataran yang tertutup hutan yang luas, hamparan pegunungan tengah yang menjulang tinggi, kepulauan Raya Ampat yang menawan, dan beberapa ratus masyarakat adat yang tinggal di hutan. Sebagian besar Papua masih dalam kondisi asli dan pengetahuan mengenai lingkungan alamnya masih sangat terbatas.
Sebagai salah satu kawasan belantara yang tersisa di dunia, Papua memiliki keanekaragaman hayati dan budaya yang luar biasa. Saat ini, lingkungan Papua menghadapi sejumlah ancaman dari tekanan luar untuk mengeksploitasi hutan dan untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit dan bahan bakar biofuel dalam skala sangat besar. Oleh karena itu penting sekali bagi para pemimpin di Papua untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan pengelolaan sumber daya untuk kesejahteraan penduduknya yang beragam budaya dalam jangka panjang.
Penulisan Ekologi Papua melibatkan 76 penulis yang merupakan pakar yang diakui secara global di bidangnya masing-masing. Mereka untuk pertama kalinya menghimpun sejumlah aspek lingkungan Papua. Buku ini dirancang untk para mahasiswa dan pemerhati konservasi, pegiat lingkungan dan peneliti akademis. Masing-masing topik diuraikan secara rinci namun padat dengan data biogeografis, referensi Sejarah, dan wawasan segar mengenai kawasan yang sangat rumit namun mengagumkan ini. Kami berharap buku ini akan mendorong tingkat kesadartahuan tentang Papua, baik pada skala global maupun lokal dan untuk menjadi katalisator bagi konservasi asset alam yang paling berharga secara efektif. Publikasi Ekologi Papua ini merupakan jilid terakhir dalam Seri Ekologi Indonesia.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Sebagai pulau terbesar di Indonesia yang dikaruniai kekayaan alam dan keragaman ekosistem yang sangat luar biasa, dalam dekade terakhir ini Papua mengalami perubahan yang sangat cepat dan dramatis. Pertumbuhan penduduk di pulau ini paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia, khususnya karena kegiatan pembangunan fisik dan ekonomi yang menjadi magnet bagi para pendatang.
Kekayaan alam yang terkandung di dalam hutan, pesisir dan laut, serta mineral yang dikandung oleh tanah Papua merupakan sumber daya yang sangat penting bagi pembangunan sosial dan ekonomi penduduknya. Demikian juga keragaman ekosistem yang luar biasa menyimpan sampai separuh dari keanekargaman hayati Indonesia; khususnya flora dan fauna endemik yang hanya terdapat di pulau ini saja.
Papua merupakan habitat bagi 15.000-20.000 jenis tumbuhan (55% endemik), 602 jenis burung (52% endemik), 125 jenis mamalia (58% endemik), dan 223 jenis reptilia (35% endemik). Binatang dan tumbuhan endemik ini mencakup burung cenderawasih, kangguru pohon, ikan pelangi, beragam kupu-kupu dan ribuan tumbuhan dan binatang lainnya. Dengan kegiatan penelitian yang terus berlangsung, banyak jenis baru yang akan terus ditemukan.
Misalnya, pada Februari 2006, sebuah tim yang melakukan penelitian di Pegunungan Foja menemukan berbagai jenis burung, amfibi dan tumbuhan baru, termasuk satu jenis rhododendron yang bunganya terbesar di antara marga tumbuhan ini. Potensi Papua ini semakin besar dengan disetujuinya Protokol Nagoya yang akan memberikan perlindungan keanekaragaman hayati dan menjamin pembagian keuntungan bagi Indonesia terutama bagi masyarakat lokal. Protokol Nagoya ini juga sangat penting dalam mengakomodasi Pengetahuan Tradisonal yang dimiliki Masyarakat Hukum Adat.
Namun kekayaan alam yang menakjubkan ini menghadapi tekanan yang serius akibat kemerosotan kualitas lingkungan dan kepunahan ke anekaragaman hayati. Ancaman ini mencakup deforestasi, konversi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan monokultur serta penyebaran jenis binatang dan tanaman asing yang bersaing dan mengalahkan jenis-jenis asli pulau ini. Selain itu juga ada ancaman pencemaran air karena kegiatan pertambangan mineral dan minyak.
Para penulis layak mendapatkan penghargaan atas ketekunan dan kerja keras mereka menyarikan informasi terkini untuk setiap topik menjadi buku yang komprehensif mengenai lingkungan hidup Papua. Saya juga menyampaikan penghargaan kepada banyak pihak dan lembaga yang berperan serta untuk mewujudkan buku ini, yaitu para peneliti, penyumbang dana, pustakawan, mahasiswa, pegawai pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat serta kelompok-kelompok masyarakat yang telah memberikan sumbangan masing-masing bagi buku ini.
Akhirnya, saya mengharapkan agar buku ini tidak hanya membangkitkan kekaguman akan kekayaan dan keistimewaan bumi Papua dan segala isinya. Namun yang lebih penting, informasi yang terbuka di tangan pembaca ini akan membuat kita semakin waspada akan berbagai ancaman yang tengah dan akan terus dihadapi bumi Papua.
Semoga kewaspadaan ini menggugah semangat para pemimpin dan selalu mengawal masyarakat Papua dalam era otonomi daerah untuk mengelola pembangunan yang bermodal sumber daya alam yang ada di dalamnya demi kemajuan dan kemakmuran generasi sekarang dan yang akan datang. Jika kelangsungan hidup masyarakat di Papua yang didukung oleh lingkungan yang sehat, dinamis dan terawat ingin dicapai secara berkelanjutan, maka pertimbangan-pertimbangan yang disajikan dalam buku ini perlu ditindaklanjuti dengan bentuk-bentuk kegiatan yang sesuai dengan daya dukung, daya tampung dan pencadangan lingkungan hidupnya.
Jakarta, Desember 2011
Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Daftar Isi
Cover
Daftar isi
Daftar Akronim dan Singkatan
Daftar Istilah
Daftar Penulis Naskah Asli
Ucapan Terima Kasih
Prakata
Kata Pengantar
Bagian I: Pengantar
1.1 Pendahuluan
Keajaiban Alam Papua
Tatanama Geografi dan Politik
Fisiografi, Geografi dan Geologi
Kondisi Lingkungan
Tipe-tipe Hutan
Fauna
Sejarah keterlibatan Bangsa-bangsa eropa dan politik
1.2. Sejarah Kegiatan Eksplorasi Alam
Ketika Burung Cenderawasih tak berkaki (1500-1815) 1500-1760
Realita, kekecewaan dan pembaharuan (1815-1875)1815-1850
“Emas Nugini”: Perjuangan untuk Mendapatkan Spesimen dan Spesies (1875-1914)
Wilayah Belanda di Nugini
Zoologi dan Entomologi
Tumbuhan
Eksplorasi “Ekonomi”
Kontributor Jepang dan Sekutu Barat
Berbagai ekspedisi dan Survei Terpadu (sejak tahun 1945)
Flora papua dan pulau-pulau di Sekitarnya (sejak tahun 1945)
Koleksi utama Biota Nugini
Bagian II: Lingkungan fisik dan Biogeografi
2.1. Geologi Tektonik
Berbagai Dinamika Geologis Busur Kepulauan
Evolusi Model Tektonik Regional untuk Kawasan Nugini
Lempeng Australia
Jalur Lipatan
Jalur Aktif
Pergerakan Busur pulau Sekarang
2.2 Tanah
Klasifikasi Tanah
Persebaran Tanah
Kelembaban Tanah
Kesuburan Tanah
2.3. Iklim
Radiasi dan Keawanan
Kelembaban dan Curah Hujan
Curah Hujan Tahunan
Perubahan Musiman Curah Hujan
Keragaman Curah Hujan antartahun
Iklim dan Perubahan Gletser
2.4. Biogeografi Daratan
Pola Persebaran Burung
2.5. Biogeografi Perairan Tawar
Kelompok Biota untuk Menentukan Wilayah Keendemikan Biota Perairan Tawar
Wilayah Keendemikan Biota Perairan Tawar di Nugini dan Pulaupulau Sekitarnya
Pengaruh Faktor Tektonik
Pengaruh Faktor Geologis
2.6. Kehidupan dan Lingkungan Purba
Vegetasi
Arah Evolusi
Lingkungan Purba
Glasiasi dan Deglasiasi di Pegunungan
Lembah-lembah Sungai Pegunungan Tengah
Jajaran Pegunungan Utara dan Cekungan Dataran Rendah
Dataran Rendah di Selatan
Bagian III: Flora
3.1. Flora Papua: Pengantar
Keendemikan Flora
Kualitas Lingkungan
Ciri-ciri Umum Vegetasi di Papua
3.2. Liken, Lumut, Pakis dan Gymnosperma
Eksplorasi Liken di Nugini
Asal usul Flora liken
Liken pada kulit dan Batang pohon
Keanekaragaman dan Kekayaan Briofit Nugini
3.3. Angiosperma
Euphorbiaceae
Myristicaceae
Myrtaceae
Sapindaceae
Zingiberaceae
Bagian IV: Fauna
4.1. Fauna: Pengantar
Pola-pola Keendemikan
Pertimbangan untuk Masa Depan
4.2. Avertebrata Laut
Asal-usul dan Komposisi Avertabrata Laut
Kelompok Avertebrata Laut Utama
Habitat Utama Avertebrata Laut
Biologi Avertebrata Laut
4.3. Serangga
Status Pengetahuan tentang Serangga
Biogeografi
Ekologi dan Konservasi
4.4. Herpetofauna
Asal dan Komposisi Herpetofauna
4.7. Mamalia
Suku Tachyglossidae – landak
Suku phalangeridae – kuskus
Suku petauridae – posum bergaris
Suku pseudocheiridae – posums ekor-cincin
Suku Macropodidae – Walabi dan kanguru
Bagian V: Ekosistem Alami
5.1. Keanekaragaman Ekosistem dan Konservasi
Konservasi Papua dengan Perspektif Ekosistem
5.2. Ekosistem dan Vegetasi Pesisir
Evolusi Terumbu Karang
Terumbu Karang Papua
Padang Lamun
Hutan Mangrove
5.3. Ekosistem Perairan Tawar
Ekosistem Lotik
Ekosistem Lentik
Ekosistem Perairan Bawah Tanah
Berbagai Ancaman terhadap Ekosistem Perairan Pedalaman
5.4. Ekosistem dan Vegetasi Dataran Rendah
Rawa Dataran Rendah dan Vegetasi Gambut
Vegetasi Dataran Rendah
5.5 Ekosistem Dataran Rendah Lainnya
Ekosistem Padang Rumput dan Savana
5.6. Ekosistem Gua
Lingkungan Gua
Ekologi
Kesenjangan dan Peluang
Gangguan dan Konservasi
5.7. Ekosistem dan Vegetasi Pegunungan
Hutan Pegunungan Bawah
Vegetasi Rawa di Zona Pegunungan Tengah
Vegetasi Subalpin
Bagian VI: Interaksi manusia dan ekosistem
6.1. Kehadiran Manusia dan Dampaknya
Sejarah Dampak Manusia
6.2. Kemajemukan Sosial Budaya Masyarakat
Struktur Sosial
Sistem Politik
Agama dan Sistem Kepercayaan
Pembangunan yang Peka Budaya dan Lingkungan Lokal
6.3. Kondisi Sosial dan Politik
Peralihan Kekuasaan
Masa Rekonstruksi
Pembangunan Sumber Daya Manusia
Kemarahan dan Perlawanan
Otonomi Khusus
6.4. Sistem Pertanian
Pengertian Sistem Pertanian Tradisional
Tranformasi Terkini
6.5. Pola Pemanfaatan Komersial Sumber Daya Alam
Pola Pemanfaatan Sumber Daya Secara Komersial
6.6. Aspek Ekonomi Sumber Daya Alam
Identifikasi Isu-isu Ekonomi dan Lingkungan
Bagian VII: Konservasi Sumber Daya Alam Papua
7.1. Perencanaan dan Penetapan Prioritas Konservasi di Papua
Berbagai Tantangan dalam Penetapan Prioritas Konservasi
Proses Penetapan Prioritas Konservasi
Pendekatan PPK Global dan Regional
7.2. Undang-Undang dan Peraturan Konservasi di Indonesia, khususnya di Papua
Perubahan dan Ketidakpastian Perundang-undangan
Berbagai Kegiatan Ilegal
Penegakan Hukum
Berbagai Rekomendasi untuk Penguatan Penegakkan Hukum
7.3. Kawasan Konservasi dan Pengelolaannya
Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia
Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Konservasi di Papua
Berbagai Peluang dan Tantangan Konservasi
Berbagai Perubahan Politis dan Administrasi
Kapasitas Lokal dan Alokasi Anggaran
7.4. Berbagai Ancaman bagi Keanekaragaman Hayati
Berbagai Bentuk Ancaman
Bentuk-Bentuk Ancaman di Papua
Penambangan dan Energi: Merusak Permukaan Tanah
Pembangunan Infrastruktur: Impian versus Perusakan
Jenis invasif: Tamu Tidak Diundang
Ancaman Sosial dan Kebijakan
7.5. Konservasi Berbasis Masyarakat
Konteks Masyarakat dan Pembangunan
Keterlibatan WWF di Taman Nasional Wasur
Hak-Hak Lahan dan Sumber Daya dan Undang-undang Konservasi
Pendekatan Konservasi WWF di Wasur
Memperluas Pendekatan: Konservasi Ekoregion
Daftar Pustaka