Ikhtisar
Seiring dengan laju peningkatan perekonomian Tiongkok, urgensi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik juga meningkat. Apalagi saat ini, Tiongkok telah menjadi negara dengan total emisi karbondioksida terbesar di dunia dari aneka manufaktur - pupuk kimia, tenaga listrik, otomotif, plastik dan kertas. permukiman dan kantor (besi, baja, dan kaca). Salah satu kajian menyatakan bahwa puncak emisi karbon akan tercapai pada tahun 2040, dengan argumen: 1. laju urbanisasi di Tiongkok akan mencapai 70%; 2. proporsi industri sekunder turun menjadi 30%; 3. pertumbuhan penduduk sudah pernah mencapai puncaknya; dan 4. angka produksi produk dengan konsumsi energi tinggi cenderung menurun. Tahun itu dipilih dengan urgensi penyesuaian dan penurunan ekonomi yang diakibatkan oleh perubahan gaya hidup, peningkatan harga, ditutupnya pabrikan boros energi, tidak terlalu membebani konsumsi rakyat lagi. Buku ini sangat tepat untuk pemerkayaan perspektif dan perbandingan bagi pola pembangunan hijau dan rendah emisi antarnegara, termasuk Indonesia yang tengah giat membangun. Pemerhati dan praktisi lingkungan; pelaku dan pemerhati kebijakan publik; ahli perkotaan dan perdesaan yang berfokus pada energi hijau dan sehat, serta para calon investor pabrikan, sangat perlu membaca dan mengakses informasi karya kumpulan ilmuwan Tiongkok ini.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Beberapa tahun terakhir ini, isu perubahan iklim global akibat emisi gas rumah kaca telah menarik perhatian dan menjadi isu global serta salah satu fokus yang paling banyak diperhatikan dalam kajian lingkungan. Sejak reformasi ekonomi Tiongkok, perkembangan ekonomi telah mencatat pencapaian yang luar biasa, namun pesatnya pertumbuhan ekonomi menimbulkan masalah seperti konsumsi sumber daya dan peningkatan emisi karbon. Pada saat ini Tiongkok menjadi penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Dalam prespektif jangka panjang, terlepas dari ekspektasi komunitas internasional ataupun kebutuhan pembangunan domestik, Tiongkok perlu mengembangkan strategi ilmiah untuk pembangunan hemat energi dan rendah karbon.
Perubahan iklim merupakan isu global. Dilihat dari proses negosiasi konferensi iklim internasional dan berbagai kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya, peta jalan (roadmap) emisi suatu negara (kawasan), nilai puncak, dan biaya pengurangan emisi akan secara langsung mempengaruhi pilihan kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim dan rencana tata kelola perubahan iklim global yang dapat diterima dalam negosiasi internasional. Studi mendalam tentang peta jalan dan puncak emisi di negara maju tidak hanya membantu dalam menilai kelayakan berbagai program tata kelola global perubahan iklim dan desain program untuk tata kelola global perubahan iklim bersama; tetapi juga bermanfaat bagi Tiongkok untuk perumusan rancangan pengurangan emisi yang ilmiah dan masuk akal dengan biaya yang lebih rendah. Berdasarkan pertimbangan ini, kami telah melakukan penelitian dengan topik “Analisis Jalur Emisi Gas Rumah Kaca, Riset Puncak, dan Analisis BiayaManfaat Pengurangan Emisi di Negara Besar dan Tiongkok”. Unit subjek penelitian adalah Institut Ekonomi Industri dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok(Institute of Industrial Economics of CASS) dan unit yang berpartisipasi adalah China 21 Century Yicheng Management Center, Laboratorium Simulasi Kebijakan Departemen Prediksi Ekonomi Pusat Informasi Nasional, Institut Pengembangan Pedesaan Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, Institut Sosiologi Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, Akademi Ilmu Lingkungan Tiongkok, Universitas Zhejiang Gongshang, dan Universitas Kelautan Tiongkok.
Penelitian ini tidak hanya didanai oleh Program Nasional 973 (Proyek No. 2010CB955205), tetapi juga didukung oleh “Penelitian Metode Ekuilibrium Umum Analisis Daya Saing Industri” yang didanai program Kegiatan Ilmiah dan Teknologi Mahasiswa Asing oleh Kementerian Sumber Daya Manusia, dan “Riset Pemantauan Operasi Ekonomi Industri dan Penilaian Risiko” dari Proyek Inovasi Akademi Ilmu Sosial Tiongkok. Tim penulis juga ingin menghaturkan terima kasih yang tulus kepada Kementerian Sains dan Teknologi Nasional, Kementerian Sumber Daya Manusia, dan Badan Inovasi Teknik dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok. Terima kasih juga kami sampaikan untuk bimbingan yang cermat dari Liu Yanhua, mantan Wakil Menteri Sains dan Teknologi, dan Profesor He Jiankun, mantan Wakil Presiden Universitas Tsinghua selama penelitian kami.
Pembagian penulisan draf pertama laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab Satu, Wu Lixue dan Bai Mei; Bab Dua, Tan Qiucheng; Bab Tiga, Guo Chaoxian, Bai Mei, Liang Yongmei, Wu Yejun, Wang Lei Zhu Feifei, Zhao Xiaomin, Qin Lei, Wang Li, Zhang Lei; Bab Empat, Wu LiXue, Bai Mei; Bab Lima, Zhang Xinmin, Li Kai; Bab Enam, Ji Jianyue; Bab Tujuh, Liu Yu, Zhang Qizi; Bab Delapan Zhang Qizi. Setelah draf pertama diserahkan, Zhang Qizai melakukan revisi lebih lanjut.
Selama proses penelitian, Li Gang berjasa sangat besar dalam tugas koordinasi proyek, beliau mengkoordinasi seluruh pekerjaan dengan baik. Selama proyek berlangsung, Liang Yongmei tidak hanya melakukan banyak sekali pekerjaan organisasi dan komunikasi, tetapi juga mengedit laporan umum. Saya atas nama tim peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas kerja kerasnya!
Zhang Qizi
Maret, 2016
Daftar Isi
Sampul
Daftar isi
Kata pengantar
Bab 1 Analisis Emisi Puncak di Tiongkok
Bab 2 Mengatasi Perubahan Iklim dan Transformasi Pembangunan Pertanian
Bab 3 Penelitian tentang Emisi Sektor Manufaktur Tiongkok
Bab 4 Menyikapi Perubahan Iklim Global dan Perkembangan Industri Tenaga Listrik
Bab 5 Penelitian Tentang Emisi Kendaraan Bermotor Tiongkok
Bab 6 Penelitian Tentang Emisi Sektor Permukiman Tiongkok
Bab 7 Dampak Ekonomi dari Puncak Emisi CO₂ di Tiongkok pada 2025, 2030, dan 2040
Bab 8 Kesimpulan