Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Gerakan Emansipasi: Suara Pers Perempuan (1908—1928)

1 Pembaca
Rp 100.000 30%
Rp 70.000
Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini mengangkat konten sejumlah majalah wanita yang terbit awal abad ke-20 (1908-1928). Banyak fakta yang menegaskan peranan majalah-majalah itu dalam memberi penyadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan. Sayangnya, peranan mereka dalam sejarah pers Indonesia seperti ditenggelamkan begitu saja. Begitu juga, jika ditarik benang merahnya, maka kehadiran majalah-majalah itu seperti melanjutkan dan merealisasikan gagasan Kartini tentang peranan perempuan dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan pendidikan. Kehadiran majalah-majalah itu dapat juga dikatakan sebagai gerakan perempuan dalam memainkan peranannya dalam kehidupan berbangsa. Sejauh ini, belum ada buku yang coba mengangkat masalah ini. Oleh karena itu, dapat dipahami jika pemikiran kaum perempuan Indonesia tidak dimasukkan dalam sejarah nasional Indonesia sebagai gerakan pemikiran perempuan Indonesia.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Maman S. Mahayana

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786233212120
Terbit: Maret 2023 , 137 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini mengangkat konten sejumlah majalah wanita yang terbit awal abad ke-20 (1908-1928). Banyak fakta yang menegaskan peranan majalah-majalah itu dalam memberi penyadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan. Sayangnya, peranan mereka dalam sejarah pers Indonesia seperti ditenggelamkan begitu saja. Begitu juga, jika ditarik benang merahnya, maka kehadiran majalah-majalah itu seperti melanjutkan dan merealisasikan gagasan Kartini tentang peranan perempuan dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan pendidikan. Kehadiran majalah-majalah itu dapat juga dikatakan sebagai gerakan perempuan dalam memainkan peranannya dalam kehidupan berbangsa. Sejauh ini, belum ada buku yang coba mengangkat masalah ini. Oleh karena itu, dapat dipahami jika pemikiran kaum perempuan Indonesia tidak dimasukkan dalam sejarah nasional Indonesia sebagai gerakan pemikiran perempuan Indonesia.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Membaca buku sejarah pers Maman S. Mahayana ini memberi kita nuansa baru mengenai sejarah pers perempuan di Indonesia.

Pers perempuan secara cair dapat dibatasi dengan nama terbitan yang bernuansa perempuan, seperti Poetri Hindia, Wanita Merdika atau Aisyiah (organisasi perempuan Muhammadiyah). Pemimpin atau dewan redaksinya kebanyakan terdiri dari kaum perempuan. Tetapi, yang paling penting adalah isu-isunya yang menyangkut kewanitaan.

Suatu hal menarik adalah kehadiran dan pertumbuhan pers perempuan, yang menurut Maman Mahayana, berawal dari “keluh kesah” Kartini melalui surat-suratnya ke Abendanon. Penempatan Kartini sebagai pelopor, membawa gerakan emansipasi yang dibangunnya tidak hanya dilakukan melalui dunia pendidikan, tetapi juga bergulir melalui dunia pers. Gerakan emansipasi dengan demikian berproses dari ruang kelas ke ruang publik, yaitu media massa cetak. Pers telah menjadi media kontinuitas gerakan emansipasi wanita di Indonesia, bahkan juga bergerak ke arena yang lebih luas.

Media massa cetak pada awal abad ke-20 merupakan lambang modernitas. Hanya orang-orang modern terdidiklah yang dapat membaca dan memahami isi berita dalam media massa cetak. Selain itu, diperlukan kemampuan secara ekonomi untuk membeli atau berlangganan. Munculnya kelas baru perempuan terdidik yang dapat membaca, terbentuk bersama dengan pertumbuhan media massa cetak. Kalangan perempuan kelas baru ini dapat dikatakan sejajar dengan kalangan laki-laki yang telah memanfaatkan media massa cetak sebagai media untuk meng-update pengetahuan dan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Kesejajaran itu juga tampak dalam isu-isu yang ditampilkan media massa cetak perempuan. Isu-isu dalam media massa cetak perempuan pun tidak melulu mengurusi upaya meningkatkan keterampilan kaum perempuan dalam urusan rumah tangga, melainkan juga masalah-masalah peran serta perempuan dalam pergerakan nasional. Seruan untuk terlibat dalam pergerakkan nasional telah menjadi wacana umum yang muncul dalam media massa cetak perempuan pada saat itu. Kaum perempuan tidak hanya sebagai konsumen berita dan opini, tetapi juga tampil memproduksi berita dan opini. Dengan demikian, melalui pers itulah bermunculan tokoh-tokoh emansipasi perempuan dan pergerakan nasional melalui pers. Di dalam pers, suara kaum perempuan mengenai kesadaran nasional dapat dikatakan sejajar dengan suara kaum laki-laki.

Melalui buku ini pembaca diajak menelusuri sejarah pers perempuan di Indonesia. Diperbincangkan juga berbagai nama pers perempuan, corak beserta visi dan misinya, serta tokoh-tokohnya yang muncul dan berpengaruh.

Depok, Juli 2022

Daftar Isi

Sampul Depan
Identitas Buku
Daftar Isi
Kata Pengantar
Kata Pembuka
Bab 1 - Fajar Pencerahan
     Inspirasi Kartini
     Melacak Jejak Sejarah
     Periode Awal Majalah Wanita
     Misi dan Visi Majalah Wanita
     Majalah Wanita: Sumber yang Terbenam
Bab 2 - Para Perintis Pers Abad Ke-20
     Sistem Penerbitan
     Peranan Golongan Peranakan Tionghoa
     Pers di Nusantara Abad ke-20
     Di Belakang Peristiwa Boedi Oetomo
     Pers Bumiputra
     Pers Berbahasa Melayu
Bab 3 - Gerakan Emansipasi: Suara Pers Perempuan
     Babak Baru
     Poetri Hindia
     Wanita Swara
     Poetri-Mardika
     Panoentoen Istri
     Isteri-Soesila
     Alsjarq
     Majalah Wanita Lainnya
Bab 4 - Sebuah Pesan
Sumber Pustaka
Indeks
Tentang Penulis
Sampul Belakang