Ikhtisar
Jika tidak ada penyakit, maka kesehatan dapat membuat manusia jatuh ke dalam jurang kelalaian. Dunia akan tampak manis dan indah dalam pandangannya. Pada saat itu, ia terserang penyakit lupa akhirat sehingga tidak ingat kematian dan kubur, serta menyia-nyiakan modal umurnya yang sangat berharga.
Dalam kondisi demikian, penyakit segera menyadarkannya. Seakan-akan penyakit tersebut berkata kepadanya, "Engkau tidak abadi dan dibiarkan begitu saja. Engkau memiliki kewajiban. Tinggalkan sifat sombong dan ingat Tuhan yang menciptakanmu. Ingat bahwa engkau akan masuk ke liang kubur, maka siapkan dirimu" Dengan demikian, derita sakit berperan sebagai mursyid yang rajin memberikan nasihat dan peringatan. Karena itu, derita tersebut tidak perlu dikeluhkan, tetapi justru dari sisi ini ia harus disyukuri. Jika rasa sakit semakin menjadi-jadi, mohonlah kesabaran dari Allah.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku yang ada di tangan Anda ini adalah bagian dari Koleksi Risalah Nur yang secara khusus membahas tentang pengobatan dalam bentuk nasihat (Terapi Maknawi). Terapi tersebut menggunakan setidaknya 25 obat mujarab yang diambil dari apotek al-Qur’an.
Said Nursi hadirkan formula menjadikan tekanan sakit dan perihnya derita sebagai sarana menggapai pemahaman komprehensif akan kemahapemurahan, kemahakasihan, dan kemahapenyayangan Allah dalam berbagai bentuknya.
Semoga dengan buku ini, pembaca khususnya yang sedang sakit mendapat pencerahan sehingga bisa bersabar dan tegar dalam menghadapi penderitaan yang dialami. Âmîn yâ rabbal ‘âlamîn...! Selamat membaca!
Risalah Nur Press
Penulis
Badiuzzaman Said Nursi - Ulama Turki yang hidup di masa akhir Turki Utsmani dan di awal republik Turki, Beliau adalah ulama yang berjuang untuk menguatkan iman dan akidah umat Islam di Turki. lewat karya beliau umat Islam seakan menemukan cahaya dalam kegelapan.
Editor
Irwandi - Penyunting buku karya Badiuzzaman Said Nursi, Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-azhar Cairo Mesir yang pernah belajar langsung dengan ulama Turki
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Dua Puluh Lima Obat
Obat Pertama
Obat Kedua
Obat Ketiga
Obat Keempat
Obat Kelima
Obat Keenam
Obat Keenam
Obat Ketujuh
Obat Kedelapan
Obat Kesembilan
Obat Kesepuluh
Bobat Kesebelas
Obat Kedua Belas
Obat Ketiga Belas
Obat Keempat Belas
Obat Kelima Belas
Obat Keenam Belas
Obat Ketujuh Belas
Obat Kedelapan Belas
Obat Kesembilan Belas
Obat Kedua Puluh
Obat Kedua Puluh Satu
Obat Kedua Puluh Dua
Obat Kedua Puluh Tiga
Obat Kedua Puluh Empat
Obat Kedua Puluh Lima
Menghayati Keteladanan Nabi Ayyub
Nuktah Pertama
Nuktah Kedua
Nuktah Ketiga
Nuktah Keempat
Nuktah Kelima
Penyakit Was-Was dan Obatnya
Aspek Pertama
Aspek Kedua
Aspek Ketiga
Aspek Keempat
Aspek Kelima
Belasungkawa Atas Kematian Seorang Anak Kecil
Poin Pertama
Poin Kedua
Poin Ketiga
Poin Keempat
Poin Kelima
Surat untuk Seorang Dokter
Profil Penulis
Kutipan
OBAT PERTAMA
Wahai penderita sakit yang tak berdaya! Jangan gelisah, bersabarlah! Karena sesungguhnya derita sakitmu itu bukanlah sebuah penyakit, tetapi justru sebuah obat. Sebab, umur manusia adalah modal yang terus berkurang. Jika tidak diinvestasikan, maka akan habis begitu saja. Apalagi jika usia tersebut dilalui dengan santai dan penuh kealpaan, maka akan berlalu dengan cepat. Dengan demikian, penyakit dapat menghasilkan keuntungan yang besar bagi modal hidup tersebut dan tidak mengizinkan usia berlalu begitu saja dengan cepat. Ia tampak memperlambat langkahlangkah umur, menghentikan, serta memperpanjangnya hingga berbuah kemudian menghilang. Ungkapan “umur terasa panjang dengan penyakit” telah menjadi sebuah peribahasa sehingga dikatakan: “Betapa panjang masa derita dan betapa pendek waktu gembira!”
Wahai penderita sakit yang percaya kepada Penciptanya! Engkau merasa sakit, ketakutan, dan gelisah dengan berbagai penyakit, karena kadangkala penyakit tadi menjadi sebab kematian. Juga, karena kematian itu—dalam pandangan kelalaian—adalah sesuatu yang menakutkan dan mengerikan.
Oleh sebab itu, berbagai penyakit yang bisa menjadi sebab kematian akan menyebabkan timbulnya kegelisahan dan kerisauan. Dari sini ada beberapa hal yang perlu diketahui: Pertama, yakinlah bahwa ajal adalah perkara yang sudah ditentukan dan tak bisa berubah. Sering terjadi mereka yang meratapi orang yang sedang sakit parah tibatiba mati, sementara orang yang sakit parah tadi justru sehat kembali.
Kedua, kematian sebetulnya tidak menakutkan seperti yang tampak pada bentuk lahiriahnya. Lewat berbagai pancaran cahaya alQur’an, kami telah menegaskan dalam berbagai risalah bahwa kematian, bagi seorang mukmin, merupakan akhir dari beban tugas kehidupan. Ia adalah bentuk pembebasan dari pengabdian yang berupa pengajaran dan latihan di medan ujian dunia. Ia adalah pintu untuk bisa berjumpa dengan sembilan puluh sembilan persen kekasih yang pergi ke alam akhirat. Ia juga merupakan sarana untuk bisa memasuki tanah air hakiki dan tempat yang kekal guna menggapai kebahagiaan abadi. Ia merupakan ajakan untuk berpindah dari penjara dunia ke tamantaman surga. Ia adalah kesempatan untuk menerima upah atas pengabdian yang telah ditunaikan; upah yang berlimpahlimpah dari khazanah kemurahan Sang Pencipta Yang Maha Pengasih.