Tampilkan di aplikasi

Buku Scopindo Media Pustaka hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Hibridisasi Wacana

Strategi Penyelesaian Konflik

1 Pembaca
Rp 87.400 5%
Rp 82.700

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 248.100 13%
Rp 71.673 /orang
Rp 215.020

5 Pembaca
Rp 413.500 20%
Rp 66.160 /orang
Rp 330.800

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Peristiwa Poso yang terjadi sekitar 20 tahun lalu tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu tragedi social yang telah menelan banyak korban jiwa, serta merusak tatanan kehidupan social yang telah dipelihara dari generasi kegenerasi sebelumnya. Ironisnya tragedi tersebut telah dipersepsikan oleh masyarakat justru sebagai konflik antar umat beragama khususnya antara komunitas Muslim dengan Kristen. Meskipun menurut para peneliti ilmuan social, bahwa “underlying faktornya”, tidak lepas dari perebutan jabatan-jabatan public di daerah tersebut.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: I Ketut Yakobus
Editor: I Ketut Yakobus

Penerbit: Scopindo Media Pustaka
ISBN: 9786237729464
Terbit: Juni 2020 , 176 Halaman










Ikhtisar

Peristiwa Poso yang terjadi sekitar 20 tahun lalu tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu tragedi social yang telah menelan banyak korban jiwa, serta merusak tatanan kehidupan social yang telah dipelihara dari generasi kegenerasi sebelumnya. Ironisnya tragedi tersebut telah dipersepsikan oleh masyarakat justru sebagai konflik antar umat beragama khususnya antara komunitas Muslim dengan Kristen. Meskipun menurut para peneliti ilmuan social, bahwa “underlying faktornya”, tidak lepas dari perebutan jabatan-jabatan public di daerah tersebut.

Pendahuluan / Prolog

Fenomena Konflik di Indonesia
Pada zaman yang serba canggih ini Indonesia kerap terkoyak oleh serangkaian konflik berbau kekerasan (violence conflict) yang marak merebak diberbagai daerah. Konflik yang terjadi dibeberapa daerah di Indonesia nampaknya tak kunjung berhenti. Bahkan di Indonesia pasca reformasi ini masih tercatat ada konflik terpanjang didaerah Sulawesi.

Pasca deklarasi malino diberlakukan, eskalasi konflik memang menurun, dalam arti konflik yang bersifat massif dengan melibatkan dua kelompok agama yang bertikai tidak terjadi lagi, tapi aksi kekerasan terus terjadi dan terulang.

Berbagai kasus yang bermunculan seperti teror, penculikan, pembunuhan, terhadap warga sipil maupun aparat keamanan yang akhir-akhir ini terjadi lagi merupakan rentetan panjang , dari konflik yang pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini berdampak buruk bagi upaya harmonisasi masyarakat di daerah pasca konflik, bahkan telah menyebabkan masyarakat hidup dalam ketakutan, kehilangan rasa aman untuk beraktivitas, terutama masyarakat yang berdomisili di wilayah pesisir. Kehadiran kelompok sipil bersenjata semakin mengindikasikan bahwa situasi belum aman dan potensi terjadinya konflik masih ada.

Konflik yang berkepanjangan ini telah menyebabkan berbagai dampak sosial dalam kehidupan masyarakat, antara lain terjadi segregasi sosial antara masyarakat Muslim dan Non Muslim, proses percepatan pembangunan terhambat, serta masyarakat hidup dalam trauma yang berkepanjangan.

Berbagai Resolusi konflik yang dibangun oleh Pemerintah selama ini, antara lain melalui negosiasi, mediasi dengan mengedepan pendekatan keamanan ternyata belum terlalu efektif untuk dapat menghentikan dan memutus rantai konflik.

Konflik yang selalu berulang mengindikasikan bahwa resolusi yang dilakukan terhadapnya gagal. Kegagalan tersebut mungkin disebabkan karena tidak ditemukannya akar penyebab konflik ataupun model resolusi yang digunakan tidak tepat.

Upaya penanganan konflik yang selama ini dilakukan elit masyarakat maupun pemerintah terkesan hanya menyelesaikan atau mengakhiri konflik, belum mengarah pada upaya tranformasi konflik (conflict tranformation) secara berkesinambungan. Penanganan konflik selama ini didominasi oleh pemerintah, akibatnya peran dan partisipasi masyarakat lokal menjadi rendah, sementara ketergantungan dengan aparat penegak hukum menjadi tinggi.

Penulis

I Ketut Yakobus - Dr. I KETUT YAKOBUS, S.TH, M.SI dilahirkan di desa Kilo Trans kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 12 Januari 1974, anak kedelapan dari Sembilan bersaudara, dari ibu yang bernama Niwayan Widra dan Ayah bernama Imade Kacar.

Penulis masuk sekolah dasar Negeri Kilo Trans pada tahun 1982 dan tamat tahun 1987. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Poso dan tamat tahun 1990. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Palu dan Tamat tahun 1993. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia (STT) Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena dan tamat tahun 1998. Tahun 2009 melanjutkan pendidikan di Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi Manado, pada program studi Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan, minat bakat Manajemen Sumberdaya. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan pada program pasca sarjana S3 di Universitas Negeri Makassar program studi Sosiologi dan berhasil menyelesaikan pendidikan S3 pada 28 Agustus 2019. Beberapa penelitian yang telah dihasilkan dan dipublikasikan antara lain, Trimurti dan Trinitas (studi komparatif dogmatis tentang doktrin Trimurti dalam agama hindu dan doktrin Trinitas dalam agama Kristen dalam rangka membangun dialog antar umat beragama Hindu dan Kristen). Analisis pendekatan budaya sintuwu maroso dalam rekonsiliasi konflik di kabupaten Poso provinsi Sulawesi Tengah.

Editor

I Ketut Yakobus - Dr. I KETUT YAKOBUS, S.TH, M.SI dilahirkan di desa Kilo Trans kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 12 Januari 1974, anak kedelapan dari Sembilan bersaudara, dari ibu yang bernama Niwayan Widra dan Ayah bernama Imade Kacar.

Penulis masuk sekolah dasar Negeri Kilo Trans pada tahun 1982 dan tamat tahun 1987. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Poso dan tamat tahun 1990. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Palu dan Tamat tahun 1993. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia (STT) Gereja Kristen Sulawesi Tengah Tentena dan tamat tahun 1998. Tahun 2009 melanjutkan pendidikan di Program Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi Manado, pada program studi Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan, minat bakat Manajemen Sumberdaya. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan pada program pasca sarjana S3 di Universitas Negeri Makassar program studi Sosiologi dan berhasil menyelesaikan pendidikan S3 pada 28 Agustus 2019. Beberapa penelitian yang telah dihasilkan dan dipublikasikan antara lain, Trimurti dan Trinitas (studi komparatif dogmatis tentang doktrin Trimurti dalam agama hindu dan doktrin Trinitas dalam agama Kristen dalam rangka membangun dialog antar umat beragama Hindu dan Kristen). Analisis pendekatan budaya sintuwu maroso dalam rekonsiliasi konflik di kabupaten Poso provinsi Sulawesi Tengah.

Daftar Isi

Sampul Depan
Hak Cipta
Kata Pengantar
Prakata
Daftar Isi
Bab I: Fenomena Konflik di Indonesia
Bab II: Teori Hibridisasi dalam Penyelesaian Konflik
     A. Konsep Arkheologi dan Geneologi Foucolt
          1. Pengetahuan sebagai Kuasa
     B. Teori Hibridisasi
Bab III: Fenomena Daerah Konflik
     A. Kondisi Sosial Ekonomi
     B. Kondisi Pendidikan
Bab IV: Kronologi Konflik
     A. Konflik jilid I
     B. Konflik jilid II
     C. Konflik jilid III
     D. Konflik Jilid IV
     E. Konflik Jilid V
Bab V: Macam-Macam Wacana Konflik
     A. Wacana Politik
     B. Wacana Makar
     C. Wacana Money Politik dalam Pemilihan Pemimpin Daerah
     D. Wacana Pemilihan Sekertaris Wilayah Daerah
     E. Wacana Korupsi Dana Kredit Usaha Tani (KUT)
     F. Wacana Pemulihan Keamanan
     G. Wacana Kesenjangan Sosial Ekonomi
     H. Wacana Agama
     I. Wacana Jihat
     J. Wacana Terorisme
     K. Wacana Militer
     L. Wacana Sumber Daya Alam (SDA)
Bab VI: Aktor dan Kepentingan dalam Konflik
Bab VII: Sebab-Sebab Konflik
     A. Faktor Politik
     B. Faktor kesenjangan social ekonomi.
     C. Faktor pendidikan
     D. Faktor budaya
     E. Faktor Idiologi
     F. Penyebab Konflik dan Kekerasan Berkepanjangan
Bab VIII: Strategi Aktor dalam Memproduksi dana Mereproduksi Wacana
     A. Strategi aktor dalam memproduksi dan mereproduksi wacana dalam konflik
     B. Strategi Aktor dalam Memproduksi dan Mereproduksi Wacana Resolusi Konflik
Bab IX: Pola Kontestasi Wacana dalam Konflik
     A. Pola Win-Lose dalam Kontestasi Wacana Konflik
     B. Pola Chaos Dalam Kontestasi Wacana Konflik
Bab X: Proses Hibridisasi Wacana dalam Resolusi Konflik
     A. Wacana Unggul dalam Resolusi Konflik
     B. Proses Hibridisasi Wacana Resolusi Konflik
     C. Resistensi Dominasi Kuasa Wacana Militer Dalam Penanganan Konflik
Daftar Pustaka
Sampul Belakang