Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Algea

Buku Puisi

1 Pembaca
Rp 42.000 52%
Rp 20.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 60.000 13%
Rp 17.333 /orang
Rp 52.000

5 Pembaca
Rp 100.000 20%
Rp 16.000 /orang
Rp 80.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Algea adalah kumpulan puisi ke-4 Makmur HM. Buku ini diluncurkan menandai usianya ke -25. Tetapi tentu bukan sekedar peringatan kelahiran. Algea adalah buah karya tulus kepenyairannya yang telah dirintis sejak remaja. Algea, adalah puisi yang mesti Anda baca.

Makmur HM, Lahir di Pelalawan, Riau. Memulai menulis puisi sejak di bangku Tsanawiyah di Pesantren Al-Munawwarah Pekanbaru. Aktif menulis di berbagai media cetak dan online. Saat ini bekerja sebagai staf redaksi portal berita www.detakpekanbaru.com dan belajar di Jurusan KOmunikasi Universitas Abdurrab Pekanbaru.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Makmur HM

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786027949539
Terbit: Agustus 2015 , 118 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Algea adalah kumpulan puisi ke-4 Makmur HM. Buku ini diluncurkan menandai usianya ke -25. Tetapi tentu bukan sekedar peringatan kelahiran. Algea adalah buah karya tulus kepenyairannya yang telah dirintis sejak remaja. Algea, adalah puisi yang mesti Anda baca.

Makmur HM, Lahir di Pelalawan, Riau. Memulai menulis puisi sejak di bangku Tsanawiyah di Pesantren Al-Munawwarah Pekanbaru. Aktif menulis di berbagai media cetak dan online. Saat ini bekerja sebagai staf redaksi portal berita www.detakpekanbaru.com dan belajar di Jurusan KOmunikasi Universitas Abdurrab Pekanbaru.

Ulasan Editorial

Makmur HM sosok yang sangat inspiratif dan cer- das. Ia mampu menuangkan segala ‘isi kepalanya’ dalam setiap kata. Ia mampu menyimpan pesan secara implisit dalam setiap kalimat. Dan dalam beberapa puisi, Ia lihai menuturkan alur. Selamat ulang tahun

Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Abdurrab Pekanbaru / Hasmira, S.Sos., M.Soc.Sc

Kontemplasi Hujan adalah Kesedihan, Algea ada- lah Cinta, Kursi Goyang adalah Kematian, begitulah kumpulan puisi Makmur HM ini direkatkan kepada rasa percaya diri yang terlalu tinggi bahwa ia akan menjadi penyair. Saya pikir rasa percaya diri yang terlalu tinggi kurang baik, apa pun yang melebihi takaran tetap tak seimbang. Dengan terus membaca buku atau karya-karya penyair besar, kelak Makmur HM tidak akan menjadi penyair, tapi telah menjadi penyair, yang tentu dengan rasa percaya diri yang bersahaja. Selamat ulang tahun!

Community Pena Terbang / Muhammad Asqalani eNeSTe

Algea tidak akan pernah usang, Algea hidup di da- lam hati pembacanya. Buku puisi Algea menyimpan sejuta keunikan. Judul-judul di dalam buku ini cu- kup eksentrik, namun indah. Inilah kelebihan buku ini, yang jarang dijumpai di antologi puisi pada um- umnya. Tidak pula berlebihan jika menyebut Mak- mur HM adalah penyair muda berbakat dan kreatif. Tahniah Makmur HM. Selamat ulang tahun ke-25

Jurnalis / Delvi Adri

Pendahuluan / Prolog

Perayaan Seperempat Abad Usia
Tahun 2015, usia saya genap menginjak seperempat abad. Alhamdulillah. Sebagai pera- ngaja memperlambat gerak jarum yaan, saya se jam, menyelinap di antara kesibukan kerja sebagai layouter dan keriuhan penyusunan skripsi jenjang pendidikan Strata I saya di Universitas Abdurrab Pekanbaru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ju- rusan Ilmu Komunikasi untuk membuat kue ulang tahun saya ini, Algea.

Seperempat abad adalah usia keramat bagi se- orang lelaki, menurut saya. Karena pada usia ini, setiap langkah akan menjadi lebih dalam seperti puisi dan semakin luas seperti prosa.

Tidak ada puisi khusus mengenai perayaan usia saya di dalam Algea. Karena bagi saya, semua puisi yang saya tulis adalah hidup saya sendiri. Semua rasa; dari cinta sampai luka, dari kerinduan sampai kekecewaan akan segala hal adalah Algea.

Penulis

Makmur HM - Makmur HM Adalah pemilik nama lengkap Makmuriyanto. Lahir di desa kecil Kabupaten Pelalawan, Riau bernama Rawang Sari pada 2 Mei 1990.

Menulis puisi sejak duduk di bangku Tsanawiyah Ponpes Al-Munawwarah Pekanbaru, Riau. Puisi-puisinya pernah singgah di beberapa media cetak dan online serta tergabung dalam beberapa antologi bersama: Poetry Poetry from 120 Indonesian Poets-Diverse (Shell, 2012), Poetry Poetry from 120 Indonesian Poets-Flows into the Sink into the Gutter (Shell, 2012), Indonesian Poems Among the Continent (Shell,2012), Ayat-ayat Ramadhan (AGP, 2012), 100 Hati Berbagi Kasih (SahabatKata, 2012), Seikat Darah Ukhwah dalam MAe Kematianku (Penerbit E-Book, 2012), Cartoon Maniac & Puisi Kenangan (2012), Negeri Sembilan Matahari (Sastra Welang Pustaka, 2012), Langit Terbakar Saat Anak-anak Itu Lapar (Sastra Welang Pustaka, 2012) dan Sepotong Rindu dalam Sarung (Shell, 2012).

Antologi puisi tunggal pertamanya bertajuk Aku Puisi: Puisi-puisi dari Robekan Kertas (Shell, 2012), kemudian disusul dengan Dwilogi Puisimini "Kata Kata" Episode 1 dan Episode 2 (AGP, 2012), sedangkan Algea adalah buku puisi keempatnya.

Sempat menggagas Majalah Sastra Digi- tal: FRASA --saat ini sedang mati suri-- pada Mei 2012. Saat ini beraktifitas sebagai freelancer layout dan pengasuh rubrik KopiPait pada portal berita www.detakpekanbaru.com sambil menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 di Universitas Abdurrab Pekanbaru Jurusan Ilmu Komunikasi.***

Daftar Isi

verso
Pengantar
Endorsement
Daftar Isi
Kontemplasi Hujan
Kereta Api
Algea
Algea, 2
Pasar Malam
Kursi Goyang
Perempuan Penyulam Dendam
Bulan di Gelas Kopi
Lollypop Senja
Bar di Kepala
Di Pelabuhan Sei Duku
Tuhan yang Maha Tuhan
Penyair Jokpin
Di Perpustakaan Kata
Pada Sebuah Resort (Di Pantai Trikora)
Aku Ingin Menulis Namamu
Buku Puisi untuk Oca
Batu Nisan
Pertengkaran dengan Rindu
Anak Kecil
Penyair Malang
Belum Ada Judul
Etape Rindu
Jam dan Malaikat Pencabut Nyawa
Memoar
Montage
Haqqi Alfijni
Serupa Kupu-Kupu
Melda Fauza
Ayat 10 Rindu
(semoga bukan) Puisi Terakhir Untuk Ja
Kepada: Ja
Kau, yang Kusebut Ja
Tadi Malam, Saat Aku Jadi Bulan
Bulan
Wanita yang Sedang Duduk Berdua-duaan dengan Kenangan di Pojokan Malam
Siaga Satu
Sekelompok Lelaki Hidung Belang yang Berdemo di Gedung Dewan
Pak Beye
Perang
Hikayat Darah
Biodata Penulis