Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Manusia Alarm

Segenggam Puisi

1 Pembaca
Rp 42.000 52%
Rp 20.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 60.000 13%
Rp 17.333 /orang
Rp 52.000

5 Pembaca
Rp 100.000 20%
Rp 16.000 /orang
Rp 80.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dalam buku puisi Manusia Alarm ini, Naka hendak menawarkan beberapa persoalan yang kerap meneror dalam diri dan di luar diri ini. Ada ketakutan-ketakutan, kekecewaan, kegagalan yang diam-diam menggerus jagat kecil dalam dirinya. Setidaknya, menjadi pengingat bagi dirinya sendiri. Semacam pembatas buku, yang memisahkan dan mendekatkan bergelimang rupa tubuh menjadi padu.
Sebagian puisi di buku ini adalah koleksi karya yang sudah pernah dipublikasikan di beberapa media cetak baik regional maupun nasional. Juga terdapat banyak puisi yang pernah memenangkan perlombaan/penghargaan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Setia Naka Andrian

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786026581198
Terbit: Agustus 2017 , 112 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Dalam buku puisi Manusia Alarm ini, Naka hendak menawarkan beberapa persoalan yang kerap meneror dalam diri dan di luar diri ini. Ada ketakutan-ketakutan, kekecewaan, kegagalan yang diam-diam menggerus jagat kecil dalam dirinya. Setidaknya, menjadi pengingat bagi dirinya sendiri. Semacam pembatas buku, yang memisahkan dan mendekatkan bergelimang rupa tubuh menjadi padu.
Sebagian puisi di buku ini adalah koleksi karya yang sudah pernah dipublikasikan di beberapa media cetak baik regional maupun nasional. Juga terdapat banyak puisi yang pernah memenangkan perlombaan/penghargaan.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Dalam buku puisi Manusia Alarm ini, saya hendak menawarkan beberapa persoalan yang kerap meneror dalam diri dan di luar diri ini. Ada ketakutan-ketakutan, kekecewaan, kegagalan yang diam-diam menggerus jagat kecil dalam diri ini. Setidaknya, menjadi pengingat bagi diri. Semacam pembatas buku, yang memisahkan dan mendekatkan bergelimang rupa tubuh menjadi padu.

Terkadang rasa gugup hadir tiba-tiba, ketika berderet jejak-jejak hidup yang pelan-pelan meninggalkan diri ini, dalam sepenuh kesendirian. Meskipun, segala itu seakan mengantri untuk disinggahi satu-satu.

Dengan segenap keterbatasan, saya berjuang keras untuk menyibak segala hal melalui kontak visual dan kontak batin ini. Kata-kata berjatuhan dalam rupa-rupa yang tak utuh. Segenap doa dan ingatan seakan menjadi jalan lain dalam kepulangan kata-kata. Segala itu, mencoba hadir ke hadirat pembaca. Jejak-jejak ditikam dalam puisi-puisi Manusia Alarm ini.

Syukur alhamdulillah, berkat Penerbit Garudhawaca Yogyakarta, buku ini perlahan mencoba menawarkan kerelaan dirinya kepada pembaca. Kelak hasil pembacaannya seperti apa, biar gerak kata-kata yang menggoda dalam setiap pengalaman-pengalaman berbahasa dan berestetika.

Sekian. Selamat menyelam pelan-pelan!


Penulis

Setia Naka Andrian - Setia Naka Andrian, Lahir di Kendal, 4 Februari 1989. Pengajar di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang. Aktif di beberapa komunitas di Semarang dan sekitarnya. Puisinya tergabung dalam banyak antologi seperti Kursi Yang Malas Menunggu (TBJT Surakarta dan Hysteria Semarang, 2010), Sogokan Kepada Tuhan (Lestra Kendal, 2012), Dari Gentar Menjadi Tegar (Komunitas Bergerak Seni Indonesia Berkabung, 2015), Cahaya dari Kebun Kata (TBJT Surakarta dan PSK Kendal, 2017), Puisi-Puisi Munsi (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017). Cerpennya tergabung dalam antologi Bila Bulan Jatuh Cinta (Gradasi Semarang, 2009), Antologi Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2010), Tanda (Teater Semut Kendal, 2010), Tatapan Mata Boneka (TBJT Surakarta, 2011), Perempuan Bersayap di Kota Seba (Kias Upgris, 2011). Naskah dramanya tergabung dalam kumpulan Kitab Lakon #1 Dongeng Negeri Dongeng (Teater Gema, 2012), esainya tergabung dalam kumpulan esai Mengingat Guru (Kias Upgris, 2011). Tulisannya berupa puisi, cerpen, esai dan resensi dimuat di beberapa media lokal maupun nasional, Buku kumpulan esainya, Remang-Remang Kontemplasi (Rumah Diksi Pustaka, November 2016) yang telah mendapatkan Penghargaan Acarya Sastra 2017 dari Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Daftar Isi

verso
Daftar Isi
Riwayat Publikasi Puisi
Pengantar
Puisi-Puisi
Penulis