Ikhtisar
Apakah Tuan punya masalah dengan PemerintahCina?” “Apa yang dimaksudkan masalah?” “Misalnya dapat ancaman dari Pemerintah Cina, atau mendapat tekanan secara fisik maupun psikis?” “Ancaman kongkret belum, tapi sedikit merasa tekanan itu ada. Tuan tahu, Pemerintah Cina mau mengadakan hubungan dengan Pemerintah RI, tapi sarat dari Pemerintah RI adalah agar Pemerintah Cina tidak boleh melindungi orang-orang komunis, tidak lagi mengizinkan orang-orang komunis tinggal di Cina.
Dan kalau sarat-sarat ini dipenuhi, maka hubungan akan bisa segera diadakan. Dan yang dimaksud oleh Pemerintah RI itu adalah kami ini di antaranya.” “Tapi apakah Pemerintah Cina mengusir Tuan, menekan dan mengancam Tuan?” “Tapi apakah saya harus menunggu dulu sampai Pemerintah Cina mengusir saya lalu menekan atau mengancam saya atau siapa tahu menyiksa saya barulah kemudian saya datang ke Perancis untuk minta perlindungan pada pemerintah Tuan?”, kataku dengan agak keras juga.
Pendahuluan / Prolog
Buku yang Dipenjarakan
Pada zaman Orde Baru, Suharto ABRI, semua buku-buku tulisan orang yang dianggap komunis kaum kiri dan kaum demokratis dilarang beredar. Dilarang dimiliki dan dilarang dibaca. Pernah terjadi, ada pelanggaran di Jawa Tengah, beberapa anak muda mengadakan diskusi tentang buku Pramoedya Ananta Toer.
Padahal buku Pram itu jelas dilarang, lha, ini didiskusikan! Anak-anak muda itu ditangkap, dikenai delik sekian dan hukumannya sekian, lalu dipenjara selama 8 tahun! Hal dan perkara begini hanya terjadi di zaman Orba Suharto ABRI dulu itu.
Apakah masih bisa seseorang yang mau riset tentang sesuatu disiplin ilmu lalu membutuhkan bacaan bukubuku terlarang itu? Masih bisa. Ada buku-buku yang dilarang tetapi masih bisa dibaca dan dipinjam di ruangan tertentu. Buku-buku yang dilarang itu disimpan di Perpustakan Nasional, Jakarta.
Bisa mau pinjam dan mau baca? Bisa! Tapi sudah tentu ada syaratnya. Seorang teman saya bercerita tentang pengalamannya ketika mau membaca buku yang terlarang itu.
Penulis
Sobron Aidit - Sobron Aidit dilahirkan di Belitung, Sumatra Selatan, 2 Juni 1934. Lulusan Sinologi Fakultas Sastra UI tahun 1960 ini pernah menjadi guru SMA Utama dan THHK pada tahun 1954- 1963, dan wartawan Bintang Timur Bintang-Minggu (1960), dan wartawan Harian Rakyat (1957). Tahun 1962 ikut mendirikan Akademi Sastra Multatuli. Selama 30 tahunan di luar negeri, sejak 1963, adik kandung DN Aidit ini pernah menjadi guru besar Institut Bahasa Asing Beijing, redaktur dan penyiar Radio Beijing, dan ikut mendirikan restoran yang pertama di Paris. Semasa di Indonesia, penulis yang sekarang berkewarganegaraan Perancis ini ini menulis di berbagai majalah dan harian, antara lain di Sastra, Kisah, Zenith Roman, Sunday Courier, Republik, Zaman Baru, Bintang Timur, dan Harian Rakyat.
Daftar Isi
Sampul
Daftar isi
Buku yang Dipenjarakan
Keluargadan Kampung Halaman
Kisah Seorang Haji
Memasuki Dunia Baru
Pengalaman Punya Nama Begini, 1
Pengalaman Punya Nama Begini, 2
Pengalaman Punya Nama Begini, 3
Pengalaman Punya Nama Begini, 4
Pengalaman Punya Nama Begini, 5
Pengalaman Punya Nama Begini, 6
Pengalaman Punya Nama Begini, 7
Pengalaman Punya Nama Begini, 8
Pengalaman Punya Nama Begini, 9
Pengalaman Punya Nama Begini, 10
Pengalaman Punya Nama Begini, 11
Pengalaman Punya Nama Begini, 12
Pengalaman Punya Nama Begini, 13
Pengalaman Punya Nama Begini, 14
Perjalanan dan Intel, 1
Perjalanan dan Intel, 2
Perjalanan dan Intel, 3
Perjalanan dan Intel, 4
Perjalanan dan Intel, 5
Indeks
Indeks Khusus
Tentang Penulis