Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Budidaya Sayuran Lokal

1 Pembaca
Rp 56.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 168.000 13%
Rp 48.533 /orang
Rp 145.600

5 Pembaca
Rp 280.000 20%
Rp 44.800 /orang
Rp 224.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sayuran lokal atau sayuran asli sering disebut “sayuran indigenous” (indijenes). Sayuran ini mempunyai beberapa karakteristik yang cukup menjanjikan, seperti beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam, khususnya dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Sayuran lokal dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi (gizi), bahan obat-obatan, dan sumber pendapatan. Banyak pihak menaruh perhatian besar terhadap sumber daya “sayuran lokal” di “lahan sempit dan pekarangan”. Berkebun tidak mesti di lahan kosong yang luas, namun di lahan sempit, seperti lahan pekarangan, pun dapat dilakukan budidaya beragam jenis tanaman sayuran.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dr. Rahmat Rukmana / Herdi Yudirachman, M.T.
Editor: Irwan Kurniawan

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023502349
Terbit: Maret 2016 , 192 Halaman










Ikhtisar

Sayuran lokal atau sayuran asli sering disebut “sayuran indigenous” (indijenes). Sayuran ini mempunyai beberapa karakteristik yang cukup menjanjikan, seperti beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam, khususnya dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Sayuran lokal dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi (gizi), bahan obat-obatan, dan sumber pendapatan. Banyak pihak menaruh perhatian besar terhadap sumber daya “sayuran lokal” di “lahan sempit dan pekarangan”. Berkebun tidak mesti di lahan kosong yang luas, namun di lahan sempit, seperti lahan pekarangan, pun dapat dilakukan budidaya beragam jenis tanaman sayuran.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Kebutuhan dan permintaan pasar terhadap produk sayuran cenderung meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk, kenaikan konsumsi sayuran yang selaras dengan meningkatnya daya beli masyarakat, dan sekaligus membaiknya kesadaran masyarakat terhadap nilai gizi (nutrisi). Untuk itu, diperlukan peningkatan produksi sayuran yang memenuhi standar permintaan pasar, antara lain melalui wirausaha sayuran lokal di lahan sempit dan pekarangan.

Sayuran lokal atau sayuran asli sering disebut “sayuran indigenous” (indijenes). Sayuran ini mempunyai beberapa karakteristik yang cukup menjanjikan, seperti beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam, khususnya dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Sayuran lokal dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi (gizi), bahan obat-obatan, dan sumber pendapatan. Banyak pihak menaruh perhatian besar terhadap sumber daya “sayuran lokal” di “lahan sempit dan pekarangan”.

Berkebun tidak mesti di lahan kosong yang luas, namun di lahan sempit, seperti lahan pekarangan, pun dapat dilakukan budidaya beragam jenis tanaman sayuran. Potensi sumber daya lahan sempit dan pekarangan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Keterbatasan ruang dan lahan seringkali menghambat masyarakat di perkotaan untuk melakukan kegiatan budidaya tanaman sayuran. Namun saat ini, sudah diciptakan banyak metode berkebun dengan kosep budidaya lahan sempit.

Terkait dengan lahan pekarangan, data Badan Litbang Pertanian (2011) menunjukkan bahwa luas lahan pekarangan di Indonesia sekitar 10,3 juta hektare atau 14% dari keseluruhan luas lahan pertanian. Namun pada umumnya, lahan pekarangan tersebut sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, seperti sayuran lokal. Masih relatif luasnya lahan pekarangan ini merupakan sinyal bahwa lahan pekarangan mempunyai prospek baik sebagai salah satu sumber penyedia bahan pangan.

Terbitnya buku dimaksudkan menyediakan sumber informasi dan pembuka jalan bagi pengembangan sayuran lokal secara intensif berwawasan bisnis. Berwirausaha dengan kosep budidaya sayuran lokal di lahan sempit dan pekarangan merupakan suatu kesibukan yang mengasyikkan, menyehatkan, menghasilkan, dan bisa meraup keuntungan. Harapan kami, buku ini dapat menjadi acuan masyarakat pecinta dan penikmat pertanian, para penyuluh dan mahasiswa pertanian, hobiis berkebun, dan peserta didik di sekolah menengah kejuruan pertanian program studi hortikultura.

Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada penerbit, dan sahabat-sahabat di Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan), Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan (Dishutbunak), Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K), serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka atas bantuannya hingga buku ini bisa terbit. Terimakasih juga disampaikan kepada para petani di seluruh wilayah nusantara. Semoga buku ini bermanfaat dan bermakna.

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1: Pendahuluan
     A. Potensi Sayuran lokal
     B. Prospek Bisnis dan Budidaya Sayuran lokal
Bab 2: Intensifikasi Lahan Sempit dan Pekarangan
     A. Peranan Lahan Sempit dan Pekarangan
     B. Inovasi Teknologi Budidaya
Bab 3: Budidaya Sayuran Lokal Daun
     A. Beluntas
     B. Ginseng Jawa
     C. Katuk
     D. Kelor
     E. Mangkokan
Bab 4: Budidaya dan Pascapanen Sayuran Lokal Buah
     A. Kecipir
     B. Labu Siam
     C. Oyong (Gambas)
     D. Paria Belut
     E. Roay
Bab 5: Budidaya dan Pascapanen Sayuran Lokal Aneka
     A. Kecombrang
     B. Kucai
     C.  Temu Kunci
     D. Turi
     E. Okra
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis