Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Badrul Mustofa Badrul Mustafa Badrul Mustafa

Kitab Puisi

1 Pembaca
Rp 37.000 15%
Rp 31.450

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 94.350 13%
Rp 27.257 /orang
Rp 81.770

5 Pembaca
Rp 157.250 20%
Rp 25.160 /orang
Rp 125.800

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini menghimpun sepilihan puisi yang saya tulis dalam 10 tahun terakhir (2006-2016). Sebagian pernah dimuat di Padang Ekspres, Koran Tempo, dan Kompas. Beberapa di antaranya mengalami perubahan dengan kadar yang berbeda satu sama lain. Ramai sekali orang-orang yang berjasa dalam proses kreatif saya menulis selama ini. Mendekatlah segala yang baik kepada Ibu dan Ayah (alm) di kampung yang telah mengajarkan saya membaca dan menulis, serta selalu membelikan saya buku-buku tak terduga setiap awal bulan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Heru Joni Putra
Editor: Lukman Hanafi

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023502271
Terbit: Mei 2017 , 80 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini menghimpun sepilihan puisi yang saya tulis dalam 10 tahun terakhir (2006-2016). Sebagian pernah dimuat di Padang Ekspres, Koran Tempo, dan Kompas. Beberapa di antaranya mengalami perubahan dengan kadar yang berbeda satu sama lain. Ramai sekali orang-orang yang berjasa dalam proses kreatif saya menulis selama ini. Mendekatlah segala yang baik kepada Ibu dan Ayah (alm) di kampung yang telah mengajarkan saya membaca dan menulis, serta selalu membelikan saya buku-buku tak terduga setiap awal bulan.

Pendahuluan / Prolog

Pembuka Kata
Buku ini menghimpun sepilihan puisi yang saya tulis dalam 10 tahun terakhir (2006-2016). Sebagian pernah dimuat di Padang Ekspres, Koran Tempo, dan Kompas. Beberapa di antaranya mengalami perubahan dengan kadar yang berbeda satu sama lain.

Ramai sekali orang-orang yang berjasa dalam proses kreatif saya menulis selama ini. Mendekatlah segala yang baik kepada Ibu dan Ayah (alm) di kampung yang telah mengajarkan saya membaca dan menulis, serta selalu membelikan saya buku-buku tak terduga setiap awal bulan. Untuk saudara saya, Beri Veria Artra dan Trinanda Joni Putra, terimakasih atas semangatnya untuk terus berjuang. Selanjutnya, saya mengucapkan terimakasih untuk Feni Efendi, Gus tf, Iyut Fitra, Novita Yulia, Pinto Anugrah, Esha Tegar Putra, Fariq Alfaruqi, Alpha Hambaly, S Metron M, dan Koko Sudarmoko, yang telah menemani saya selama ini berdiskusi perihal berbagai percobaan-penciptaan puisi yang saya lakukan.

Untuk Rusdy Zamzami dan Hamzah Muhammad yang telah memberikan beberapa saran untuk kumpulan pertama ini. Termasuk juga untuk kawan-karib sedari sekolah, Ade Suhendra, Rovindo Maisya, Ari Berli Kuswara dan Izzatu Hayati, yang tak pernah bosan melontarkan berbagai macam pertanyaan mengenai karya-karya yang saya tulis.

Tanpa berbagai dukungan dari keluarga besar Studiohanafi, buku ini tak akan pernah terbit tahun ini. Khususnya kepada Pelukis Hanafi, saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas banyak dukungannya kepada saya. Beliau telah membiarkan saya memilih beberapa karya di antara 150-an serial #Indecisive untuk dipakai sebagai bagian dari buku ini. Beberapa perubahan yang terjadi semenjak rancangawal penyusunan buku ini tak terlepas dari saransaran mengejutkan darinya. Dan kepada Ibu Adinda Luthvianti, di antara nasihat-nasihatnya yang sangat berguna, beliau pun tak pernah bosan mengingatkan saya untuk menyelesaikan manuskrip buku ini. Segala yang baik pun semoga senantiasa mendekat kepada orang tua kedua saya ini.

Selanjutnya, terimakasih untuk Kang Taufan Hidayat dan Mas Mathori A Elwa dari Penerbit Nuansa Cendekia, Bandung. Terakhir, terimakasih untuk banyak orang lainnya yang di lembar ini tak tersebutkan namanya, tapi sesungguhnya dalam pikiran dan perasaan saya, segala peristiwa, amal baik, nasihat, ilmu yang bermanfaat, dan segala dukungan, tak akan pernah lapuk oleh hujan dan tak sekalipun lekang oleh panas.

Daftar Isi

Sampul
Pembuka Kata
Daftar Isi
     Ada Garam Ada Semut
     Katak di Atas Tempurung
     Gajah di Seberang Lautan
     Udang di Depan Batu
     Membunuh Pujangga Istana
     Jalan Pulang Orang Suluk
     Belajar Mengaji ke Kandang Sapi
     Jenggot Haji Agus Salim
     Juru Cerita Tanpa Tepuk Tangan
     Balada Singa Ompong
     Balada Rusa Patah Kaki
     Balada Orang Gila Naik Mimbar
     Balada Lelaki Pengagum Jibril
     Balada Tunggul Kayu
     Balada Beruk Mendapat Permainan
     Balada Beruk Mendapat Permainan
     Balada Kain Buruk Bersulam Emas
     Sudah Padam Suluh di Tangan
     Balada Sandal Putus
     Beri Saja Judul Puisi Ini Meditasi
     Berjoged di Atas Titian Lapuk
     Di Hari Eksekusi Itu
     Badrul Mustafa
     Tak Akan Pernah Mati
     Bersampan dengan Pecahan Kapal
     Rubaiyat Kopiah Anak Dagang
     Menunggu Pendekar
     Masuk Gelanggang
     Tukang Sorak Kaum Paderi
     Kuda Badrul Mustafa
     Pada Sebuah Lepau
     Badan yang Tak Tahu Diri
     Rendang Tinggal Dedak
     Badrul Mustafa Jatuh Cinta Lagi
     Tak Ada Rimba, Kota pun Jadi
     Semisal Badrul Mustafa
     Duri dalam Daging
     Pukau Harimau
     Lagu Petani Tak Bersawah
     Lagu Pengasah Pedang
     Di Makam Seorang Paderi
     Menumbangkan Pohon Beringin
     Ada Garam Ada Semut
     Katak di Atas Tempurung
     Gajah di Seberang Lautan
     Udang di Depan Batu
     Membunuh Pujangga Istana
     Jalan Pulang Orang Suluk
     Belajar Mengaji ke Kandang Sapi
     Jenggot Haji Agus Salim
     Juru Cerita Tanpa Tepuk Tangan
     Balada Singa Ompong
     Balada Rusa Patah Kaki
     Balada Orang Gila Naik Mimbar
     Balada Lelaki Pengagum Jibril
     Balada Tunggul Kayu
     Balada Beruk Mendapat Permainan
     Balada Beruk Mendapat Permainan
     Balada Kain Buruk Bersulam Emas
     Sudah Padam Suluh di Tangan
     Balada Sandal Putus
     Beri Saja Judul Puisi Ini Meditasi
     Berjoged di Atas Titian Lapuk
     Di Hari Eksekusi Itu
     Badrul Mustafa
     Tak Akan Pernah Mati
     Bersampan dengan Pecahan Kapal
     Rubaiyat Kopiah Anak Dagang
     Menunggu Pendekar
     Masuk Gelanggang
     Tukang Sorak Kaum Paderi
     Kuda Badrul Mustafa
     Pada Sebuah Lepau
     Badan yang Tak Tahu Diri
     Rendang Tinggal Dedak
     Badrul Mustafa Jatuh Cinta Lagi
     Tak Ada Rimba, Kota pun Jadi
     Semisal Badrul Mustafa
     Duri dalam Daging
     Pukau Harimau
     Lagu Petani Tak Bersawah
     Lagu Pengasah Pedang
     Di Makam Seorang Paderi
     Menumbangkan Pohon Beringin