Tampilkan di aplikasi

Buku Pustaka Obor Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Pola Kandidasi & Kebijakan Responsif Gender Perempuan Kepala Daerah di Indonesia

1 Pembaca
Rp 60.000 30%
Rp 42.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 126.000 13%
Rp 36.400 /orang
Rp 109.200

5 Pembaca
Rp 210.000 20%
Rp 33.600 /orang
Rp 168.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini ditulis pada tahun 2019 sebagai seri penutup dari lima tahun kajian besar (2015-2019) yang dilakukan oleh Tim Gender dan Politik, Pusat Penelitian Politik LIPI, mengenai perempuan kepala daerah yang terpilih melalui Pilkada langsung sejak era reformasi. Buku ini merupakan sintesis hasil kajian Tim Gender dan Politik LIPI. Fokus buku ini pada persoalan kandidasi (rekrutmen dan pencalonan) perempuan politisi untuk berkompetisi dalam Pilkada langsung dan kebijakan responsif gender pada masa kepemimpinan perempuan kepala daerah tersebut.

Atas dasar kajian empiris terhadap enam perempuan politisi (Ni Putu Eka Wiryastuti Bupati Tabanan, Indah Damayanti Putri Bupati Bima, Anna Sophanah Bupati Indramayu, Airin Rachmi Diany Walikota Tangerang Selatan, Sri Sumarni Bupati Grobogan, Chusnunia Chalim Bupati Lampung Timur), terdapat dua kategori yaitu (i) perempuan dengan ikatan kekerabatan, dan (ii) perempuan kader partai (Golkar, PDIP, PKB). Buku ini menemukan pola kandidasi yaitu pseudo inclusive-centralized: secara formal proses seleksi bersifat terbuka, kandidasi melibatkan tim seleksi (selectorate) dalam jumlah yang cukup besar bahkan sejak tingkat kecamatan, namun pengambilan keputusan masih ditentukan oleh elite di tingkat nasional (pusat).

Temuan buku ini berupa pola pseudo inclusive-centralized, merupakan temuan baru dalam studi kandisasi perempuan politisi di level eksekutif, dalam konteks Indonesia. Selain itu, mengenai kebijakan responsif gender, buku ini menemukan beberapa elemen penting berupa kapasitas individu (pengetahuan dan pemahaman mengenai persoalan responsif gender), modal sosial (berjejaring dengan berbagai organisasi perempuan dan komunitas masyarakat), dan modal politik (menggunakan jejaring ikatan kekerabatan maupun jaringan sebagai kader partai), sebagai hal yang penting dimiliki oleh seorang perempuan kepala daerah dalam menghasilkan kebijakan responsif gender.

Selain berkontribusi memberikan temuan baru tentang pola kandidasi perempuan dalam politik elektoral Pilkada langsung, dan mengungkapkan berbagai elemen penting yang berkontribusi untuk menghasilkan kebijakan responsif gender, buku ini jelas berkontribusi memberikan pemahaman baru mengenai makna “ikatan kekerabatan” (familial ties) atas dasar pengalaman empiris perempuan kepala daerah di Indonesia, yang berbeda dari teori mengenai familial ties tahun 1990-1991.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Kurniawati Hastuti Dewi

Penerbit: Pustaka Obor Indonesia
ISBN: 9786024339418
Terbit: Desember 2020 , 241 Halaman










Ikhtisar

Buku ini ditulis pada tahun 2019 sebagai seri penutup dari lima tahun kajian besar (2015-2019) yang dilakukan oleh Tim Gender dan Politik, Pusat Penelitian Politik LIPI, mengenai perempuan kepala daerah yang terpilih melalui Pilkada langsung sejak era reformasi. Buku ini merupakan sintesis hasil kajian Tim Gender dan Politik LIPI. Fokus buku ini pada persoalan kandidasi (rekrutmen dan pencalonan) perempuan politisi untuk berkompetisi dalam Pilkada langsung dan kebijakan responsif gender pada masa kepemimpinan perempuan kepala daerah tersebut.

Atas dasar kajian empiris terhadap enam perempuan politisi (Ni Putu Eka Wiryastuti Bupati Tabanan, Indah Damayanti Putri Bupati Bima, Anna Sophanah Bupati Indramayu, Airin Rachmi Diany Walikota Tangerang Selatan, Sri Sumarni Bupati Grobogan, Chusnunia Chalim Bupati Lampung Timur), terdapat dua kategori yaitu (i) perempuan dengan ikatan kekerabatan, dan (ii) perempuan kader partai (Golkar, PDIP, PKB). Buku ini menemukan pola kandidasi yaitu pseudo inclusive-centralized: secara formal proses seleksi bersifat terbuka, kandidasi melibatkan tim seleksi (selectorate) dalam jumlah yang cukup besar bahkan sejak tingkat kecamatan, namun pengambilan keputusan masih ditentukan oleh elite di tingkat nasional (pusat).

Temuan buku ini berupa pola pseudo inclusive-centralized, merupakan temuan baru dalam studi kandisasi perempuan politisi di level eksekutif, dalam konteks Indonesia. Selain itu, mengenai kebijakan responsif gender, buku ini menemukan beberapa elemen penting berupa kapasitas individu (pengetahuan dan pemahaman mengenai persoalan responsif gender), modal sosial (berjejaring dengan berbagai organisasi perempuan dan komunitas masyarakat), dan modal politik (menggunakan jejaring ikatan kekerabatan maupun jaringan sebagai kader partai), sebagai hal yang penting dimiliki oleh seorang perempuan kepala daerah dalam menghasilkan kebijakan responsif gender.

Selain berkontribusi memberikan temuan baru tentang pola kandidasi perempuan dalam politik elektoral Pilkada langsung, dan mengungkapkan berbagai elemen penting yang berkontribusi untuk menghasilkan kebijakan responsif gender, buku ini jelas berkontribusi memberikan pemahaman baru mengenai makna “ikatan kekerabatan” (familial ties) atas dasar pengalaman empiris perempuan kepala daerah di Indonesia, yang berbeda dari teori mengenai familial ties tahun 1990-1991.

Pendahuluan / Prolog

Prakata Editor
Buku ini merupakan seri kelima (kajian dilakukan tahun 2019) dari lima tahun kajian (2015-2019) mengenai perempuan pemimpin politik lokal yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Politik LIPI.

Latar belakang dibentuknya kajian mengenai perempuan pemimpin politik lokal adalah adanya kesenjangan antara: kenyataan empiris berupa semakin banyaknya perempuan pemimpin politik yang muncul dan mewarnai dinamika politik lokal, terutama sejak diperkenalkannya Pilkada langsung tahun 2005 (dengan UU No. 32/2004, UU No. 8/2015, dan terakhir UU No. 10/2016), dengan masih sedikitnya kajian yang secara serius menganalisis faktor-faktor empiris di balik kemunculan dan kemenangan perempuan pemimpin politik lokal.

Padahal fenomena kemunculan dan kemenangan para perempuan dalam politik lokal menandakan adanya perkembangan baru mengenai gender, perempuan, agama, budaya, dan politik lokal di Indonesia, yang tidak boleh dilewatkan dalam analisis besar mengenai perkembangan politik lokal di Indonesia pascareformasi. Kajian ini juga didasari oleh pemikiran kritis terhadap kecenderungan pengabaian pengalaman perempuan dalam analisis politik. Maka, dengan mempergunakan perspektif gender dalam analisis politik, kajian ini berupaya untuk menghadirkan pemahaman baru dan empiris mengenai kemunculan dan kemenangan para perempuan dalam politik lokal.

Salah satu proses politik krusial bagi perempuan untuk berkompetisi dalam Pilkada langsung adalah proses kandidasi (rekrutmen dan pencalonan) melalui partai politik. Buku ini fokus pada persoalan pola kandidasi, didasari kenyataan bahwa proses elektoral Pilkada langsung tidak mengenal afirmasi bagi perempuan, termasuk dalam rekrutmen maupun pencalonan. Buku ini secara khusus menggarisbawahi pentingnya pola kandidasi (rekrutmen dan pencalonan) melalui partai politik untuk pencalonan perempuan sebagai calon kepala daerah/wakil kepala daerah dalam Pilkada langsung yang demokratis. Dilihat dari latar belakang para perempuan kepala daerah yang muncul sejak Pilkada langsung tahun 2010-2015, jumlah perempuan kepala daerah yang berasal dari ikatan kekerabatan dan kader partai terus meningkat.

Buku ini fokus mengkaji kandidasi enam perempuan politisi dalam Pilkada langsung 2015-2018 (melalui Golkar, PDIP, PKB) yang dibagi dalam dua kategori yaitu perempuan dengan ikatan kekerabatan dan perempuan kader partai. Buku ini menemukan adanya pola pseudo inclusive-centralized, yaitu secara formal proses seleksi bersifat terbuka, kandidasi melibatkan tim seleksi (selectorate) dalam jumlah yang cukup besar sejak tingkat kecamatan, namun pengambilan keputusan masih ditentukan oleh elite di tingkat nasional (pusat). Menjadi semu atau pseudo karena: untuk kasus perempuan dengan ikatan kekerabatan, meskipun proses kandidasi di PDIP dan Golkar telah dimulai dan melibatkan struktur partai sampai tingkat kecamatan.

Akan tetapi terdapat intervensi dari faktor ikatan kekerabatan yang mengatur sedemikian rupa bagi keuntungan kandidasi perempuan yang berasal dari bagian oligarki lokal, serta keputusan akhir berada di DPP partai. Temuan ini sejalan dengan kenyataan menguatnya oligarki dalam partai politik di Indonesia, serta karakter PDIP sebagai partai elitis, sementara Golkar sebagai partai semi-terbuka. Sementara itu untuk kasus perempuan kader partai (PDIP dan PKB), memang DPP partai mulai membuka ruang kepada struktur partai di bawahnya untuk terlibat dalam proses penentuan kandidat yang akan dicalonkan, akan tetapi keputusan akhir masih berada di DPP partai melalui surat rekomendasi yang dikeluarkan.

Temuan buku ini berupa pola pseudo inclusive-centralized merupakan temuan baru dalam studi kandisasi perempuan politisi di level eksekutif, dalam konteks Indonesia. Pola pseudo inclusivecentralized ini tidak ada dalam kategorisasi pola kandidasi perempuan di level eksekutif yang selama ini menjadi rujukan (Hinojosa, 2012) yang didasarkan pengalaman Amerika Latin. Di sinilah kontribusi buku ini yang memberikan kebaruan dalam memahami pola kandidasi perempuan di level eksekutif lokal Indonesia.

Selain itu, mengenai kebijakan responsif gender, buku ini menemukan beberapa elemen penting berupa: kapasitas individu (pengetahuan dan pemahaman mengenai responsif gender), modal sosial (berjejaring dengan berbagai organisasi perempuan dan komunitas masyarakat), dan modal politik (menggunakan jejaring ikatan kekerabatan maupun jaringan sebagai kader partai), sebagai hal yang penting dimiliki oleh seorang perempuan kepala daerah dalam menghasilkan kebijakan responsif gender.

Pada akhirnya, buku ini mendorong polainclusive-decentralized candidate selection di Indonesia, yang memungkinkan adanya tim seleksi (selectorate) dalam jumlah kecil/terbatas, dengan proses pengambilan keputusan terjadi di tingkat lokal untuk mereduksi sentralisasi pengambilan keputusan di tingkat pusat. Besar harapan kami, buku ini dapat memberikan kontribusi praktis dan akademis untuk menyajikan secara utuh potret perempuan pemimpin politik lokal di Indonesia pascareformasi. Semoga kehadiran buku ini berguna bagi khalayak lokal, regional, dan global untuk membuka wawasan baru mengenai kontribusi penting perempuan Indonesia dalam demokratisasi pascareformasi. Selamat membaca!

Jakarta, April 2020
Editor
Dr. Kurniawati Hastuti Dewi, S.IP, M.A. (Hons)
Sandy Nur Ikfal Raharjo, S.Sos, M.Si (Han)

Daftar Isi

Cover
Glosarium
Daftar Singkatan
Daftar isi
Daftar Tabel
Daftar gambar
Prakata Editor
Bab 1: Pola Kandidasi Perempuan Kepala Daerah dan Kebijakan Responsif Gender: Arah kajian
     Kerangka Pikir Kajian
     Latar Belakang Perempuan Kepala Daerah
     Pola Kandidasi dalam Pilkada langsung
     Kebijakan Responsif Gender
     Modal Sosial dan Politik
     Metode Kajian
     Lokasi Kajian
     Daftar Pustaka
Bab 2: Pola Kandidasi Perempuan Kepala Daerah dan Kebijakan Responsif Gender: Arah kajian
     Prosedur Rekrutmen dan Pencalonan Bakal Calon Kepala Daerah: Golkar dan PDIP
     Proses Kandidasi Perempuan Politisi dengan Ikatan Kekerabatan
     Perbandingan Pola Kandidasi Perempuan Politisi dengan Ikatan Kekerabatan
     Penutup
     Daftar Pustaka
Bab 3: Pola Kandidasi Perempuan Kepala Daerah: Perspektif kader Partai
     Proses dan Konteks Kaderisasi Partai dalam Proses Pencalonan
     Mekanisme Kandidasi Perempuan Kepala Daerah: Studi Kasus Pilkada Lampung Timur dan Pilkada Grobogan
     Tantangan dan Peluang: Perspektif Kader Partai
     Penutup
     Daftar Pustaka
Bab 4: Perempuan kepala daerah dan kebijakan responsif gender
     Kebijakan Responsif Gender di Kota Tangerang Selatan: Airin Rachmi Diany 2010-2015 & 2016-2021
     Kebijakan Responsif Gender di Kabupaten Indramayu: Anna Sophanah 2010-2015 & 2016-2018
     Kebijakan Responsif Gender di Kabupaten Tabanan: Ni Putu Eka Wiryastuti 2010-2015 & 2016-2021
     Kebijakan Responsif Gender di Kabupaten Grobogan: Sri Sumarni 2016-2021
     Penutup
     Daftar Pustaka
Bab 5: Pola Kandidasi dan Kebijakan Responsif Gender: Perbaikan ke Depan
     Kesimpulan
     Perbaikan ke Depan
Indeks
Tentang Penulis