Ikhtisar
Buku yang ada di tangan Anda ini merupakan kumpulan nasihat Said Nursi yang termaktub dalam Risalah Nur kepada generasi muda demi menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Meski ia ditulis sekitar delapan puluh tahun yang lalu, namun masih relevan dengan generasi muda saat ini. Mengingat generasi muda zaman sekarang tengah mengalami dekadensi moral akibat gelora masa muda, dorongan hawa nafsu, dan kenakalan remaja.
Dengan gaya bahasa yang lugas, Said Nursi menjelaskan bahwa tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam mengakibatkan kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat. Semoga buku ini memberikan sumbangsih moral kepada setiap pembaca, khususnya generasi muda.
Pendahuluan / Prolog
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku ini (Tuntunan Generasi Muda) adalah hasil terjemahan dari karya seorang Ulama Turki, Badiuzzaman Said Nursi, yang berjudul Mursyid asy-Syabâb. Edisi asli buku ini, yang berbahasa Turki, bersama buku-buku beliau yang lain, telah diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam lebih dari 50 bahasa.
Harapan kami, semoga dengan hadirnya buku-buku terjemahan karya beliau dapat memperkaya khazanah keilmuan dan memperluas wawasan keislaman umat Islam di tanah air.
Buku yang ada di tangan Anda ini merupakan kumpulan nasihat Said Nursi, yang termaktub dalam Risalah Nur, khususnya yang terkait dengan generasi muda. Nasihat tersebut bisa menjadi bekal dalam perjalanan hidup di dunia ini,
serta akan menuntun kita menuju jalan kebahagiaan dan keselamatan, di dunia dan di akhirat. Meski ia ditulis sekitar delapan puluh tahun yang lalu, namun masih tetap relevan dengan generasi muda saat ini. Mengingat generasi muda zaman sekarang tengah mengalami dekadensi moral, bahkan lebih parah dari sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh pergaulan bebas, hawa nafsu yang lepas, dan tujuan hidup yang tidak jelas.
Hidup ini adalah pilihan. Persoalan bahagia dan sengsara tergantung kepiawaian kita dalam memilih jalan dan menentukan langkah. Nah, buku ini hadir sebagai kompas keselamatan yang akan menuntun Anda menuju muara kehidupan yang bahagia selamanya.
Semoga buku ini memberikan sumbangsih moril kepada setiap pembaca, khususnya generasi muda, âmîn yâ rabbal ‘âlamîn... Selamat membaca!
Penulis
Badiuzzaman Said Nursi - Ulama Turki yang hidup di masa akhir Turki Utsmani dan di awal republik Turki, Beliau adalah ulama yang berjuang untuk menguatkan iman dan akidah umat Islam di Turki. lewat karya beliau umat Islam seakan menemukan cahaya dalam kegelapan.
Editor
Irwandi - Penyunting buku karya Badiuzzaman Said Nursi, Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-azhar Cairo Mesir yang pernah belajar langsung dengan ulama Turki
Daftar Isi
Sampul
Pedoman Transliterasi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Hakikat Bismillâh
Bagaimana Menyelamatkan Akhirat Kita?
Di Hadapan Layar Imajiner
Persoalan Penting yang Tiba-tiba Terlintas dalam Hati (Fitnah Perempuan)
Dialog dengan Sekelompok Pemuda
Persoalan Besar
Surat untuk Para Tahanan
Persoalan Penting yang Terlintas pada Laylatul Qadr
Iman adalah Pelipur Lara
Kesadaran Hati
Ilmu Pengetahuan Memperkenalkan Sang Pencipta kepada Kita
Urgensi Beriman kepada Hari Akhir
Poin Pertama: Pentingnya Akhirat bagi Kehidupan Individu dan Sosial
Poin Kedua: Kesaksian Seluruh Rukun Iman atas Iman kepada Hari Akhir
Persoalan Tauhid dalam Lafal Huwa
Mengeluh adalah Musibah
Orang Terasing yang Bingung
Siapa Manusia yang Paling Bahagia?
Sebaik-Baik Pemuda
Nasihat untuk Pemuda yang Sakit
Persoalan Penting yang Terkait dengan Nafsu
Orang Terjaga yang Sedang Tidur
Waspadalah sebelum Tenggelam
Penyakit Lupa
Takwa dan Amal Saleh
Secercah Lembaran Hidup
Rahasia Kemalangan Orang Sesat dan Kebahagiaan Orang Beriman
Sebuah Pertanyaan Penting Seputar Cinta
Nuktah Pertama: Mengubah Haluan Cinta
Nuktah Kedua: Bagaimana Mencintai karena Allah
Nuktah Ketiga: Tingkatan Cinta kepada Asmaul Husna
Nuktah Keempat: Manfaat Cinta karena Allah
√ Hasil Cinta di Dunia
√ Hasil Cinta di Akhirat
Petunjuk Pertama: Mencintai Makanan Lezat
Petunjuk Kedua: Mencintai Diri
Petunjuk Ketiga: Mencintai Isteri
Petunjuk Keempat: Mencintai Orang Tua dan Anak
Petunjuk Kelima: Mencintai Teman dan Kerabat
Petunjuk Keenam: Mencintai Para Nabi dan Orang Saleh
Petunjuk Ketujuh: Mencintai Segala Sesuatu yang Indah
Petunjuk Kedelapan: Mencintai Dunia
Petunjuk Kesembilan: Mencintai Allah dan Beriman kepada-Nya
Rahasia Kalimat Basmalah
Rahasia Pertama: Tanda pada Alam Semesta, Bumi, dan Manusia
Stempel Pertama: Stempel Ulûhiyah pada
Stempel Kedua: Stempel Rahmâniyah pada Muka Bumi
Stempel Ketiga: Stempel Rahîmiyah pada Tubuh Manusia
Rahasia Kedua: al-Qur’an menyisipkan stempel ahadiyah dalam manifestasi wâhidiyah
Rahasia Ketiga: Rahmat Allahlah yang menyinari semua entitas
Rahasia Keempat: Mengarahkan Perhatian kepada Allah
Rahasian Kelima: Maksud dari Hadis “Allah Menciptakan Adam dalam bentuk ar-Rahmân”
Rahasia Keenam: Cara Jitu untuk Meraih Rahmat Ilahi
Kesimpulan
Profil Penulis
Kutipan
Bagaimana Menyelamatkan Akhirat Kita?
Sejumlah pemuda meminta kepada Risalah Nur untuk membantu dan menolong mereka seraya bertanya: “Bagaimana kami bisa selamat di akhirat, di mana saat ini kami tengah dikepung oleh berbagai rayuan palsu, godaan hawa nafsu, dan hiburan yang menipu?” Atas nama sosok maknawi Risalah Nur, aku memberikan jawaban sebagai berikut: Kubur terhampar di hadapan semua orang. Tak seorang pun yang dapat mengingkarinya. Kita semua pasti akan memasukinya. Masuk ke dalam kubur hanya ada tiga jalan:
Pertama, jalan yang menunjukkan bahwa kubur adalah pintu yang terbuka bagi kaum mukmin menuju alam yang lebih indah dibanding dunia ini.
Kedua, jalan yang memperlihatkan bahwa kubur adalah pintu menuju penjara abadi bagi mereka yang terus berada dalam kesesatan, meskipun beriman kepada akhirat dan mereka dijauhkan dari seluruh orang yang dicintai di penjara pribadi tersebut. Mereka akan diperlakukan sesuai dengan keyakinan dan pandangan mereka tentang kehidupan lantaran tidak mau mengamalkan apa yang mereka yakini.
Ketiga, jalan yang dilalui oleh orang yang tidak beriman kepada akhirat dari golongan kaum sesat. Baginya, kubur adalah pintu menuju ketiadaan dan kematian abadi. Dalam pandangannya, kubur merupakan tiang gantungan yang membinasakannya serta seluruh orang yang dicintainya. Inilah balasan atas sikap ingkarnya terhadap akhirat.