Tampilkan di aplikasi

Buku Risalah Nur Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Iman Kunci kesempurnaan

1 Pembaca
Rp 30.000 35%
Rp 19.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 58.500 13%
Rp 16.900 /orang
Rp 50.700

5 Pembaca
Rp 97.500 20%
Rp 15.600 /orang
Rp 78.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku yang ada di tangan anda ini adalah salah satu bagian dari 'Koleksi Risalah Nur' yang membahas tentang keimanan yang menjadi kunci kesempurnaan. Melalui buku ini, Said Nursi mengajak kita menyelami makna terdalam dari keimanan itu, yang sangat membantu kita dalam meraih kesempurnaan. Selain itu, buku ini juga membincang tentang kebahagiaan dan kesengsaraan, dan mengapa hal itu menimpa manusia.

Semoga dengan buku ini, pembaca bisa meraih kesempurnaan dan mereguk kebahagiaan, serta terhindar dari keterpurukan dan kesengsaraan. amin...

Selamat membaca!

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Badiuzzaman Said Nursi
Editor: Irwandi

Penerbit: Risalah Nur Press
ISBN: 9786027028487
Terbit: Maret 2015 , 158 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku yang ada di tangan anda ini adalah salah satu bagian dari 'Koleksi Risalah Nur' yang membahas tentang keimanan yang menjadi kunci kesempurnaan. Melalui buku ini, Said Nursi mengajak kita menyelami makna terdalam dari keimanan itu, yang sangat membantu kita dalam meraih kesempurnaan. Selain itu, buku ini juga membincang tentang kebahagiaan dan kesengsaraan, dan mengapa hal itu menimpa manusia.

Semoga dengan buku ini, pembaca bisa meraih kesempurnaan dan mereguk kebahagiaan, serta terhindar dari keterpurukan dan kesengsaraan. amin...

Selamat membaca!

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah , Tuhan semesta alam. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad , keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Buku yang berjudul “Iman Kunci Kesempurnaan” ini adalah hasil terjemahan dari karya seorang Ulama Turki, Said Nursi, yang berjudul Al-Îmân wa Takâmulul-Insân. Edisi asli buku ini, yang berbahasa Turki, bersama buku-buku beliau yang lain, telah diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam 50 bahasa.

Harapan kami, semoga dengan hadirnya buku-buku terjemahan karya beliau dapat memperkaya khazanah keilmuan dan memperluas wawasan keislaman umat Islam di tanah air.

Penulis

Badiuzzaman Said Nursi - Ulama Turki yang hidup di masa akhir Turki Utsmani dan di awal republik Turki, Beliau adalah ulama yang berjuang untuk menguatkan iman dan akidah umat Islam di Turki. lewat karya beliau umat Islam seakan menemukan cahaya dalam kegelapan.

Editor

Irwandi - Penyunting buku karya Badiuzzaman Said Nursi, Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-azhar Cairo Mesir yang pernah belajar langsung dengan ulama Turki

Daftar Isi

Sampul
Pedoman Transliterasi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Kalimat Kedua Puluh Tiga
     Bahasan Pertama: Kebaikan dan Manfaat Iman
          Poin Pertama: Iman Menisbatkan Manusia dengan Penciptanya
          Poin Kedua: Iman sebagai Penerang
          Poin Ketiga: Iman adalah Kekuatan
          Poin Keempat: Iman Melahirkan Manusia Sejati
          Poin Kelima: Iman Menuntut Adanya Doa
     Bahasan Kedua: Kebahagiaan dan Kesengsaraan
          Nuktah Pertama: Neraka adalah Cermin Keadilan, sementara Surga adalah Rahmat Ilahi
          Nuktah Kedua: Pertarungan antara Bisikan Hati Nurani dan Egoisme
          Nuktah Ketiga: Meski Sedikit, Usaha yang Halal sudah Cukup Membuahkan Kebahagiaan
          Nuktah Keempat: Kekuatan Besar Justru Diraih dengan Menyadari Kekerdilan Diri di Hadapan Allah Swt
          Nuktah Kelima: Manusia Dibekali Motivasi dan Ancaman
Surat Kedua Puluh
     Kedudukan Pertama: Kabar Gembira Tauhid (dalam sebelas frasa)
          Frasa Pertama: Lâ Ilâha Illaullâh
          Frasa Kedua: Wahdahû
          Frasa Ketiga: Lâ Syarîka Lahû
          Frasa Keempat: Lahul-Mulk
          Frasa Kelima: wa Lahul-Hamd
          Frasa Keenam: Yuhyî
          Frasa Ketujuh: wa Yumît
          Frasa Kedelapan: wa Huwa Hayyun Lâ Yamût
          Frasa Kesembilan: bi Yadihil-Khaîr
          Frasa Kesepuluh: wa Huwa `alâ Kulli Syai’in Qadîr
          Frasa Kesebelas: wa Ilaihil-Mashîr
     Kedudukan Kedua: Petunjuk Tauhid dari Sisi Ismul A’zham (dalam sebelas klausa)
          Klausa Pertama: Lâ Ilâha Illaullâh
          Klausa Kedua: Wahdahû
          Klausa Ketiga: Lâ Syarîka Lahû
          Klausa Keempat: Lahul-Mulk
          Klausa Kelima: wa Lahul-Hamd
          Klausa Keenam: Yuhyî
          Klausa Ketujuh: wa Yumît
          Klausa Kedelapan: wa Huwa Hayyun Lâ Yamût
          Klausa Kesembilan: bi Yadihil-Khaîr
          Klausa Kesepuluh: wa Huwa `alâ Kulli Syai’in Qadîr
          Klausa Kesebelas: wa Ilaihil-Mashîr
Lampiran: Kemudahan dalam Kesatuan
Tentang Penulis

Kutipan

Surat Keduapuluh
Ketahuilah dengan yakin bahwa tujuan penciptaan yang paling utama dan buah fitrah yang paling agung adalah “Iman kepada Allah”. Ketahuilah bahwa tingkatan kemanusian yang paling tinggi dan derajat basyariyah yang paling baik adalah “Mengenal Allah” (makrifatullah) yang terkandung dalam keimanan di atas. Ketahui pula bahwa kebahagiaan dan nikmat terindah bagi jin dan manusia adalah “Cinta kepada Allah” yang lahir dari makrifat tadi. Serta ketahuilah bahwa kegembiraanjiwa yang paling bening dan suka cita kalbu yang paling murni adalah “Kenikmatan Spiritual” yang tepercik dari cinta tadi.

Ya, seluruh jenis kebahagiaan sejati, kegembiraan murni, dan kenikmatan tiada tara hanya terdapat dalam ‘makrifatullah’ dan ‘cinta kepada Allah’. Tidak ada kebahagiaan, kegembiraan, dan kenikmatan yang sebenarnya tanpa makrifatullah.

Setiap orang yang benar-benar mengenal Allah lalu mengisi kalbunya dengan cahaya cinta pada-Nya, pasti ia layak mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah berakhir, kenikmatan yang tak pernah habis, serta cahaya dan rahasia yang tak pernah pudar. Ia akan meraihnya secara nyata, atau dalam bentuk potensi. Sementara, orang yang tidak mengenal Penciptanya dengan benar dan tidak memiliki perasaan cinta yang layak, akan sengsara secara materiil dan moril. Ia juga senantiasa mengalami penderitaan dan kesulitan yang tak terhingga