Ikhtisar
Buku ini merupakan karya Said Nursi yang di tulis di penjara. Ia berisi sejumlah persoalan iman yang sangat dibutuhkan oleh stiap orang, terutama para Narapidana yang sedang mendekam di balik jeruji besi. Menurut Nursi, jika hidup tidak didasari iman, maka hidup akan terasa sempit meski berada di dalam Istana, namun jika iman telah terpatri maka hidup akan terasa lapang meski berada dalam penjara. Harapan kami, semoga dengan hadirnya buku-buku terjemahan karya beliau dapat memperkaya khazanah keilmuan dan memperluas wawasan keislaman umat Islam di tanah air.
Pendahuluan / Prolog
Pendahuluan
Risalah ini merupakan bentuk pembelaan Risalah Nur untuk menghadang kaum zindik dan kafir. Risalah ini juga merupakan pembelaan hakiki kami di penjara ini. Kami hanya berusaha dan berupaya untuk menegakkan iman. Risalah ini merupakan salah satu buah penjara Denizli, kenang-kenangan dan hasil dari penulisan satu pekan.
Penulis
Badiuzzaman Said Nursi - Ulama Turki yang hidup di masa akhir Turki Utsmani dan di awal republik Turki, Beliau adalah ulama yang berjuang untuk menguatkan iman dan akidah umat Islam di Turki. lewat karya beliau umat Islam seakan menemukan cahaya dalam kegelapan.
Editor
Irwandi - Penyunting buku karya Badiuzzaman Said Nursi, Beliau adalah lulusan dari Universitas Al-azhar Cairo Mesir yang pernah belajar langsung dengan ulama Turki
Daftar Isi
Sampul
Pedoman Transliterasi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Persoalan Pertama: Satu Jam untuk Allah
Persoalan Kedua: Bagaimana Selamat dari Kematian?
Persoalan Ketiga: Di Depan Layar Imajiner
Persoalan Keempat: Kewajiban yang Paling Utama
Persoalan Kelima: Meraih Masa Muda yang Abadi
Persoalan Keenam: Ilmu Pengetahuan
Persoalan Ketujuh: Ajarkan Akhirat kepada Kami
Persoalan Kedelapan: Iman kepada Hari Akhir
Buah Pertama
Buah Kedua
Buah Ketiga
Buah Keempat
Nuktah Pertama
Nuktah Kedua
Persoalan Kesembilan: Iman Tidak Mungkin Terbagi
Poin Pertama
Poin Kedua
Poin Ketiga
Persoalan Kesepuluh: Hikmah di Balik Pengulangan
Penutup Persoalan Kesepuluh
Persoalan Kesebelas: Buah “Iman kepada Malaikat”
Profil Penulis
Kutipan
Persoalan Kedelapan
Sebagaimana manusia—berbeda dengan binatang—memiliki relasi dengan rumahnya, ia juga memiliki relasi yang kuat dengan dunia. Sebagaimana terpaut dengan karib kerabatnya dengan banyak ikatan, ia juga memiliki hubungan alamiah dengan jenis manusia. Sebagaimana mencintai keabadian di dunia yang fana, ia juga merindukan keabadian di negeri yang kekal. Sebagaimana selalu berusaha memenuhi hajat perutnya pada makanan, ia juga sesuai fitrahnya berusaha menghadirkan nutrisi bagi akal, kalbu, roh, dan rasa kemanusiaannya yang ia ambil dari hidangan yang terbentang pada luasnya dunia hingga alam keabadian. Pasalnya, ia memiliki sejumlah harapan dan keinginan yang hanya bisa dipenuhi oleh kebahagiaan abadi.
Aku telah berdialog dengan imajinasiku saat masih kecil sebagaimana kutegaskan dalam risalah kebangkitan: “Mana yang kau pilih? Menghabiskan usia yang bahagia selama satu juta tahun disertai kekuasaan dan gemerlap dunia, namun kemudian berakhir pada ketiadaan? Atau, abadi namun dengan kondisi kehidupan yang biasa dan sulit?” Ternyata ia memilih yang kedua dan menghindari yang pertama seraya berkata: “Aku tidak menginginkan ketiadaan. Yang kuinginkan adalah keabadian, meski berada di neraka jahanam.” Selama seluruh kenikmatan dunia tidak bisa memuaskan imajinasi yang merupakan salah satu pelayan esensi manusia, maka hakikat esensi manusia yang universal dan komprehensif terpaut secara fitrah dengan keabadian.Jadi, iman kepada akhirat merupakan kekayaan yang sangat agung dan memadai bagi manusia yang mempunyai hubungan kuat dengan berbagai keinginan dan impiannya yang tak terhingga. Sementara yang ia miliki hanya sebatas ikhtiar dan berkutat dalam kefakiran mutlak. Oleh karena itu, iman tersebut benar-benar menjadi sumber kebahagiaan dan kenikmatan yang ia impikan. Ia menjadi sandaran dan titik tambatan baginya dalam menghadapi kerisauan dunia yang tak terkira. Andaikan manusia mengorbankan seluruh kehidupan dunianya demi mendapatkan buah dan manfaat tersebut, tentu hal itu masih terhitung sangat murah.