Tampilkan di aplikasi

Buku UNS Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Agroekologi Sistem Pertanian Ramah Lingkungan

1 Pembaca
Rp 63.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 189.000 13%
Rp 54.600 /orang
Rp 163.800

5 Pembaca
Rp 315.000 20%
Rp 50.400 /orang
Rp 252.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pertanian dan lingkungan merupakan dua hal yang saling berkaitan dan menentukan Ɵngkat keberhasilan produksi. Teori dasar yang melandasi kegiatan ini adalah ekologi dan selanjutnya disebut Agroekologi. Beberapa waktu yang lalu kegiatan pertanian pernah mengabaikan lingkungan antara lain; praktek pengolahan tanah intensif dengan menggunakan alat berat (sejak saat tanam, pemeliharaan, hingga panen), pemupukan berdosis Ɵnggi dengan senyawa anorganik, penggunaan pesƟsida anorganik dalam memberantas pengganggu, dan penanaman satu jenis tanaman di seluruh area tanam. Namun akhirnya Ɵmbul kesadaran akan akibat negaƟf pertanian tersebut sehingga merangsang pengembangan pertanian selaras alam (berkelanjutan) ”Good Agricultural PracƟces”. Sistem pertanian tersebut memiliki makna yang sangat dalam khususnya dari sisi pemanfaatan sumber daya baik abioƟk, bioƟk dan sosial dengan memperhaƟkan keberlanjutan fungsi dan keseimbangan ekosistem.

Buku ini terdiri 8 bab yaitu: pendahuluan, ekologi dan ekosistem, lingkungan dan vegetasi, dinamika ekosistem, adaptasi dan distribusi vegetasi, indikator dan kompeƟsi vegetasi, agroekosistem, pertanian berkelanjutan. Pemahaman ekologi yang membahas interaksi kompleks antara organisme (bioƟk) dan lingkungan (abioƟk, bioƟk, culture) untuk meningkatkan kesadaran bahwa manusia hidup memerlukan bahan dari organisme lain secara konƟnyu. Ekosistem sebagai area interaksi antara organisme dan lingkungan membentuk sistem yang khas. Pertanian sebagai ekosistem mencakup berbagai sub sistem (pertanaman, perikanan, peternakan), bersifat khas karena dominasi manusia. Bahasan ekologi dan ekosistem mendasari aspek bahasan hingga ke agroekosistem.

Vegetasi dominan sebagai penyusun biosfer, hidup di suatu lokasi yang sesuai namun juga berpengaruh terhadap habitat. Bagi manusia vegetasi diperlukan dalam mencapai produksi opƟmum.

Untuk mencapai hal itu memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Cahaya, air, suhu dan hara secara umum sebagai faktor penentu pertumbuhan vegetasi. Secara khusus, seƟap jenis vegetasi memiliki respon berbeda terhadap komponen lingkungan. Bioma sebagai refleksi hasil seleksi alam sehingga terbentuk kekhasan seperƟ tundra, sabana, stepa, hutan dan seleksi alam tersebut melalui adaptasi organisme setelah migrasi dari suatu tempat. Adaptasi melahirkan populasi sesuai dengan kondisi baru, maka terjadi bioma baru. Potensi adaptasi Ɵnggi berpengaruh pada keberhasilan organisme untuk tumbuh dan berkembang di berbagai tempat. Namun demikian distribusi vegetasi (dapat luas atau sempit), begitu pula organisme lain, peran lingkungan dan manusia (sebagai makhluk terƟnggi) sangat besar. Vegetasi dapat terdistribusi secara luas, sempit, atau terputus (diskonƟnyu). Distribusi vegetasi (organisme) berhubungan dengan toleransi, ditribusi luas berarƟ toleransi terhadap suatu kondisi lingkungan luas demikian pula sebaliknya. Selanjutnya organisme dapat berkompeƟsi dalam mendapatkan kebutuhan hidup (sumberdaya alam) sebagai faktor tumbuh yaitu: unsur hara, air, dan cahaya.

Satu hal penƟng sedang dihadapi dunia pertanian adalah fenomena perubahan iklim, dengan indikator di suatu area terjadi anomali cuaca. Pertanian sebagai suatu sistem harus semakin dipahami untuk keberlanjutan. Bab terakhir buku ini membahas agroekosistem yang terbagi menjadi beberapa Ɵpe dan masing-masing Ɵpe dengan kharakterisƟk atau ciri-ciri tertentu yang perlu dipelajari guna merancang teknologi budidaya berlandaskan kestabilan ekosistem (teknologi ramah lingkungan) yaitu monoculture, mulƟple cropping, mixcropping dan polycropping. Monokultur dan mulƟple cropping memiliki ciri rentan terhadap gangguan dan dengan kata lain berdaya lenƟng rendah, sedangkan mixcropping dan polycropping menunjukkan tranfer energi berjalan tahap demi tahap dan memberikan kesempatan besar bagi materi untuk berdaur, dengan demikian diversitas Ɵnggi pada Ɵpe agroekosistem ini sangat mendukung kestabilan ekosistem. Berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan produkƟvitas tanaman maka Ɵpe agroekosistem yang ideal adalah mixcropping dengan aneka jenis tanaman pada suatu hamparan lahan. Salah satu contoh mixcropping adalah system agroforestry yaitu kombinasi tanaman pertanian dan vegetasi hutan di suatu hamparan lahan yang memperƟmbangkan kesejahteraan manusia dan jasa lingkungan. Baik system agroforestry sederhana maupun kompleks memberikan kemanfaatan actual melalui fungsi konservasi lahan, keanekaragaman hayaƟ dan produksi. Tujuan utama penyusunan buku ini untuk mendiseminasikan wawasan pertanian berkelanjutan bagi masyarakat peduli lingkungan. Demikian pula para prakƟsi dapat lebih memahami sistem pertanian untuk memperoleh keberlanjutan keuntungan. Bagi mahasiswa memudahkan pemahaman konsep dasar pengelolaan pertanian secara terpadu untuk memiƟgasi dampak negaƟf ke lingkungan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Maria Theresia Sri Budiastuti / Djoko Purnomo / Desy Setyaningrum / Amalia Tetrani Sakya
Editor: Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS

Penerbit: UNS Press
ISBN: 9786023978298
Terbit: Juli 2022 , 254 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Pertanian dan lingkungan merupakan dua hal yang saling berkaitan dan menentukan Ɵngkat keberhasilan produksi. Teori dasar yang melandasi kegiatan ini adalah ekologi dan selanjutnya disebut Agroekologi. Beberapa waktu yang lalu kegiatan pertanian pernah mengabaikan lingkungan antara lain; praktek pengolahan tanah intensif dengan menggunakan alat berat (sejak saat tanam, pemeliharaan, hingga panen), pemupukan berdosis Ɵnggi dengan senyawa anorganik, penggunaan pesƟsida anorganik dalam memberantas pengganggu, dan penanaman satu jenis tanaman di seluruh area tanam. Namun akhirnya Ɵmbul kesadaran akan akibat negaƟf pertanian tersebut sehingga merangsang pengembangan pertanian selaras alam (berkelanjutan) ”Good Agricultural PracƟces”. Sistem pertanian tersebut memiliki makna yang sangat dalam khususnya dari sisi pemanfaatan sumber daya baik abioƟk, bioƟk dan sosial dengan memperhaƟkan keberlanjutan fungsi dan keseimbangan ekosistem.

Buku ini terdiri 8 bab yaitu: pendahuluan, ekologi dan ekosistem, lingkungan dan vegetasi, dinamika ekosistem, adaptasi dan distribusi vegetasi, indikator dan kompeƟsi vegetasi, agroekosistem, pertanian berkelanjutan. Pemahaman ekologi yang membahas interaksi kompleks antara organisme (bioƟk) dan lingkungan (abioƟk, bioƟk, culture) untuk meningkatkan kesadaran bahwa manusia hidup memerlukan bahan dari organisme lain secara konƟnyu. Ekosistem sebagai area interaksi antara organisme dan lingkungan membentuk sistem yang khas. Pertanian sebagai ekosistem mencakup berbagai sub sistem (pertanaman, perikanan, peternakan), bersifat khas karena dominasi manusia. Bahasan ekologi dan ekosistem mendasari aspek bahasan hingga ke agroekosistem.

Vegetasi dominan sebagai penyusun biosfer, hidup di suatu lokasi yang sesuai namun juga berpengaruh terhadap habitat. Bagi manusia vegetasi diperlukan dalam mencapai produksi opƟmum.

Untuk mencapai hal itu memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Cahaya, air, suhu dan hara secara umum sebagai faktor penentu pertumbuhan vegetasi. Secara khusus, seƟap jenis vegetasi memiliki respon berbeda terhadap komponen lingkungan. Bioma sebagai refleksi hasil seleksi alam sehingga terbentuk kekhasan seperƟ tundra, sabana, stepa, hutan dan seleksi alam tersebut melalui adaptasi organisme setelah migrasi dari suatu tempat. Adaptasi melahirkan populasi sesuai dengan kondisi baru, maka terjadi bioma baru. Potensi adaptasi Ɵnggi berpengaruh pada keberhasilan organisme untuk tumbuh dan berkembang di berbagai tempat. Namun demikian distribusi vegetasi (dapat luas atau sempit), begitu pula organisme lain, peran lingkungan dan manusia (sebagai makhluk terƟnggi) sangat besar. Vegetasi dapat terdistribusi secara luas, sempit, atau terputus (diskonƟnyu). Distribusi vegetasi (organisme) berhubungan dengan toleransi, ditribusi luas berarƟ toleransi terhadap suatu kondisi lingkungan luas demikian pula sebaliknya. Selanjutnya organisme dapat berkompeƟsi dalam mendapatkan kebutuhan hidup (sumberdaya alam) sebagai faktor tumbuh yaitu: unsur hara, air, dan cahaya.

Satu hal penƟng sedang dihadapi dunia pertanian adalah fenomena perubahan iklim, dengan indikator di suatu area terjadi anomali cuaca. Pertanian sebagai suatu sistem harus semakin dipahami untuk keberlanjutan. Bab terakhir buku ini membahas agroekosistem yang terbagi menjadi beberapa Ɵpe dan masing-masing Ɵpe dengan kharakterisƟk atau ciri-ciri tertentu yang perlu dipelajari guna merancang teknologi budidaya berlandaskan kestabilan ekosistem (teknologi ramah lingkungan) yaitu monoculture, mulƟple cropping, mixcropping dan polycropping. Monokultur dan mulƟple cropping memiliki ciri rentan terhadap gangguan dan dengan kata lain berdaya lenƟng rendah, sedangkan mixcropping dan polycropping menunjukkan tranfer energi berjalan tahap demi tahap dan memberikan kesempatan besar bagi materi untuk berdaur, dengan demikian diversitas Ɵnggi pada Ɵpe agroekosistem ini sangat mendukung kestabilan ekosistem. Berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan produkƟvitas tanaman maka Ɵpe agroekosistem yang ideal adalah mixcropping dengan aneka jenis tanaman pada suatu hamparan lahan. Salah satu contoh mixcropping adalah system agroforestry yaitu kombinasi tanaman pertanian dan vegetasi hutan di suatu hamparan lahan yang memperƟmbangkan kesejahteraan manusia dan jasa lingkungan. Baik system agroforestry sederhana maupun kompleks memberikan kemanfaatan actual melalui fungsi konservasi lahan, keanekaragaman hayaƟ dan produksi. Tujuan utama penyusunan buku ini untuk mendiseminasikan wawasan pertanian berkelanjutan bagi masyarakat peduli lingkungan. Demikian pula para prakƟsi dapat lebih memahami sistem pertanian untuk memperoleh keberlanjutan keuntungan. Bagi mahasiswa memudahkan pemahaman konsep dasar pengelolaan pertanian secara terpadu untuk memiƟgasi dampak negaƟf ke lingkungan.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Pertanian sebagai usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup melalui budidaya biotik (tumbuhan, binatang darat dan air, serta jasad renik) dilakukan pada berbagai kondisi lingkungan. Pertanian berpotensi dalam mendorong pembangunan terpadu dalam perekonomian dan sebagai pendorong penting bagi pertumbuhan di seluruh wilayah (Al-Mamun et al., 2021; Amin et al., 2022; Loizou et al., 2019; Papadopoulou et al., 2021). Keberhasilan organisme di suatu lingkungan, menyelesaikan daur hidup dan melahirkan generasi penerus, apabila sarana dan prasarana tersedia (Heinen et al., 2018; Sidorova et al., 2022). Manusia membudidayakan tanaman, hewan, dan mikroorganisme terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kemudian meluas untuk kesehatan fisik (obat) dan psikis (tanaman hias dan taman) (Cole et al., 2016; Roell & Zurbriggen, 2020; Tian et al., 2018). Usaha di bidang pertanian dengan demikian tidak terlepas dari kondisi lingkungan, baik lingkungan biotik maupun fisik (abiotik). Kebutuhan manusia menentukan jenis komoditas menjadi dominan di suatu lingkungan. Pilihan komoditas tidak terlepas dari kondisi iklim (makro maupun mikro) dan tanah.

Penjelasan tersebut menyiratkan bahwa dalam membahas ilmu pertanian tidak terlepas dari ilmu ingkungan atau ekologi yang bila dipadukan menjadi agroekologi. Prinsip-prinsip agroekologi menjadi strategi untuk pengelolaan tanah, air, dan keanekaragaman hayati untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan, seperti yang dilakukan oleh LSM perintis yang terhubung dengan organisasi petani pada 1980-an di Amerika Latin (Altieri et al., 2017; Gliessman, 2018; Nicholls & Altieri, 2018; Nichols et al., 2020). Pertanian adalah suatu sistem, tetapi juga menjadi bagian dari sistem yang lebih besar baik meso maupun makro.

Sistem adalah suatu satuan (unit) terjadi dari perpaduan berbagai komponen atau sistem lebih kecil (subsistem). Setiap komponen memiliki karakter, namun setelah berpadu dalam suatu sistem melahirkan suatu karakter khas, sehingga suatu sistem berbeda dengan sistem lain. Manusia sebagai komponen berbagai sistem dari sistem paling besar hingga paling kecil. Sistem paling besar adalah alam semesta (the universe of nature), terdiri atas berbagai planet, asteroid, dan gugusan bintang. Planet bumi tempat tinggal manusia bersama kehidupan lain dinamakan biosfer, sebagai lingkungan hidup (ekosfer) perpaduan dari hidrosfer, lithosfer, dan atmosfer (Purnomo et al., 2021). Di biosfer organisme berinteraksi dengan ketiga komponen lingkungan tersebut melahirkan suatu cabang ilmu disebut ekologi (ilmu yang membahas interaksi antara lingkungan dan organisme) (Brockhurst et al., 2019; Gliessman, 2018). Suatu wilayah atau kawasan (area) tempat interaksi antara organisme dan lingkungan (biotik dan abiotik) dinamakan ekosistem (M. M. Hasan et al., 2020; S. S. Hasan et al., 2020).

Penulis

Maria Theresia Sri Budiastuti - Maria Theresia Sri Budiastuti, lahir di Bogor pada 5 Desember 1959, lulus S1 Agronomi dari Fakultas Pertanian UNS tahun 1984, kemudian bekerja sebagai staf pengajar dalam bidang agroekologi di perguruan tinggi yang sama. Selanjutnya pada tahun 1989-1993 melanjutkan studi S2 Lingkungan di UI, dan menempuh jenjang Doktor di Universitas Brawijaya pada tahun 2002-2006.

Guru Besar dalam bidang Agrohidrologi dicapai pada tahun 2010. Penulis dipercaya untuk mengajar beberapa mata kuliah diantaranya Agroekologi (S1), Teknologi Budidata Tanaman Semusi (S1), Sistem Pertanaman dan Agroforestri (S2), Manajemen Produksi Tanaman Tropis dan Perubahan Lingkungan (S3). Penulis terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah diantaranya sebagai narasumber dan pemakalah dalam seminar-seminar Nasional maupun Internasional dan melakukan penelitian dalam bidang Agroekologi, Agroforestri dan Fungsi Hidrologi Lahan dan menulis karya ilmiah dalam jurnal internasional.
Desy Setyaningrum - Lahir (23 Juni 1996) di Tegal, lulus Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 1 Kota Tegal pada tahun 2014, pada tahun yang sama diterima di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret dan lulus tahun 2018. Sejak tahun 2017 menjadi technical editor di Agrotechnology Research Journal dan Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi. Tahun 2018 melanjutkan studi magister di Program Studi Agronomi, Universitas Sebelas Maret dan lulus pada tahun 2020. Penulis mengikuti kegiatan ilmiah diantaranya sebagai pemakalah dalam seminar Internasional dan melakukan penelitian dalam bidang agronomi (Peran cahaya terhadap Indigofera tinctoria L.). Tahun 2019 menjadi best oral presenter di 1st ICoN Beat (The International Conference on Bio-Energy and Environmentally Sustainable Agriculture Technologies). Tahun 2021 penulis melanjutkan studi doctor di Program Studi Ilmu Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Beberapa karya ilmiah dalam dua tahun terakhir ini adalah artikel dalam jurnal international berputasi diantaranya Indian Journal of Agricultural Research (Vol.52 No.5, 2020), Sains Tanah-Journal of Soil Science and Agroclimatology (Vol.17. No.2, 2020) dan artikel dalam Prosiding Terindex yaitu Web of Conferences (2021).

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Pengantar Editor
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab I: Pendahuluan
     A. Alam Semesta (The Univers of Nature)
          1. Bumi dan organisme
          2. Pertanian, ekologi, dan agroekosistem
     Daftar Pustaka
Bab II: Ekologi dan Ekosistem
     A. Teori Dasar Dalam Sistem Pertanian
     B. Prinsip Ekologi Dalam Sistem Pertanian
     C. Mekanisme Kinerja Ekosistem
     D. Landasan Ekosistem Untuk Optimalisasi Produksi Pertanian
     Daftar Pustaka
Bab III: Lingkungan dan Vegetasi
     A. Azas Ekologi
          1. Azas faktor pembatas
          2. Azas holocoenotik
     B. Lingkungan Vegetasi
          1. Tanah
          2. Air
          3. Suhu
          4. Cahaya
     C. Komponen Biotik
          1. Interaksi Antar Organisme
     Daftar Pustaka
Bab IV: Dinamika Ekosistem
     A. Tipe Suksesi
          1. Suksesi primer
          2. Suksesi sekunder
          3. Suksesi perairan
     B. Interaksi Organisme
     C. Komunitas Vegetasi
     D. Ekotone
     E. Stratifikasi Komunitas
     Daftar Pustaka
Bab V: Adaptasi dan Distribusi Vegetasi
     A. Mekanisme Adaptasi
     B. Distribusi Vegetasi
     C. Tipe Distribusi Vegetasi
     D. Toleransi Vegetasi
     Daftar Pustaka
Bab VI: Indikator dan Kompetisi Vegetasi
     A. Indikator Vegetasi
          1. Azas fitoindikator
          2. Fitoindikator pada berbagai segi
     B. Kompetisi Vegetasi
     C. Kompetisi Mendapatkan Unsur Hara dan Air
     D. Kompetisi Mendapatkan Cahaya
     Daftar Pustaka
Bab VII: Agroekosistem
     A. Pertanian Ramah Lingkungan
     B. Proses Produksi Pertanian
     C. Struktur dan Fungsi Agroekosistem
     D. Tipe dan Kharakteristik Agroekosistem
     Daftar Pustaka
Bab VIII: Pertanian Berkelanjutan
     A. Pertanian Berkelanjutan
     B. Metode Pertanian Berkelanjutan
          1. Penanaman campuran atau penanaman beragam Mixed cropping
          2. Pergiliran tananam
          3. Pengelolaan Tanah
     C. Bio-Fertilizers dan Penggunaaannya Dalam Pertanian
     D. Pertanian Organik dan Manfaatnya
     E. Pengelolaan Hama Terpadu (PHT)
     Daftar Pustaka
Grosarium
Sampul Belakang