Tampilkan di aplikasi

Buku Sidogiri hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Di Manakah Allah?

Bunga Rampai Dialog Iman-Ihsan

1 Pembaca
Rp 55.000 60%
Rp 22.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 66.000 13%
Rp 19.067 /orang
Rp 57.200

5 Pembaca
Rp 110.000 20%
Rp 17.600 /orang
Rp 88.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Setiap orang wajib mengetahui Tuhannya. Mengenai sejauh mana dia mengetahui, dan dengan cara apa dia mencapai pengetahuan ini hal tersebut masih terdapat tahap-tahap tertentu. Menurut Imam al-ghazali, tingkat iman itu ada tiga: imannya orang awam, imanya al-Mukallimin (teolog), dan imannya al- Arifin (orang-orang yang makrifat.

Imannya awam adalah Imam taklid mereka beriman karena terpengaruh oleh kepercayaan yang tertanam di lingkungan sosialnya atau karena mengikuti tokoh-tokoh yang ia yakini kapasitasnya. Sedangkan, imamnya Al mutakallimin adalah kepercayaan yang disertai dengan dalil Nalar. Ibaratnya seperti orang yang mendengar suara Zaid di dalam sebuah rumah, lalu ia berkesimpulan dan meyakini ada Zaid di dalam rumah itu. Dan yang paling tinggi imannya al-arifin, yaitu iman yang musyahadah bi nuril yakin (menyaksikan melalui cahaya keyakinan). Ibaratnya, ia tidak hanya mendengar suara Zaid dari balik tembok, tapi ia masuk kedalam rumah itu itu dan melihatnya secara langsung titik yang terakhir inilah yang disebut Ihsan, atau keyakinan yang disertai dengan tahap-tahap musyahadah.

Dalam buku ini, KH. A. Nawawi Abd. Djalil menjawab berbagai pertanyaan akidah dari masyarakat dalam 2 pola iman itu. Umumnya, pertanyaan itu mengarah kepada ilmu kalam atau teologi yang menggunakan pola Nalar. Tapi, ada sebagian yang mengarah kepada tasawuf, atau iman dengan pola dzauq (perasaan) yang merupakan pengantar utama menuju Imam musyahadah.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: KH. A. Nawawi Abd. Djalil
Editor: Tim Pustaka Sidogiri

Penerbit: Sidogiri
ISBN: 9789792604344
Terbit: Maret 2011 , 234 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Setiap orang wajib mengetahui Tuhannya. Mengenai sejauh mana dia mengetahui, dan dengan cara apa dia mencapai pengetahuan ini hal tersebut masih terdapat tahap-tahap tertentu. Menurut Imam al-ghazali, tingkat iman itu ada tiga: imannya orang awam, imanya al-Mukallimin (teolog), dan imannya al- Arifin (orang-orang yang makrifat.

Imannya awam adalah Imam taklid mereka beriman karena terpengaruh oleh kepercayaan yang tertanam di lingkungan sosialnya atau karena mengikuti tokoh-tokoh yang ia yakini kapasitasnya. Sedangkan, imamnya Al mutakallimin adalah kepercayaan yang disertai dengan dalil Nalar. Ibaratnya seperti orang yang mendengar suara Zaid di dalam sebuah rumah, lalu ia berkesimpulan dan meyakini ada Zaid di dalam rumah itu. Dan yang paling tinggi imannya al-arifin, yaitu iman yang musyahadah bi nuril yakin (menyaksikan melalui cahaya keyakinan). Ibaratnya, ia tidak hanya mendengar suara Zaid dari balik tembok, tapi ia masuk kedalam rumah itu itu dan melihatnya secara langsung titik yang terakhir inilah yang disebut Ihsan, atau keyakinan yang disertai dengan tahap-tahap musyahadah.

Dalam buku ini, KH. A. Nawawi Abd. Djalil menjawab berbagai pertanyaan akidah dari masyarakat dalam 2 pola iman itu. Umumnya, pertanyaan itu mengarah kepada ilmu kalam atau teologi yang menggunakan pola Nalar. Tapi, ada sebagian yang mengarah kepada tasawuf, atau iman dengan pola dzauq (perasaan) yang merupakan pengantar utama menuju Imam musyahadah.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penerbit
Al-hamdulillâhi Rabbil-‘âlamîn. Bisa menerbitkan buku serial “Pegangan Hati” dari Hadratusy-Syaikh KH.A. Nawawi Abd. Djalil ini adalah anugerah tersendiri bagi kami. Pertama karena materi dalam buku ini berisi persoalan-persoalan akidah yang harus diketahui oleh setiap individu muslim tanpa terkecuali. Kedua karena buku ini memang telah lama dinantikan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat.

Materi yang dimuat dalam buku ini diangkat dari rubrik Sowan di Buletin Sidogiri mulai edisi 1 sampai edisi 50, yakni selama sekitar 5 tahun terbit, dan ini adalah serial perdana dari rangkaian serial “Pegangan Hati” yang insyâ-Allah akan kami terbitkan selanjutnya, setelah kelak Buletin Sidogiri mencapai edisi ke- 100. Untuk itu kami mohon doa dari pembaca sekalian, semoga terus bisa eksis dan maju.

Akhirnya, semoga suguhan kami ini benar-benar bisa memberikan manfaat yang besar kepada pembaca sekalian, berupa pemahaman yang benar mengenai akidah Islam dan hal-hal terkait. Amin.

Daftar Isi

Pedoman Transliterasi
Daftar Isi
Pengantar Penerbit
Prakata
Allah Berbeda dengan Makhluk dan Mandiri
Di Manakah Tuhan Berada?
Apa Lauh Mahfuzh, Kursi, dan 'Arsy Itu?
Al-Quran Kalam Allah Al-Qadim
Bisa Panjang Umur?
Pendapat Ahlusunah, Qadariyah, dan Jabariyah
Sifat Ma'nawiyah dan Ma'ani
Makhluk Pertama dan Kekekalan Akhirat
Allah Tidak Tampakkan Wujud-Nya
Peran Kafir Seorang Artis
Musibah Termasuk Rahmat?
Di Mana Lokasi Surga dan Neraka Saat Ini?
Iman Kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul
Nabi Khidir dan Rijalul-Ghaib
Allah di Thur Sina?
Allahu Akbar (?)
"Allah" dan "Rabb"
Bermimpi Nabi
Makna Syahadatain
Penjelasan Ayat Fi Sittati Ayyam
Bagaimana Nabi Melihat Allah?
Antara Meminta dan Pasrah
Tasalsul dan Daur
Banyak yang Takziah, Karamah
Haqiqat dan Thariqah
Rasul Ummi
Firman Allah Kepada Musa
Takdir Masuk Neraka
Tahu Diri, Tahu Tuhan
Ihsan
Dua Versi Qadha'
Batas Kekuasaan Allah
Nabi Ibrahim Berbohong?
Pergi ke Dukun
Mati, Lalu Hidup Lagi
Allah Butuh Disembah?
Sifat azh-Zhahir dan al-Bathin Bertentangan?
Memakai Azimat
Allah Lebih Dekat dari Urat Leher
Siapakah Wali Quthub Itu?
Hak Akal dalam Membahas Kekuatan
Agar Tidak Malas Beribadah
Siapakah Yang Menggoda Iblis?
Nabi Khidir Masih Hidup?
"Man" di Langit dan di Bumi
Niat Taqarrub Dianggap Riya'
Benarkah Ikut Tarekat Tak Perlu Salat
Alam Diciptakan Karena Nabi Muhammad?
Orang Bertaklid Kekal di Neraka?
Antara Istikharah dan Jodoh
Su'ul-Khatimah Menghapus Amal Baik?
Kalimat Tauhid dan Ba'-nya Bismillah
Bisikan Setan Tentang Sifat Allah
Beda Kekalnya Allah dan Kekalnya Surga
Zikir Fida' Berguna untuk Orang Mati?
Dokter Kristen Mengkhitan Baca Syahadat
Perbuatan yang Dianggap Sebabkan Miskin
Salawat Nabi pada Dirinya Sendiri
Rahasia Makrifat dan Mukasyafah
Maksud Dzat, Sifat, dan Perbuatan Allah Satu
Yakin Punya Kekuasaan Sendiri, Kufur
Perkara Gaib Versus Kecanggihan Teknologi
Bersekolah di Sekolah Non-Muslim
Rahasia Waktu Terjadinya Lailatul Qadar
Libur Hari Ahad atau Jumat?
Benarkah Benda Pusaka Punya Khasiat?
Bagaimana Cara Mendalami Ilmu Tauhid?
Rahasia Salat Khusuk dan Dekat Dengan Allah
Meyakini Manusia Keturunan Kera, Kafir?
Bolehkah Mempercayai Hari Nahas?
Salahkah Benci Pada Ahli Maksiat?
Maksud "Agama Adalah Nasihat pada Allah"
Mengapa Talkin Mayit Perlu Dilakukan
Kontroversi Pendapat Ibnu Arabi Tentang Firaun
Pengikut Syafii Berbeda dengan Imam Syafii
Ba' dan Sin Bismillah, Sambung atau Tidak
Manusia Bisa Bermimpi Bertemu Allah?
Bolehkah Memasang Jimat Anti-Maling?
Memintakan Rahmat Untuk Nabi Tidak Sia-sia?
Laki-laki Dapat Bidadari, Perempuan Bagaimana?
Tafsir Guruh dan Kilat Suara Malaikat
Hukum Orang Islam Berceramah di Gereja
Siapa yang Menomori Ayat Al-Qur'an?
Doa Panjang Umur Bisakah Ubah Takdir?
Mengapa Setan Banyak Disebut, Bukan Iblis?
Malaikat dan Jin Terbuat dari Apa?
Wajib Mengetahui Nabi-nabi dengan Urutannya?
Bolehkah Mengagungkan Manusia?
Apa Perbedaan Maghfirah dan Afwu?
Ucapan Abu Bakar Tentang Hakikat Allah
Mengapa Allah Menakdirkan Hidup Cacat?
"Asyhadu" Bisa Diganti "A'lamu"?
Maksud Hadis Ramalan Fitnah
"Syakir" dan "Syakur" Berbeda?
Benarkah Akhirat tidak Kekal?
Maksud Syari'ah, Thariqah, dan Haqiqah
Benarkah Allah Berada di Atas 'Arsy?
Benarkah Orang Sekarat Didatangi Setan?
Mengapa Nabi Pernah Bangun Kesiangan
Maksud Hadis "Allah Menjadi Matanya"
Bolehkah Mengatakan Allah Ada di Atas?
Ilmu yang Wajib Dicari Apa Saja?
Batas Sabar Menghadapi Musibah
Benarkah Tulang Makanan Jin?
Nabi Juga Rahmat Bagi Orang Kafir?
Nabi Isa, Khidir, dan Jibril Sahabat Nabi?
Maksud Salawat Malaikat Berarti Istighfar
Maksud Kam Muttashil dan Kam Munfashil
Hukum Mengatakan Semua Agama Itu Sama
Menambahkan Kalimat Syahadat
Al-Qur'an Zaman Sekarang Tetap Qadim?
Maksud Tak Boleh Menyingsingkan Baju?
Bolehkah Merasa Cukup dengan Ilmu?
Maksud Allah Berada di Arah Pandangan
Siti Maryam Seorang Nabi?
Dalil Mengenai Gurauan Rasulullah
Jumlah Malaikat Raqib dan Atid
Membunuh Laba-laba
Imam Sibawaih Keramat karena Nahwu?
Tentang Tingkat-tingkat Keimanan
Allah adalah Cahaya Langit dan Bumi
40 Tahun dalam Hukuman Zina
Iblis Termasuk Jenis Malaikat?
Antara Keutamaan Berjemaah dan Bersiwak
Membunuh Cicak, Dapat Pahala
Pengobatan Batin
Waswas terhadap Sifat Allah
Persaksian Palsu untuk Mayit
Siksa Kubur, Ruh atau Jasad?
Ayah Para Nabi tak Ada yang Kafir?
Abu thalib Pernah Dibangkitkan?
Ayam Mendengar Siksa Kubur?
Hukum Salat Hadiah
Menuduh Kafir, Murtadkah?
Menjawab Salamnya Orang Kafir
Memintakan Rahmat untuk Rasulullah
Maksud "Maqaman Mahmudan"
Ibu Hawa Turun di India?
Nabi Muhammad Pernah Azan?
Qunut, Minta Perlindungan dari Takdir?
Melihat Kemaluan Bikin Mata Rabun
Sudah Taubat tapi Maksiat Lagi
Warak Sampai Tidak Kuat Ibadah
Syahadat Hanya Kepada Nabi Muhammad?
Sujud Tanpa Maksdu Apa-apa
Bangga Dengan Maksiat
Lailatul Qadar untuk Umat Lain
Mencium Kaki Ulama
Tombo Ati, Ada Dalilnya?
Sembelih Ayam untuk Menolak Gangguan Jin
Ibadah Puasa Bisa Riya'?
Membaca al-Qur'an sambil Nongkrong
Takdir Bisa Berubah karena Usaha?
Salat Istikharah, Perlu Menunggu Mimpi?
Sarang Laba-laba Menyebabkan Fakir?
Puasa Muharam Melebihi Pahala Haji?
Keistimewaan Selalu Punya Wudhu
Makhluk Terhebat dan Kekuasaan Allah
Hari Rayanya Malaikat
Maha Adil, Kok Menciptakan Neraka?
Kelahiran Rasulullah bukan di Bulan Mulia?
Munkar Nakir, Ada Dua atau Banyak?
Kenapa Nabi Adam Masih Melanggar?
Empat Pertanyaan tentang Allah
Malaikat Menikah di Surga?
Kata Laknat untuk Muktazilah
Nahas Gara-gara Tabrak Kucing
Istighfar yang Butuh Istighfar
Menyesal Jadi Manusia
Hikmah Salat Menghadap Kiblat
Salat Da'im dalam Aliran Kebatinan
Surga Nabi Adam
Tempat Arwah Sebelum Kiamat
Tentang Keadilan Allah
Apakah Allah Bisa Dilihat?
Macam-macam Tauhid
Membaca Tanpa Melalui Guru
Tidak Menjawab Azan Bisa Su'ul-Khatimah
Tetap Suami-Istri Hingga ke Surga
Fitnah terhadap Siti Aisyah
Bisikan Kafir atau Murtad
Antara Naik Haji dan Takdir
Taubatan Nashuha Bisa Mengahpus Dosa
Penetapan Nama Allah
Antara Senin dan Jumat
Wihdatul-Wujud dan Kejawen
Dosa dan Suratan Takdir
Eksistensi "Kun" dalam Penciptaan
Tanda Adanya Allah dalam Ketiadaan Alam
Arti dari Qiyamuhu bi-Nafsihi

Kutipan

Allah Tidak Tampakkan Wujud-Nya
Pertanyaan Kami ingin penjelasan yang lebih luas tentang mengapa Allah itu tidak menampakkan Dzat/Wujud yang sebenarnya kepada makhluk-Nya?

Jawaban Sebenarnya hakikat dari Dzat Allah itu wajib bersifat Mukhâlafah lil-Hawâdîts, yang berarti Dzat Allah tidak menyamai kepada Hawâdîts/zat yang lainnya. Jadi Dzat Allah tidak bisa diketahui dengan secara hakikat, apalagi dilihat. Begitu juga sifat-sifat-Nya tidak bisa diketahui secara hakikatnya. Seperti kita mengetahui bahwa Allah adalah Wujûd dan Maha Mengetahui, tapi mengenai hakikat wujud dan ilmu-Nya tidak bisa kita ketahui. Sebab, hakikat wujud dan ilmu-Nya tidak sama dengan hakikat-hakikat wujud dan ilmu yang lain. Beda dengan wujudnya manusia, kita bisa mengetahui bahwa wujudnya Zaid dari nuthfah (sperma) yang diproses dalam rahim ibunya, lalu dilahirkan berupa bayi. Jadi, wujudnya mulai dari lahir dan seterusnya dapat kita ketahui. Ada cerita bahwa Nabi Musa pernah melihat Nûr Allah, lalu beliau langsung pingsan, tidak kuat melihat kepada Nûr Allah, apalagi kepada Dzat-Nya.