Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

TIGA Bulan terakhir negeri ini gaduh dengan serentetan polemik yang kesemuanya diawali dari lisan. Kegaduhan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, jika semua pihak utamanya para pejabat publik di negeri ini mampu menjaga lisannya dengan baik.

Apalagi, seorang pejabat tidak hanya dituntut cakap dalam menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya, tetapi juga harus mampu menjaga lisannya. Kenapa? ya tentu saja jawabannya karena apapun yang keluar dari mulut para elite dan pengambil kebijakan akan menjadi perhatian bagi masyarakatnya.

Tak salah tentunya, sebuah pribahasa lama yang menyebutkan lisanmu adalah surga nerakamu. Tak berlebihan memang karena benar adanya surga dan neraka kita, juga tentunya tak lepas dari lisan kita.

Jangan sampai, alih-alih fokus memberikan yang terbaik bagi masyarakat, malah sibuk klarifikasi ini dan itu hanya karena salah satu kalimat.

Kita tentu patut bersyukur, karena kegaduhan demi kegaduhan akhirnya mulai tenggelam. Terlebih masyarakat juga tampaknya tak lagi peduli dengan segala tetekbengek yang hanya membuat kita hanya bisa mengurut dada.

Apalagi, persoalan hidup juga masih tampak di depan mata. Minyak goreng yang belum juga mudah dijumpa, meski berbagai operasi pasar murah minyak goreng murah yang seolah tak pernah jeda.

Karena faktanya, antrian panjang di pagi buta demi dua liter minyak goreng masih nyata di depan mata.

Satu belum reda, badai susulan pun bermunculan. Kenaikan harga daging-dagingan hingga gas elpiji adalah beberapa di antaranya saja.

Di luar itu, masyarakat masih juga harus berjibaku memperjuangkan hidup di tengah kepungan wabah pembawa petaka bernama Corona.

Tentu manjadi harapan seluruh rakyat di Indonesia. Agar para pejabat di semua lingkup tingkatan dapat lebih bijaksana ke depannya.

Tak hanya pandai menjaga kata-kata, tapi lebih elegan dan bijaksana mengumbar lisannya.

Karena rakyat saat ini jauh lebih membutuhkan aksi nyata mereka untuk mengurai berbagai persoalan yang kian membuat rakyat menanggung beban beratnya.

Bisa dikata, inilah saatnya semuanya puasa bicara dan fokus menuntaskan persoalan seperti upaya mendorong penurunan harga.

Fokus menyiapkan inovasi jitunya untuk mengurai kenaikan harga yang seolah dianggap biasa saat datangnya bulan puasa.

Kita tentu juga percaya, bahwa pemerintah sebenarnya tidak berdiam diri mengetahui lonjakan harga. Hanya saja, saat ini mungkin belum ada cara sempurna untuk mengurai benang merah kenaikan harga.

Karenanya, dari pada para pejabat kita terus mengumbar kata-kata tanpa makna. Akan lebih baik jika mereka berlomba menghadirkan kerja nyata, menyelesaikan masalah yang di depan mata. Menghadapi kenaikan harga menjelang datangnya bulan puasa.

Maret 2022