Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

UNTUK apakah Persib mengakuisisi Blitar United? Satu-satunya alasan yang masuk akal adalah soal bisnis sepak bola. Di luar itu, rasa-rasanya tidak.

Tak perlu percaya berlebihan bahwa Blitar United akan jadi tim satelit Persib. Kalau itu niatnya, mestinya bisa mengakuisisi Maung Bandung FC, klub Liga 3 yang secara historis juga dekat dengan Bandung.

Sebagai tempat menampung pemain-pemain Persib yang jarang masuk tim inti? Ini juga sepertinya tidak. Atau, setidaknya tak tepat. Kalaupun ini terjadi, maka itu adalah kesalahan manajemen sendiri. Kenapa mengontrak pemain banyak-banyak, melebihi kebutuhan? Lebih dari itu, sesuai aturan, Persib juga memiliki tim dari berbagai jenjang usia yang kompetisinya pun resmi dari PSSI. Itulah ladang sesungguhnya Persib. Itulah tim satelit sesungguhnya dari Pangeran Biru.

Jadi, untuk apa? Ya, setidaknya, dari penglihatan sementara, maksudnya tak lebih dari bisnis sepak bola. Ini wajar. Bukan sesuatu yang ‘haram’ di sepak bola, termasuk industri sepak bola.

Menjadikan Blitar United jadi tim satelit dan menamaiknya dengan Persib B, juga masih penuh tanda tanya. Di luar negeri, tak sedikit klub maju punya tim satelit. Posisinya semata-mata tim kedua, tim pelapis. Nasibnya semata-mata tim pelapis, takkan pernah sejajar dengan klub utama. Tak pernah naik ke level tertinggi.

Apakah Blitar United alias Persib B akan bernasib serupa? Apakah regulasi menyangkut keberadaan tim satelit ini sudah diakomodasi PT LIB pun menyembulkan pertanyaan yang sama menariknya. Tak bisa promosi, rentan degradasi.

Satu hal yang berbeda dengan sepak bola di luar negeri adalah sportivitasnya sedemikian tinggi. Tak dibolehkannya tim satelit sejajar dengan tim utama adalah menjaga itu. Agar tak terjadi konflik kepentingan. Tak boleh saling bantu. Di sini, masih amburadul. Seorang pemilik modal kaya raya masih bisa memiliki saham di berbagai klub sehingga peluang terjadinya konflik kepentingan itu tinggi.

Maka, sebelum PT PBB menjelaskannya secara terang-benderang, kita sepatutnya percaya pada satu hal saja dulu: pengambilalihan Blitar United tak lebih dari sekadar jalan industri sepak bola. (*)

Juni 2019