Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

Dia digagas Pemprov Jawa Barat, didorong pembangunan awalnya oleh pemprov juga, dituntaskan pemerintah pusat, diresmikan Presiden jokowi, lalu siapa yang bertanggung jawab terhadap nasib Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati saat ini? Tentu saja, PT BIJB. Dia adalah perusahaan patungan antara Pemprov Jawa Barat, Angkasa Pura II, dan PT Jasa Sarana. Tentu saja pemerintah pusat tak bisa lepas tangan karena ini adalah salah satu proyek yang masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Kita perlu mengingatkan karena kondisi BIJB Kertajati saat ini kian merisaukan. Bagaimana mungkin sebuah PSN bisa hadir jika hanya untuk melayani satu kali penerbangan dalam seminggu? Begitulah fakta yang terjadi di BIJB kertajadi.

Kondisi BIJB sekarang berbanding terbalik dibanding ketika hendak diresmikan tahun lalu. Saat itu, semua orang saling berlomba, seolah memiliki “saham terbesar” dalam pembangunannya.

Kini? Pemprov Jabar sebagai salah satu pemilik saham terbesar di PT BIJB, sudah melakukan upaya, tapi tak efektif. Sebab apa? Karena regulasi soal penerbangan ada di pemerintah pusat. Yang bisa dilakukan Pemprov Jabar tak signifikan artinya, seperti mengimbau aparatur sipil negara menggunakan BIJB jika hendak bepergian menggunakan pesawat udara.

BIJB sendiri “tak laku” karena beragam hal. Pertama, industri penerbangan tengah lesu, terutama karena harga tiket yang melambung tinggi. Kedua, akses jalan menuju Kertajati masih jauh karena belum tuntasnya Tol Cisumdawu. Dua hal terpenting itu ada di tangan pemerintahan pusat.

Maka, yang bisa menjadikan BIJB sebagai PSN yang tak sia-sia, sebenarnya juga pemerintah pusat. Yakni dengan mengambil langkah-langkah yang perlu menyelamatkan BIJB Kertajati. Mempercepat penuntasan Tol Cisumdawu dan mewujudkan perpindahan sebagian penerbangan menuju Jawa Barat yang hingga kini masih terpusat di Bandara Husein Sastranegara.

Di luar hal eksternal itu, yang juga dibutuhkan adalah betul-betul menjadikan PT BIJB sebagai badan usaha yang sungguh profesional. Tidak seperti sekarang, saat usaha patungan itu tinggal menyisakan seorang direksi saja.

Jika tidak, maka BIJB Kertajati yang saat diresmikan begitu diagung-agungkan itu, kini akan menjadi sejarah panjang penuh ironi.

April 2019