Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

MUNGKIN, sekali waktu, perlu ada mata pelajaran Pendidikan Moral Media Sosial (PMMS) di sekolah-sekolah. Kehadiran teknologi informasi, terutama media sosial, membuktikan sebagian kita sulit mencapai apa yang disebut someah.
Tengoklah rata-rata media sosial saat ini. Kebanyakan isinya karut-marut. Sumpah serapah. Perundungan siapa saja yang tak disukai. Informasi bohong, hoaks.
Kita hendak bebas berdemokrasi, termasuk bebas berbicara, tapi harus kita akui, sebagian besar kita belum siap untuk itu. Sebagian besar kita itu tak lagi memiliki kesantunan, sebagaimana sifat rata-rata bangsa ini, entah di wilayah manapun.
Apa yang ada di media sosial, adalah gambaran kita seutuhnya. Ada yang suka bohong-bohongan. Ada yang suka kegaduhan. Ada yang suka merundung. Ada yang suka jaim.
Sikap-sikap di dunia maya itu, pada akhirnya, tinggal menunggu waktu untuk terwujud di dunia nyata. Itu ketika norma-norma adab dan adat kian terkikis oleh kemajuan zaman.
Tentu saja, ini kondisi yang berbahaya. Bayangkan, orang Jawa Barat yang terkenal someah (ramah dan suka senyum) itu, bisa jadi suatu ketika, karena pengaruh teknologi informasi yang tak terhindarkan itu, menjadi bersikap kasar. Ketika itu terjadi, maka itulah saatnya Jawa Barat kehilangan kesundaannya.
Kondisi itu tentu saja mengerikan. Maka, jalan menuju ke arah itu harus ditutup. Jabar harus tetap someah. Sebab, begitulah Jabar adanya meski generasi terus berganti. Itulah sifat warga Jabar, modal Jabar.
Kita mendukung langkah Pemprov Jabar, menggelorakan kembali kultur someah itu. Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, mereka menggelar deklarasi Jabar Someah pada Riksa Budaya di Kampung Budaya Sindangbarang, Tamansari, Kabupaten Bogor. Juga akan digelar di berbagai kota lainnya.
Tetapi, semestinya ini bukan hanya program Disparbud, melainkan seluruh pemangku kepentingan di Jabar. Kampanye ini harus dilakukan di berbagai lini, terutama pula melalui Dinas Pendidikan. Merekalah yang punya otoritas sekaligus kewajiban mendidik karakter generasi penerus agar tetap menjunjung tinggi kultur Jabar yang someah, rengkuh, dan (selalu menyampaikan ucapan) hatur nuhun itu.
Kita tak ingin Jawa Barat kehilangan kesundaannya. Karena itu, kita mengajak seluruh pihak, untuk ikut bersama-sama, bagaimana mempertahankan kultur dan karakter yang baik itu, termasuk di tengah hiruk-pikuk kebablasan media sosial, hingga sekali waktu kita bisa menegaskan: Jabar tak butuh mata pelajaran Pendidikan Moral Media Sosial. (*)

November 2019