Haluan dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

Kepala BNPB Letjen Doni Monardo pantas kecewa menyusul hilangnya bibit pohon di sepanjang pantai Sumbar.

Padahal, pohon tersebut ditanam dengan harapan bisa menjadi penangkal tsunami. Daerah ini, memang rawan. Sayangnya, tak diikuti dengan tanggung jawab publik mengamankan apa yang sudah dibangun untuk meminimalisir dampak tsunami.

Sumbar memang rawan akan bencana tersebut. Selain itu, juga ada banyak macam bentuk bencana yang melanda daerah ini.

Makanya, sebagian menyebut Sumbar sebagai daerah supermarket bencana.

Ancaman Megathrust sepertinya belum disadari penuh oleh masyarakat. Lebih pilu lagi, daerah ini adalah kampung halaman sang jenderal.

Ancaman nyawa atas bencana yang tergolong super dahsyat itu belum diiringi dengan sikap saling menjaga aset yang memungkin melindungi mereka dari dampak bencana. Belum lagi alat Buoy (Tews; Tsunami Early Warning System) di sepanjang lautan pantai barat Sumbar. Ada yang hilang, ada yang rusak dan ada yang komponennya dicuri.

Kisah ini sebenarnya nyaris berlangsung menahun. Tahun 2017 silam, Sumbar dihebohkan dengan terungkapnya kasus pembabatan hutan mangrove di Kawasan Wisata Terpadu Mandeh, Pesisir Selatan.

Sejumlah pejabat terseret-seret persoalan hukum dan kini akan segera memasuki fase persidangan di pengadilan.

Kendati penanganan kasus ini memakan waktu menahun, tentunya banyak yang harus menjadi catatan. Kepastian hukum, itulah yang harus dicermati karena di mata hukum, pisaunya tak harus tumpul sebelah. Kedua bilah pisau harus tajam karena hukum tak mengenal kasta. Itu idealnya.

Jika hukum masih tumpul sebelah karena perangkat hukum masih menimbang kiri kanan, preseden buruk akan tercipta.

Alhasil, terulang lagi kasus serupa. Masih di Sumatera Barat. Kali ini, kasus tersebut merebak di Kota Pariaman saat pembangunan jalan kampung di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.

Kini, ujian ada di perangkat hukum di wilayah Polres Pariaman Kota. Sejauh mana tim terkait bisa “mengurus” persoalan ini agar tak berlarut-larut, agar tak lagi terulang di masa datang di wilayah lainnya serta menjadi efek jera. Jika masih berkaca pada kasus serupa di Pesisir Selatan, siap-siap sajalah, belantara mangrove di belahan lain di Sumbar akan mengalami nasib serupa.

Mangrove memegang peranan penting dalam melindungi lingkungan. Mangrove melindungi daratan dari abrasi, mengontrol intrusi air laut, dan yang terpenting sebagai tempat pemijahan ikan, udang, kepiting juga biota laut lainnya.

Dengan kondisi demikian, diperlukan upaya khusus untuk menjaga kelestarian mangrove. Rehabilitasi dan konservasi menjadi salah satu upaya konkrit selain upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap mangrove.

Desember 2019