Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

Entah siapa otak di belakang itu, ada provokatornya atau tidak, apa yang terjadi di Kota Bandung pada peringatan Hari Buruh itu, kita kecam. Ulah mereka hanya akan membuat banyak pihak paranoid terhadap aksi-aksi demonstrasi buruh.

Satu hal yang pasti, para pelaku itu bukanlah buruh. Mereka, dari informasinya, dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Dugaan kita, mereka bukan massa pro buruh. Bukan tak mungkin kehadiran mereka sengaja diciptakan oleh pihak-pihak yang hendak memprovokasi bahwa Hari Buruh rawan keamanan.

Jika itu yang mereka kehendaki, maka sejatinya mereka sudah gagal total. Sebab, aksi buruh, seperti yang terjadi di sekitar Monju dan Gedung Sate, berlangsung tenang. Yang hadir ribuan buruh dari berbagai penjuru.

Jika kita melihat, akhir-akhir ini aksi buruh tak lagi memicu rusuh. Kita memandang buruh selama ini hanya fokus pada perjuangan nasibnya. Jadi, bukan hal-hal lain. Sepanjang perjuangan mereka adalah untuk perbaikan nasib, aksi mereka damai-damai saja.

Setidaknya ada dua kesempatan di mana buruh dalam jumlah sangat besar turun aksi. Pertama, saat penetapan upah minimum. Kedua, saat peringatan Hari Buruh. Rasa-rasanya, dalam setahun-dua, bahkan untuk wilayah Jawa Barat lebih dari itu, tak ada keributan, tak ada kericuhan.

Tapi, kesan bahwa aksi buruh selalu memiliki potensi besar memicu kericuhan, masih tinggi di kalangan aparat keamanan dan ketertiban kita. Itu sebabnya, setiap Hari Buruh, informasi yang banyak beredar adalah soal pengerahan pasukan yang cukup besar. Situasi semacam itu, disadari atau tidak, justru bisa memicu orang-orang untuk menyulut kericuhan seperti yang terjadi di kawasan Dago dan Dipatiukur itu.

Di sisi lain, tentu kita apresiasi kecepatan dan ketepatan aparat kepolisian mengamankan aksi kericuhan dan vandalisme itu. Sebab, apa yang dilakukan pihak-pihak tersebut bukan hanya membuat kisruh di kalangan warga Kota Bandung yang tenang, melainkan juga melukai perjuangan buruh.

Kita berharap, aparat kepolisian menelisik peristiwa tersebut dan menjatuhkan hukuman yang setimpal. Kita berharap polisi menemukan aktor intelektualnya dan memastikan menghukum pelaku yang telah mencederai perjuangan buruh itu.

Mei 2019