Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

Sekitar pukul 19.15 WIB, Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin mengumumkan hasil hilal penentuan Ramadan 1440 Hijriyah. Diumumkan bahwa 1 Ramadan bertepatan dengan 6 Mei 2919. Artinya, mulai Senin hari ini, umat Islam bertemu kembali dengan bulan yang ditunggu-tunggu, bulan penuh amaliah, bulan 1.000 bulan.

Tentu saja, umat Islam menyambut Ramadan dengan riang gembira. Sebab, Ramadan bukan hanya ladang amal, tapi juga ajang menghapus dosa. Begitulah pandangan umum umat terhadap Ramadan.

Tetapi, ada sedikit mengganjal buat kita. Bukan soal Ramadan dengan segala macam maknanya. Yang menggelitik kita adalah lambatnya pengumuman penetapan 1 Ramadan dilakukan pemerintah.

Kewajiban paling utama Ramadan adalah berpuasa, menahan diri dari segala yang membatalkannya, sejak terbit fajar hingga tenggelam matahari. Tapi, proses ibadah Ramadan sudah dilakukan malam sebelumnya. Salat tarawih pertama didirikan umat Islam malam sebelum berpuasa keesokan harinya.

Rentang waktu antara pengumuman hasil hilal dengan tarawih, terasa sedmikian sempit untuk wilayah Jakarta atau Bandung. Masih ada kesempatan. Tapi, bagaimana dengan saudara-saudara kita yang berada di wilayah tengah dan timur negeri ini? Ketika Menteri Agama mengumumkan hilal sudah datang, umat Islam di Papua mungkin sudah selesai menjalankan ibadah tarawih pertama. Pun begitu di wilayah Sulawesi, Kalimantan bagian timur, atau di Bali, misalnya.

Kita tidak paham sepenuhnya bagaimana penetapan hisab dan hilal. Tapi, kalau Muhammadiyah saja jauh hari sudah menetapkan 1 Ramadan bersamaan dengan 6 Mei, hemat kita ada cara-cara yang lebih cepat menetapkan Ramadan.

Bukan apa-apa, ini kita maksudkan agar Kementerian Agama melayani umat di seluruh tiga sistem waktu di Tanah Air. Kasihan, saudara-saudara kita yang catatan waktunya lebih cepat satu atau dua jam, menunggu waktu lebih lama untuk menjalankan ibadah tarawihnya.

Marhaban Ya Ramadan.

Mei 2019