Patut kita bersyukur, pada hari pertama Ramadan 1440 Hijriyah, tingkat kehadiran abdi negara di wilayah Jawa Barat cukup mengesankan. Di beberapa kabupaten/kota, termasuk juga Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tingkat kehadirannya mencapai 100%.
Patut kita berterima kasih kepada aparatur sipil negara (ASN) itu. Tetapi, di sisi lain, kita memang tidak menemukan ada alasan apapun bagi ASN untuk bermalas-malasan di bulan puasa ini.
Banyak hal yang menyebabkan itu. Ramadan adalah bulan penuh kebaikan. Semestinya ASN menjalankan tugas dalam koridor seperti itu. Menjadikan pekerjaan sehari-harinya sebagai salah satu bentuk amaliah membantu masyarakat.
Kedua, tentu saja, ASN sudah mendapatkan kemudahan sepanjang Ramadan. Jam ngantornya berkurang. Sekarang, hampir semua kantor sudah tutup pukul 14.30 WIB. Kita berharap, waktu jam kerja boleh berkurang, tapi semestinya diimbangi dengan kualitas kerja. Kualitas kerja itu akan bermakna ganda manakala ASN meniatkan apa yang dia kerjakan sebagai pertolongan untuk masyatakat.
Ketiga, tentu saja karena negara tidak mengurangi hak-hak ASN selama Ramadan. Bahkan sebelum Ramadan masuk, ASN sudah mendapatkan kabar gembira: negara akan membayarkan gaji ke-13 dan 14 untuk mereka. Gaji ke-13 dimaksudkan sebagai bantuan pendidikan menyongsong tahun ajaran baru, gaji ke-14 dalam bentuk tunjangan hari raya (THR).
Itu sebabnya, kita berpandangan, sudah sepantasnya ASN pun membalas kebaikan negara itu dalam bentuk kerja tanpa pamrih selama Ramadan. Menyelenggarakan setiap kewajiban yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Kita pun, dalam hal ini, mengimbau kepada masyarakat yang berurusan dengan ASN, untuk melakukan segala sesuatunya dalam konteks Ramadan. Apa itu? Saling menyadari kekuatan dan kekurangan kita sebagai manusia secara fisikal selama Ramadan. Dengan begitu, insya Allah, segala urusan yang berkaitan dengan pemerintahan pun akan bisa berjalan dalam irama Ramadan yang penuh berkah.