Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

Apa yang Anda rasakan pada pergantian tahun kali ini? Rasa-rasanya inilah pergantian tahun paling bermakna. Tahun baru tak lagi hanya ditandai dengan dentuman petasan, siraman kembang api, pesta pora, melainkan juga panjatan doa dari penjuru Nusantara.

Setuju atau tidak, pergantian tahun kali ini terasa lebih dalam maknanya. Warga mendatangi langgar, musala, masjid, lapangan, alun-alun, untuk melakukan introspeksi diri dan memanjatkan doa agar tahun 2019 yang sudah diinjak ini membawa lebih banyak kebaikan.

Kita patut bersyukur, imbauan beberapa kepala daerah agar warga tak lagi mewarnai perayaan tahun baru dengan pesta pora, mendapat sambutan dari warga. Kita berharap, aktivitas-aktivitas semacam ini lebih banyak agar kita tak hanya menjalani kehidupan duniawi.

Tahun 2018 yang lalu, bumi kita entah sudah berapa kali dilanda bencana. Dari longsor, angin puting beliung, banjir, gunung berapi meletus, hingga yang berkali-kali datang adalah tsunami yang mengerikan. Lombok, Palu, Donggala, Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan merasakannya.

Sudah saatnya kita tak hanya mengisi kehidupan dunia, tapi juga menghidupinya dengan doa-doa. Dengan harapan-harapan yang kita harapkan kepada Sang Maha Pencipta.

Bencana, langsung atau tidak langsung, salah satu penyebab utamanya adalah karena tak bisa menjaga ciptaan-Nya. Bumi rusak karena keangkuhan dan keserakahan kita. Alihalih merawatnya, tak sedikit di antara kita telah merusaknya.

Itulah sebabnya, doa-doa yang kita panjatkan di pergantian tahun itu, bukan hanya sekadar harapan, tapi juga pengakuan atas dosa-dosa yang sudah kita lakukan terhadap alam semesta.

Semoga Yang Maha Kuasa mendengar doadoa kita, semoga Yang Maha Pencipta berkenan dengan perubahan cara kita menyambut pergantian masa.

Januari 2019