Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

SURVEI yang dilakukan Median membuktikan satu hal: panggung politik kita berisik hanya karena elit. Di tataran akar rumput, perbedaan pilihan politik bisa terjadi tanpa kegaduhan.

Kenapa sampai pada kesimpulan seperti itu? Survei membeberkan ada 37,9% konstituen Partai Demokrat mengalihkan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Maruf Amin. Dugaan sementara, mereka kecewa karena Prabowo Subianto tak memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai wakil.

Berisik? Tidak. Panggung politik berisik ketika kader seperti Tuan Guru Bajang, Lukas Enembe, dan terakhir Nasrudin Azis mengalihkan dukungan ke Jokowi-Maruf. Sebab, selain dampak elektoralnya kecil, konstituen lain pindah tanpa deklarasi-deklarasi segala.

Hal serupa juga misalnya terjadi di Partai Hanura. Sebanyak 45,7% konstituen partai pengusung Jokowi-Maruf ini mengalihkan dukungan kepada Prabowo-Sandi. Berisik? Tidak. Hanura justru berisik ketika ketua umumnya tak dibolehkan KPU mencalonkan diri jadi anggota DPD.

Maka, sejatinya, jika kita ingin pemilu yang menggembirakan, mulut pertama yang perlu dibungkam bukanlah di tataran akar rumput, melainkan elit partai. Mereka rupanya yang membuat panggung politik heboh tak karuan.

Bolehkah mengalihkan dukungan? Sejatinya, jika fatsun pada partai, tentu saja sepatutnya mengikuti keputusan partai. Tapi, masing-masing pribadi memiliki hak politik yang sesuai keinginannya. Maka, jika elit partai hendak mengalihkan dukungan, sepatutnya belajar dari konstituen mereka, tak usah bikin berisik.

Politik kita sudah sedemikian gaduhnya. Tak sedikit yang bilang potensi perpecahan tidak sedikit. Kita anjurkan elit politik tutup mulut. Tak perlu, misalnya, merasa lebih Pancasilais dibanding pihak lain, tak perlu berkoar-koar cinta NKRI karena siapapun di negeri ini mencintai NKRI.

Jika masih juga ada elit politik yang bersikap seperti itu, seharusnya mereka malu karena harus lebih banyak belajar kepada konstituennya. Kalau itu yang terjadi, sungguh dunia memang sudah terbalik. (*)

Januari 2019