Inilah Koran dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi smartphone & tablet Android.

Editorial

Keputusan Miljan Radovic menggaet Srdjan Lopicic menghadirkan kontroversi. Sebagian bobotoh merespon negatif. Bahkan sampai menggalang penolakan lewat change.org. Kenapa tidak memberi kesempatan Radovic? Dalam sepak bola modern, otak teknis sebuah tim ada di tangan pelatih. Bukan manajer.

Bukan pula presiden klub. Pelatih yang tahu, strategi apa yang hendak dia gunakan sepanjang musim. Dia pula yang paham, pemain mana yang dia butuhkan.

Otak pelatih dipengaruhi latar belakangnya. Radovic yang Eropa Timur, akan berbeda strateginya dengan Mario Gomez yang Latin. Sama seperti kita membandingkan sepak bola Argentina dengan Kroasia, misalnya.

Kalau kemudian Radovic memilih Esteban Vizcarra dan Srdjan Lopicic masuk skuatnya, pasti karena dia merasa tenaga keduanya dibutuhkan. Jadi, pasti bukan karena Lopicic sesama Montenegro. Satu soal selesai.

Soal usia? Lopicic 35 tahun, Vizcarra 32 tahun. Tua? Mungkin. Tapi, bukankah Persib musim lalu juga menggaet pemain-pemain tua seperti Eka Ramdani atau Airlangga Sucipto? Tak ada yang menolak. Tak ada yang pesimistis.

Faktanya, baik Eka maupun Airlangga tak berbuat banyak untuk Persib musim lalu. Eka bahkan kemudian gantung sepatu. Semua normal saja. Apakah Lopicic sudah habis? Bisa jadi. Tapi, bisa jadi pula potensinya tak tergali karena gaya main klub lama yang tak cocok dengan dirinya.

Bukankah itu juga pernah terjadi pada Samsul Arif Munip di Persib. Seorang penyerang tajam di klub manapun, tapi melempem di Persib. Karena itu, karena kita paham urusan teknis ada di tangan Radovic, sebaiknya berilah dia kesempatan untuk membuktikan pandangan dan nalurinya tidak salah. Beri ruang dia membuktikan menggaet Lopicic adalah hal yang bermanfaat untuk Persib.

Satu hal yang harus kita pahami, pemain akan mengkilap bukan hanya karena dirinya saja, melainkan juga pelatih. Tengok transformasi Paul Pogba dari era Jose Mourinho ke Ola Gunnar Solskjaer kini.

Kalau misalnya mau mengkritisi, kecamlah misalnya jika kita tahu secara fisik Lopicic tak layak membela Persib, karena menyimpan cedera lama yang bisa parah, misalnya. Kalau soal teknis, gaya, akan banyak juga ditentukan cara pelatih.

Januari 2019